Latar Belakang Di Indonesia, sampah domestik Indonesia, jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total produksi sampah. Tujuan kegiatan meningkatkan pengetahuan mengenai bahan yang ramah lingkungan dan jenis jenis plastik yang susah terurai serta mengedukasi masyarakat tentang resiko kesehatan saat membakar sampah. Metode Pemberian penyuluhan kesehatan berupa ceramah tentang mengurangi pengunaan plastik sekali pakai dan resiko memakar sampah dekat dengan empat tinggal. Media yang digunakan adalah leaflet yang dibagikan ke rumah warga dan spanduk atau poster. Total peserta sebanyak 30 Kepala Keluarga yang berdomisili di RT 01 RT 02 RW 06 Kelurahan Binawidya Kecamatan Tampan. Hasil Sebanyak 40% (12 KK) memiliki pengetahuan yang baik tentang resiko membakar sampah dan menerapkan tidak menggunakan plastik sekali pakai dan terdapat 60% (18 KK) yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang resiko membakar sampah. Ada 20 KK (66,6%) dan yang tidak mendukung penerapan tidak menggunakan plasttik sekali pakai dan tidak membakar sampah sebanyak 10 KK (33,3%) dikarenakan kurangnya pengetahuan dan tuntutan masyarakat akan prasarana Tempat Pembuangan Sampah dan pengangkut sampah. Kesimpulan kegiatan penyuluhan ini dinilai efektif meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga tentang pengurangan pengguanaan sampah plastik serta dampak pembakaran sampah
Perilaku seksual remaja merupakan segala bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk perilaku seksual remaja dimulai dari tingkat yang kurang intim sampai dengan yang paling intim (melakukan hubungan seksual). Remaja usia 15-24 tahun yang melakukan hubungan seksual sebanyak 66,55% secara global, 2,2% di Malaysia, 45% di Provinsi Riau dan 44,23% di Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja SMA Negeri Se-Kota Pekanbaru tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel adalah 1000 orang remaja SMA Negeri Se-Kota Pekanbaru. Prosedur pengambilan sampel dengan cara systematic random sampling, pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square dan multivariat dengan uji regresi logistic ganda. Hasil penelitian menunjukkan proporsi remaja yang melakukan perilaku seksual berisiko sebanyak 280 orang (28%). Variabel yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah pengawasan orang tua (OR:115; 95%CI: 13,24-999, 72), mitos tentang seks (OR:12; 95%CI:2,61-57,32), gaya hidup (OR: 8; 95%CI: 1,35-47,46) dan jenis kelamin (OR: 0,2; 95%CI: 0,06-0,61), variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah tempat tinggal selama bersekolah dan variabel yang lainnya merupakan counfounding dengan variabel dependen maupun independen. Sebaiknya diharapkan ada kerja sama institusi kesehatan dengan Dinas Pendidikan dalam hal memberikan penyuluhan baik itu kepada orang tua, guru dan remaja itu sendiri mengenai bahaya perilaku seksual, penyakit menular seksual, mitos tentang seks dan sebagainya.
Latar Belakang Sunting merupakan gangguan pertumbuhan tinggi badan. Prevalensi stunting di Provinsi Riau berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia pada tahun 2019 yaitu 23,7% (standar WHO < 20%). Pemicu stunting ini multifaktor yang diawali mulai dari kehamilan sampai 2 tahun usia balita. Perlu upaya pencegahan untuk mengurangi prevalensi stunting tersebut. Tujuan, Untuk memberikan edukasi kesehatan masa kehamilan melalui leafleat dan banner pada ibu hamil. Metode, Edukasi kesehatan pada ibu hamil berupa penyuluhan dan media edukasi kesehatan berupa leaflet dan banner. Kegiatan ini diberikan kepada ibu hamil di wilayah kelurahan Rejosari berjumlah 18 orang. Pemahaman materi tentang “Cegah Stunting pada masa kehamilan” yang diberikan focus pada empat materi edukasi antara lain: Tablet Tambah Darah, Pertolongan Persalinan dengan tenaga kesehatan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), dan ASI Ekslusif. Indikator pengukuran menggunakan kuisioner pre dan post-test. Hasil. Nilai pre-test, pengetahuan rendah 54,2% dan pengetahuan tinggi 45,8%, setelah dilakukan post-test, nilai pengetahun rendah 26,4% dan pengetahuan tinggi 73,6%. Kesimpulan. Kegiatan edukasi kesehatan menggunakan media leaflet dan banner ini mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil cara pencegahan stunting dimasa kehamilan sebesar 27,8%. Saran. Perlu pemantauan berkala oleh bidan coordinator wilayah Puskesmas Rejosari yang berfokus pada pemberian 90 butir TTD, Persalinan dengan tenaga kesehatan, IMD dan ASI Ekslusif
Work Based Learning is a learning model that presents students directly in the workplace to gain direct work experience and improve psychomotor aspects. This study aims to examine the application of work based learning model learning in diploma III midwifery students at STIKes Hang Tuah Pekanbaru. The research method is Quasy Experiment with group work based learning model learning and group simulation learning model with phantom in the laboratory for pregnancy examination material especially Leopold I-IV practice. Students in each study group consist of 25 people, a work based learning model using an internship approach for 1 month with a duration of 3 hours in the workplace. The success of the study was assessed from the improvement of cognitive, affective and psychomotor aspects that were prepared in accordance with the competency assessment guidelines for midwifery graduates. The results obtained that learning with a work based learning model using the internship approach is more effective in increasing the realm of cognition and affective and significantly increasing the psychomotor domain based on the results of statistical analysis when compared with simulation learning methods using phantom in the laboratory. Therefore a written policy is needed to be able to use and apply a work based learning model internally in the study of STIKes Hang Tuah Pekanbaru midwifery programs.
ABSTRAKPerkembangan motorik halus adalah berkembangnya unsur kematangan dan keterampilan yang menggunakan otot-otot halus pada anak balita (usia 3-4 tahun) yang membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata tangan secara progresif. Penelitian ini bertujuan untuk perkembangan motorik halus balita usia 3-4 tahun di PAUD se- Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2017. Metode yang digunakan adalah analitik kuantitatif yang bersifat cross sectional. Sampel berjumlah 76 orang anak usia 3-4 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional sampling. Analisis data univariat dan bivariat menggunakan chi-square, status gizi berdasarkan BB/TB serta perkembangan motorik halus digunakan Denver Development Screening Test II. Hasil penelitian diketahui enam variabel independen yang mempunyai hubungan bermakna dengan perkembangan motorik halus balita usia 3-4 tahun yaitu status gizi, berat badan lahir, riwayat ASI eksklusif, lama di PAUD, pola asuh orang tua di rumah dan jenis permainan yang dimiliki di rumah dengan nilai p value < α (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik halus balita usia 3-4 tahun di PAUD se- Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2017 telah sesuai dengan usia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.