Porous concrete is one of the sustainable concrete technology innovations without fine aggregates and high porosity. Porous concrete could be used on road pavement to overcome the run-off water and applied as a retaining wall to minimize groundwater pressure. This study purposes to determine the mechanical properties of compressive strength, split-tensile strength, flexuralstrength and permeability of porous concrete with various water cement ratio experimentally. 10-mm-diameter and 20-mm-diameter of Batujajar split used as coarse aggregates. This study uses concrete mixture with water cement ratio variations of 0.3, 0.35, 0.4, 0.45 and 0.5 on the coarse aggregate gradation of continuous. The test specimens used three cylinders of 15x30cm for compressive and split-tensile strengths, except for permeability strength which used one cylinder of 10x20cm. Beam specimens of 15x15x60cm were used for bending strength test by third-point loading method. The tested mechanical properties are 7, 14 and 28 days compressive strengths, 28 days split-tensile strength, 28 days bending strength and 28 days permeability strength. The experimental results show that the average compressive strengths of porous concrete with variationof water cement ratio of 0.3, 0.35, 0.4, 0.45 and 0.5 for 28 days is 17.9 MPa, 16.1 MPa, 14.2 MPa, 11.2 MPa and 8.8 MPa, respectively. The average split-tensile strengths of porous concrete with variation of water cement ratio of 0.3, 0.35, 0.4, 0.45 and 0.5 for 28 days is 1.6 MPa, 1.5 MPa, 1.4 MPa, 1.2 MPa and 0.9 MPa, respectively. The average flexural strengths of porous concrete with variation of water cement ratio of 0.3, 0.35, and 0.4 for 28 days is 1.6 MPa, 1.5 MPa and 1.1 MPa, respectively. The average permeability strengths of porous concrete with variation of water cement ratio of 0.3, 0.35, 0.4, 0.45 and 0.5 for 28 days is 3.5 mm/s, 3.7 mm/s, 4.1 mm/s, 4.3 mm/s dan 5.0 mm/s, respectively. Based on the experimental study it shows that porous concrete with all variations of water cement ratio achieves the structural strength and is recommended as a pre-fabricated pavement structure material with small dimensions relatively to prevent bending cracks. Abstrak: Beton porous merupakan salah satu inovasi teknologi beton berkelanjutan tanpa agregat halus dengan porositas tinggi. Beton porous ini dapat digunakan pada perkerasan jalan untuk menanggulangi air run-off, serta dapat diaplikasikan sebagai dinding penahan tanah yang berfungsi untuk meminimalisir tekanan air tanah. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji secara eksperimental sifat mekanis terhadap kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur dan permeabilitas beton porous dengan berbagai variasi faktor air semen. Agregat kasar yang digunakan batu pecah Batujajar berukuran 10 mm – 20 mm. Penelitian ini menggunakan campuran beton dengan variasi faktor air semen sebesar 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, dan 0.5 pada gradasi agregat kasar menerus. Benda uji yang digunakan untuk setiap varian adalah 3 benda uji beton silinder yang berukuran 15x30 cm untuk uji kuat tekan beton dan uji kuat tarik belah beton dan 1 benda uji beton silinder 10x20 cm untuk uji permeabilitas. Benda uji balok berukuran 15x15x60 cm untuk uji kuat lentur dengan metode third point loading. Sifat mekanik yang diuji adalah kuat tekan beton pada umur 7, 14 dan 28 hari untuk uji kuat tekan beton dan 28 hari untuk kuat tarik belah beton, kuat lentur beton dan permeabilitas. Hasil eksperimen menunjukkan nilai kuat tekan beron porous dengan varian campuran faktor air semen 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5 untuk 28 hari berturut-turut adalah 17.9 MPa, 16.1 MPa, 14.2 MPa, 11.2 MPa, dan 8.8 MPa. Nilai kuat tarik belah beton dengan varian campuran faktor air semen 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5 untuk 28 hari berturut-turut adalah 1.6 MPa, 1.5 MPa, 1.4 MPa, 1.2 MPa, dan 0.9 MPa. Nilai kuat lentur beton dengan varian campuran faktor air semen 0.3, 0.35, 0.4 untuk 28 hari berturut-turut adalah 1.6 MPa, 1.5 MPa, 1.1 MPa. Nilaipermeabilitas beton porous dengan varian campuran faktor air semen 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5 adalah 3.5 mm/det, 3.7 mm/det, 4.1 mm/det, 4.3 mm/det dan 5.0 mm/det. Dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa beton porous dengan semua variasi faktor air semen mampu mencapai kekuatan struktural dan penggunaannya layak direkomendasikan sebagai material struktur perkerasan pre-fabrikasi dengan dimensi yang relatif kecil untuk menghindari retak lentur.
ABSTRAKProyek konstruksi merupakan penyumbang angka kasus kecelakaan kerja terbanyak di Indonesia. Pandemi Covid-19 mempengaruhi cara kerja di bidang konstruksi. Banyak perusahaan yang telah memiliki sintem manajemen K3, namun sistem manajemen K3 tersebut belum berbasis manajemen risiko. Tujuan utama dari manajemen risiko adalah mengukur, mengidentifikasi, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko serta mendorong tingkat manajemen untuk proaktif mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Data yang diambil untuk penelitian ini menggunakan instrument kuesioner. Dari hasil penelitian pada proyek Pembangunan bekas daerah pembuangan sambirejo ditemukan 92 variabel bahaya, yang terdiri dari 2 risiko tinggi, 34 risiko rendah, dan 56 risiko sedang. Resiko tertinggi adalah penyebaran virus Covid-19.Kata kunci: manajemen risiko, konstruksi, K3, Covid-19 ABSTRACTConstruction projects are the largest contributor to the number of work accident cases in Indonesia. The Covid-19 pandemic has affected the way construction works. Many companies already have an OHS management system, but the OHS management system is not yet based on risk management. The main purpose of risk management is to measure, identify, map, develop alternative risk management and encourage management levels to proactively reduce the risk of losses caused by work accidents. The data taken for this study used a questionnaire instrument. From the results of research on the development project of the former Sambirejo dumping area, 92 hazard variables were found, consisting of 2 high risk, 34 low risk, and 56 moderate risk. The highest risk is the spread of the Covid-19 virus.Keywords: risk management, construction, OHS, Covid-19
ABSTRAKBencana banjir seringkali terjadi di Indonesia, bahkan Istana negara tidak luput terendam karena tidak terbendungnya volume air yang meningkat. Kerusakan yang terjadi pada sarana dan prasarana akibat banjir tidaklah kecil dan satu cara untuk menghindari kerusakan tersebut yaitu dengan menggunakan pelat beton apung. Pemodelan pelat beton apung di atas fondasi elastis menggunakan perangkat lunak Ansys, dengan nilai tumpuan elastis sebesar 10 kN/m3 dan beban sebesar 2.500 N pada bagian ujung pelat beton apung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk penopang pelat beton apung terhadap keseimbangan apung, serta nilai deformasi maksimum akibat pembebanan. Pelat beton apung berukuran 3x4 meter dengan variasi bentuk penopang segitiga, trapesium dan lengkung baik satu arah maupun dua arah. Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelat beton apung dengan bentuk penopang segitiga 300 dua arah memiliki nilai deformasi terkecil sebesar 0,194 m; volume pelat sebesar 9,328 m3 serta deviasi draft sebesar 0,191 mKata Kunci : pelat beton apung, bentuk penopang pelat, deformasi ABSTRACTFlood disasters often occur in Indonesia, even the state palace is not spared from being submerged because the increasing volume of water cannot be stopped. The damage that occurs to facilities and infrastructure due to flooding is not small and one way to avoid this damage is to use floating concrete slabs. Modeling of floating concrete slab on an elastic foundation using Ansys software, with an elastic support value of 10 kN/m3 and a load of 2,500 N at the end of the floating concrete slab. This study aims to determine the effect of the shape of the floating concrete slab support on the buoyancy balance, as well as the maximum deformation value due to loading. Floating concrete slab measuring 3x4 meters with various forms of triangular, trapezoidal and curved supports in one direction or two directions. From the results of the analysis and discussion, it can be concluded that the floating concrete slab with a triangular shape of 300 two-way supports has the smallest deformation value of 0.194 m, the plate volume is 9.328 m3 and the draft deviation is 0.191 mKeywords : floating concrete plate, plate support geometry, deformation
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.