The purpose of this study was to test the mediating effects of coping on relationships of psychological distress and stress with anxiety, depression, and quality of life. A cross-sectional and correlational research study was used to recruit a sample of 440 patients with advanced cancer in Indonesia. A bootstrap resampling procedure was used to test the significance of the total and specific indirect effects of coping. Data analysis showed that problem-focused coping (PFC) mediated relationships of psychological distress and stress on depression, anxiety and functional well-being. PFC also mediated the relationship between stress and social well-being. Emotional-focused coping (EFC) mediated the relationship of stress with physical and emotional well-being. EFC also mediated the relationships between psychological distress and physical well-being. Thus, proper assessments and interventions should be tailored and implemented for patients in order to facilitate their use of coping strategies when needed in stressful situations.
Family Needs of Patients Admitted to Critical Care Unit (CCU) Abstract The growing threat of patients’ death will impact on their family’s worry and stress which will negatively affect the role of the family as a part of the support system for the patient. The purpose of this study is to determine family needs of patients admitted to CCU of Arifin Achmad General Hospital of Riau Province. This is a quantitative study using descriptive design with 21 respondents chosen using consecutive sampling technique. The data were collected using questionnaire and then analyzed using univariate analysis. The study found that, regarding the need for service guarantees, 85.7% respondents stated that it was very important to understand the purpose of the medication and health treatment given to the patient; regarding the need for information, 66.7% respondents stated that it was very important to know the real condition of the patient; regarding the need for mental support from the family, 71.4% respondents stated that it was very important to have support from the family; regarding the need for convenience, 42.9% respondents stated that it was important and very important that they were provided with washroom close to the waiting room as well as the waiting room close to the intensive room; and regarding the need for closeness, 38.1% respondents stated that it was very important to be able to visit the patient at CCU with one member of the family. It can be concluded that the need for understanding the purpose of the medication and health treatment given to the patient is the one that patients’ family need the most. It is suggested that the nurses prioritize providing nursing care for the most needed family needs. Key words: CCU, Family needs. Kebutuhan Keluarga Pasien Critical Care Unit (CCU) Abstrak Besarnya ancaman kematian pasien akan memiliki dampak kecemasan dan stres keluarga dan berdampak pada peran keluarga sebagai support system menjadi tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kebutuhan keluarga pasien CCU di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif, pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data dilakukan secara univariat. Hasil penelitian didapatkan pada kebutuhan jaminan pelayanan 85.7% responden menyatakan sangat penting untuk mengetahui tujuan pengobatan dan tindakan perawatan yang diberikan, pada kebutuhan informasi 66.7% responden menyatakan sangat penting mengetahui kondisi pasien yang sebenarnya, pada kebutuhan dukungan mental keluarga 71.4% responden menyatakan sangat penting mendapatkan dukungan antar keluarga, pada kebutuhan kenyamanan 42.9% responden menyatakan penting dan sangat penting untuk tersedia kamar mandi dekat ruang tunggu dan tersedia ruang tunggu didekat ruang intensif, serta pada kebutuhan kedekatan 38.1% responden menyatakan sangat penting untuk mengunjungi pasien diruang intensif (CCU) bersama salah satu kerabat. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan mengetahui tujuan pengobatan dan tindakan perawatan yang diberikan merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan keluarga. Kepada perawat disarankan untuk memprioritaskan asuhan keperawatan terhadap kebutuhan keluarga yang paling dibutuhkan. Kata kunci : CCU , Kebutuhan keluarga.
Latar belakang: Stunting dan wasting merupakan masalah gizi yang memiliki dampak pada pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak sehingga perlu dilakukan identifikasi sebagai bentuk pencegahan dan diagnosis dini.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat angka kejadian stunting dan wasting pada bayi dan balita di Kelurahan Rejosari, Tenayan Raya, Pekanbaru.Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bersifat retrospektif dengan pendekatan analisis data sekunder. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 409 anak usia 0-59 bulan yang memiliki catatan berat badan dan tinggi badan di Posyandu di Kelurahan Rejosari pada Februari 2020 yang diambil dengan teknik total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah data catatan berat badan dan tinggi badan bayi dan balita dan tabel standar antropometri penilaian status gizi anak oleh Kementerian Kesehatan. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden adalah anak usia toddler (45,2%) dan lebih dari separuh responden adalah perempuan (50,6%). Mayoritas anak memiliki status gizi normal menurut indeks panjang/tinggi badan menurut usia (PB/U atau TB/U) dan berat badan menurut panjang/tinggi badan (BB/PB atau BB/TB), ditemukan angka kejadian stunting sebanyak 17,8% dengan kategori pendek (11,7%) dan sangat pendek (6,1%) dan angka kejadian wasting sebanyak 12,2% dengan kategori gizi kurang (8,1%) dan gizi buruk (4,2%). Berdasarkan usia, kejadian stunting lebih banyak terjadi pada toddler (18,9%) dan wasting lebih banyak terjadi pada preschool (15,3%), selanjutnya berdasarkan jenis kelamin, kejadian stunting pada laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda (17,8% dan 17,9%) sedangkan untuk wasting lebih banyak terjadi pada laki-laki (16,3%).Simpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan meskipun mayoritas anak memiliki status gizi normal berdasarkan PB/U atau TB/U dan BB/PB atau BB/TB, namun masih ditemukan angka kejadian stunting dan wasting. Penelitian ini merekomendasikan kepada masyarakat khususnya keluarga yang memiliki bayi dan balita untuk terus melakukan pemantauan pertumbuhan bayi dan balita secara rutin.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.