Dehidrasi merupakan salah satu tanda dari ketidakseimbangan cairan tubuh. Status hidrasi penduduk indonesia yaitu 49,2% penduduk tidak terhidrasi dengan baik. Salah satu kelompok yang berisiko tinggi terhadap dehidrasi adalah petani garam. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor risiko dehidrasi pada petani garam yaitu faktor pengetahuan, faktor aktivitas fisik, faktor asupan cairan, dan faktor alat pelindung diri terhadap kejadian dehidrasi. Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain studi cross sectional. Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 100 yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Hasil analisis menunjukan bahwa pengetahuan, dan aktivitas fisik bukan merupakan faktor risiko dehidrasi pada petani garam. Variabel asupan cairan masih belum menunjukan bukti yang kuat sebagai faktor risiko dehidrasi pada petani garam (POR=3,1; 95%CI=0,3-31,1), tetapi proporsi responden yang mangalami dehidrasi pada kategori asupan cairan defisit(51%) lebih besar daripada responden pada kategori asupan cairan cukup(25%). Selain itu, penggunaan APD yang buruk pada petani garam berisiko 2,4 kali lebih besar untuk mengalami dehidrasi (POR=2,4; 95%CI=1,1-5,5). Petani garam di Kecamatan Kaliori disarankan untuk meningkatkan jumlah konsumsi cairan dan menggunakan APD yang sesuai standar untuk mencegah dehidrasi.
Suhu tinggi di bagian laundry Rumah Sakit menyebakan 60% pekerja merasakan kelelahan. Upaya yang dilakukan manajemen Rumah Sakit dalam mengatasi kelelahan kerja adalah disediakannya recovery room guna mempercepat proses pemulihan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektifitas recovery room dalam menurunkan kelelahan kerja, melihat pemanfaatan recovery room dan kendala yang dihadapi dalam pemanfaatannya. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimen, one group pre – posttest design dengan pendekatan cross sectional dan wawancara. Populasi dan sampel adalah seluruh pekerja di bagian laundry sejumlah 50 responden. Analisis data menggunakan uji beda Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan tingkat kelelahan kerja antara sebelum dan sesudah memanfaatkan recovery room yang ditunjukkan dengan penurunan nilai mean dari 336,7 (sebelum intervensi) menjadi 290,8 (setelah intervensi) dengan p value = 0,000 < α (0,05). Recovery room belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh semua pekerja karena keterbatasan tempat, kurangnya privasi dan persepsi pekerja bahwa istirahat dimanapun sama. Recovery room efektif menurunkan kelelahan kerja pekerja laundry di Rumah sakit. Diharapkan manajemen rumah sakit agar dapat memastikan pekerja dapat memanfaatkan recovery room dengan cara mangatur jadwal penggunaan recovery room, mengatur waktu istirahat, edukasi pentingnya memanfaatkan recovery room dan menambah kapasitas agar semua pekerja dapat mengakses recovery room dengan optimal.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.