Pengenalan bank sampah di Desa Cibitung Wetan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat telah tersosialisasi sejak tahun 2018 silam melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Trilogi. Hal ini didasari karena menumpuknya sampah di desa tersebut akibat enggannya masyarakat mengeluarkan uang setiap bulan untuk pengangkutan sampah dari dinas kebersihan. Kegiatan pengabdian ini didanai oleh Kementrian Ristekdikti sejak Maret-November2019. Hadirnya Universitas Trilogi dalam pemberdayaan masyarakat memperkuat kepengurusan Bank Sampah ‘Seroja Kahuripan’ yang kini telah memiliki struktur kepengurusan dengan pembagian kerja yang lebih jelas, jumlah nasabah bank sampah sebanyak 57 orang, posko penimbangan bank sampah dengan berbagai alat pendukungnya serta penghasilan tambahan sekitar >200.000-300.000/tahun/orang. Peningkatan keterampilan anggota bank sampah dirasakan melalui berbagai pelatihan yang telah dilakukan seperti: pemilahan sampah organik dan anorganik, pelatihan pembuatan kompos padat dan cair, pelatihan pengolahan limbah anorganik khususnya pemanfaatan botol beling dan plastik kresek, pelatihan pembuatan kemasan produk olahan, pemanfaatan limbah organik dengan penanaman kebun sayur bergizi serta manajerial bank sampah secara manual dan digitalisasi melalui software. Penggunaan teknologi hasil hilirisasi riset melalui aplikasi bank sampah secara komputerisasi memudahkan dalam melakukan administrasi bank sampah yang rutin dilakukan setiap dua minggu sekali. Hasil angket kepuasan mitra menunjukkan bahwa responden bank sampah sangat puas akan aplikasi ini karena dapat membantu berbagai kendala mulai dari proses pencatatan transaksi penimbangan sampah, kesalahan dalam penginputan data hasil timbangan hingga menghindari terjadinya kecurigaan antara petugas dan nasabah
[NUTRITIONAL CONTENT OF BLACK SOLDIER FLY LARVAE (Hermetia illucensi) FRASS AS ORGANIC FERTILIZER]. Nowadays, maggots or Black Soldier Fly (BSF) larvae are widely used as organic waste decomposers. The use of maggot as a macro-organism waste decomposer is considered an innovation in processing waste. Maggot farming produces residue which is called Black Soldier Fly Larvae Frass (BSFF). BSFF is called organic solid fertilizer and can optimize growth because it contains various nutrient flows needed for plants. Therefore, the objective of this study was to assess the nutritional content of BSF larvae reared in the waste of rice, fruits, vegetables, and their mixture. Within this aim, it was conducted a laboratory experiment using four treatments of BSFF (the waste of rice, fruits, vegetables, and their mixture) research was conducted from March to June 2022 at the Experimental Garden and Integrated Laboratory of Trilogi University, Jakarta, with the Seameo Biotrop Laboratory, Tajur-Bogor, West Java. BSFF nutrient content was measured by the organic fertilizer test kit (PUPO) and standard laboratory procedure. According to the result of the PUPO or laboratory test, it was found that BSFF from organic waste harvested two weeks has fulfilled the standard from Permentan 2019, especially on the treatment of giving waste of rice, vegetables, or fruits with pH criteria between 4-9, C organic more than 15%, ratio C/N less than 25, the total value NPK nutrient more than 2% and Fe was found to be less than 500 mg/kg.
Pengujian kadar air benih secara umum telah diatur oleh International Seed Testing Association untukberbagai keperluan, namun beberapa komoditi belum diatur secara jelas termasuk benih saga pohon. Oleh karenaitu pengembangan uji kadar air pada benih saga pohon dirasa perlu untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untukmengembangkan uji kadar air benih saga pohon dengan dua metode oven yaitu suhu rendah dan tinggi. Penelitiandilaksanan di Lab. Agroekoteknologi, Universitas Trilogi sejak September-Desember 2016. Penelitian terdiri atasdua percobaan yaitu dengan metode oven suhu rendah (103±2)oC dan suhu tinggi (133±2)oC yang keduanyamenggunakan Rancangan Acak Kelompok dua faktor yaitu perlakuan benih saat di oven dan lamanya pengovenan.Untuk metode oven suhu rendah, faktor perlakuan benih saat di oven terdiri atas tiga taraf yaitu benih utuh, benihdibelah dua, benih dihaluskan dan lamanya pengovenan terdiri atas empat taraf yaitu 17 jam, 19 jam, 21 jam, dan23 jam. Untuk metode oven suhu tinggi, faktor perlakuan benih saat dioven terdiri atas tiga taraf yaitu benih utuh,benih dibelah dua, benih dihaluskan dan faktor lamanya pengovenan terdiri atas lima taraf yaitu 1 jam, 2 jam, 3jam, 4 jam, dan 5 jam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kadar air benih saga pohon dapat dilakukan denganmetode oven suhu rendah selama 17 jam dengan perlakuan benih dibelah dua atau selama 19-23 jam denganperlakuan benih utuh. Pengujian kadar air dengan metode suhu tinggi untuk perlakuan lamanya pengovenan dapatdilakukan selama 1 jam dan untuk perlakuan benih saat di oven dapat dilakukan dalam keadaan benih utuh.Kata kunci: benih utuh, benih dibelah dua, benih dihaluskan, lamanya pengovenan.ABSTRACTInternational Seed Testing Association generally rules the testing method of seed moisture content forvarious purposes. However, some commodities have not been clearly regulated including saga seeds. Therefore,the development of seed moisture content testing for saga seeds is considered necessary. The objective of the studywas to develop seed moisture content testing using two oven methods, namely low and high constant temperature.It was conducted at Integrated Lab. of Agroecotechnology, Department of Agroecotecnology, Trilogi Universitystarting from September to December 2016. Two experiments which were low constant temperature oven method(103±2) oC and high constant temperature oven method (133±2) oC were tested using two factors randomizedgroup design. The factors were seed treatment in the oven and period of seed drying. Low constant temperaturemethod used 3 levels of seed treatment (whole seed, half seed, and ground seed, respectively) and 4 levels of dryingperiod (17, 19, 21, and 23 hours, respectively). While high constant temperature method used 3 levels of seedtreatment (whole seed, half seed, and ground seed, respectively) and 5 levels of drying period (1, 2, 3, 4, and 5hours, respectively). The results showed that saga moisture content could be determined using low temperaturemethod with 17-hour drying period for half seeds or 19-23 hours of drying period for whole seeds. As for hightemperature method, seed moisture content testing could be done when seeds were dried for 1 hour, while for seedtreatment in the oven conducted for whole seeds.Key words: whole seed, half seed, ground seed, period of seed drying.
urban farming means to cultivate and nurture animals in a city or within its rural area. There are variety of plants that could be grown namely vegetables and fruits. Urban agriculture is expeted to help improve the economy of the people in an area because the yields produced can provide economic benefits. The Asofa Foundation tried to capture this opportunity in the context of developing a masjid-based economy through hydroponic training for the surrounding community. Therefore, a series of training was conducted to improve the capacity of the community. The training included training on seeding vegetables in rockwool, training on transplanting, and training in preparing and mixing hydroponic fertilizers. The results of the training were that residents were able to cultivate plants using hydroponics. However, the boundary was the environmental conditions (in this case water) in Bekasi which were not good enough so that the seedlings died after being transplanted into the hydroponic kit. Further training needed can be in the form of training fruit plants using hydroponics which can withstand inadequate water conditions. Another training that can be carried out is training in vegetable cultivation with planting methods other than hydroponics that are able to accommodate environmental conditions Keywords: urban farming, economic development, masjid-based economy, trainings Abstrak: Pertanian perkotaan adalah menanam dan memelihara binatang ternak di dalam atau sekitar kota. Beragam jenis tanaman dapat dibudidayakan terutama tanaman sayuran dan buah. Pertanian perkotaan mampu membantu peningkatan ekonomi rakyat di suatu daerah karena hasil panen yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan ekonomis. Peluang inilah yang berusaha ditangkap oleh Yayasan Asofa dalam rangka pengembangan ekonomi berbasis masjid lewat pelatihan hidroponik untuk masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dilakukanlah serangkaian pelatihan untuk meningkatkan kemampuan masyarakatnya. Pelatihan yang dilakukan antara lain pelatihan penyemaian tanaman sayuran di rockwool, pelatihan pindah tanam, dan pelatihan meracik pupuk hidroponik. Hasil dari pelatihan tersebut adalah warga mampu melakukan budidaya tanaman dengan menggunakan hidroponik hanya saja kondisi lingkungan (dalam hal ini air) di daerah Bekasi kurang baik sehingga tanaman semaian mati setelah dipindahkan ke dalam kit hidroponik. Pelatihan lanjutan yang diperlukan dapat berupa pelatihan tanaman buah dengan menggunakan hidroponik yang tahan kondisi air yang kurang memadai. Pelatihan lain yang dapat dilakukan adalah pelatihan budidaya tanaman sayuran dengan metode tanam selain hidroponik yang mampu mengakomodasi kondisi lingkungan. Kata kunci: pertanian perkotaan, pengembangan ekonomi, ekonomi berbasis masjid, pelatihan
Salah satu upaya dalam penanggulangan sampah organik ialah dengan memanfaatkannya menjadi kompos dengan bantuan larva lalat tentara hitam atau yang dikenal dengan black soldier fly (BSF). Biokonversisampah organik menggunakan larva BSF akan menghasilkan kasgot yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran media tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kasgot sebagai media tanam dan aplikasinya terhadap produksi kailan. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai Juli 2021 di Kebun Percobaan dan Laboratorium Program Studi Agroekoteknologi, Universitas Trilogi. Pengujian kandungan kasgot dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, Jawa Barat. Penelitian terdiri dari satu set percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis kasgot (K) terdiri atas 𝐾1 = Kasgot limbah buah, 𝐾2 = Kasgot limbah sayur, 𝐾3 = Kasgot limbah nasi, dan 𝐾4 = Kasgot limbah campuran (Buah, Sayur, dan Nasi). Faktor kedua adalah persentase kasgot dalam media tanam (K) terdiri atas 𝑃1 = Kasgot 10% dan 𝑃2 = Kasgot 20%. Percobaan terdiri atas 8 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali dengan jumlah sampel setiap ulangan sebanyak tiga tanaman. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan metode analysis of variance (ANOVA) dan hasil uji F yang berbeda nyata diuji lanjut menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasgot limbah nasi menjadi perlakuan media tanam terbaik dibandingkan perlakuan kasgot limbah lainnya.Persentase 10% kasgot dari limbah nasi menghasilkan tinggi tanaman 28,93 cm, jumlah daun 12,44 cm, diameter batang 6,96 cm, bobot daun panen 69,22 cm, panjang akar sebesar 33,42 cm dan bobot akar sebesar 27,42 cm. Nilai tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan 20% kasgot dari limbah nasi.Kata kunci: lalat tentara hitam, limbah organik, NPK, pupuk organik, unsur hara
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.