Setiap orang yang mampu berbicara bisa berbicara. Namun, setiap orang yang mampu berbicara, belum tentu terampil berbicara di depan umum. Keterampilan berbicara di depan umum belum tentu dimiliki setiap orang yang mampu berbicara. Ketidakmampuan ini kadang menyebabkan terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Tim pengabdian kepada masyarakat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa memberi pelatihan public speaking kepada mahasiswa dan umum. Pelatihan disampaikan melalui virtual zoom meeting. Kegiatan ini merupakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat dan bentuk pengimplementasian wawasan dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Trainer memberi materi dasar-dasar public speaking dan membagikan tips-tips menjadi public speaker yang andal.
Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang berupa bangunan, benda-benda budaya, dan karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah adalah salah satu hasil budaya manusia yang perlu dipelihara dan dikaji untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kebudayaan suatu daerah. Peninggalan yang berupa naskah kuno merupakan dokumen bangsa yang menarik untuk diteliti karena mengandung informasi mengenai kebudayaan masa lampau. Di dalamnya terkandung ajaran moral yang layak dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. Naskah kuno ini biasanya ditulis dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (tembang). Salah satunya yaitu Serat Darajat yang ditulis dalam bentuk prosa (gancaran) koleksi Perpustakaan Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, dengan nomor panggil Bb.1.214.
This study aims to determine (1) characters and characterizations; and (2) moral values in fable stories. This study is a qualitative descriptive study. The source of data in this study is a story entitled "Piwulang kanggo Cempe," "Anak Gajahlan Semut Ireng," and "Kancil kang Cerdik" contained in Djaka Lodang magazine. The research data collection techniques used were library techniques and note-taking techniques. The instrument used is the research itself. The data analysis technique uses qualitative analysis methods. The results showed: (1) the characters in the fable of "Piwulang Kanggo Cempe" are Babon Domba dan Anak Domba or Cempe, in the fable story “Anak Gajah Lan Semut Ireng” are Anak Gajah and Semut Ireng, and in the fable story "Kancil Kang Cerdik" is Kancil, Manuk Blekok, and Manuk Bangau. The characterizations are shown analytically and dramatically. Furthermore, the moral values contained in the three fables are about obedience to parents, helping others, respecting others, being honest, and establishing friendships.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur instrinsik dan mendeskripsikan konflik psikis tokoh dalam cerbung Mikul Dhuwur Mendhem Jero karya Tiyasti. Sejauh pengamatan penulis, cerbung Mikul Dhuwur Mendhem Jero karya Tiyasti belum diteliti dari sisi psikoanalisis Freud. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan. Urgensi penelitian ini yaitu sebagai usaha untuk mengungkap unsur kepribadian tokoh di dalam cerbung Mikul Dhuwur mendhem Jero karya Tiyasti. Dengan mengetahui aspek psikologi tokoh di dalam cerbung Mikul Dhuwur Mendhem Jero dapat memberikan pengajaran mengenai perilaku yang baik maupun yang kurang baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yaitu cerbung Mikul Dhuwur Mendhem Jero edisi 07 Januari-01 April Tahun 2017. Data penelitian ini berupa kutipan-kutipan teks yang mengandung unsur instrinsik dan kajian psikologi pada cerbung Mikul Dhuwur Mendhem Jero. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak catat dan teknik pustaka. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian diperoleh: (1) unsur instrinsik meliputi (a) tema: Membahagiakan orang tua dengan cara sekolah yang sungguh-sungguh dan bekerja; (b) tokoh dan penokohan terdiri dari tokoh utama: Ambarini dan Pratiwi, tokoh tambahan: Wahyuningrum, Dhokter Warsita, Bu Warsana, Setyarini; (c) alur yang digunakan adalah alur maju; (d) latar terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar sosial; (2) psikologi konflik psikis tokoh dalam cerbung Mikul Dhuwur Mendhem Jero karya Tiyasti mengungkapkan tentang dinamika dan proses kejiwaan tokoh-tokoh yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial kehidupan seseorang yang berlatar belakang masyarakat kota.
Fenomena kedwibahasaan dapat ditemukan dalam drama “Pak Bhabin” produksi Polisi Motret. Drama “Pak Bhabin” tersebut merupakan drama berbahasa Jawa, tetapi terkadang terdapat sisipan kata berbahasa Indonesia. Hal ini merupakan gejala campur kode. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji wujud campur kode kata berbahasa Indonesia dalam drama “Pak Bhabin”. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat. Adapun metode analisis data menggunakan metode agih dengan teknik lesap dan teknik ganti. Peneliti menyimak tayangan drama “Pak Bhabin” di kanal YouTube Polisi Motret yang tayang pada tahun 2019. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan penyisipan kata berbahasa Indonesia dengan jenis 1) kata benda yang utuh, misalnya: jalan, pakaian, dan sangkar; serta penyisipan campuran, misalnya: uange, cita-citane, dan cobaane; 2) kata kerja yang utuh, misalnya: ulangi, mengkhianati, dan percaya; serta penyisipan campuran, misalnya: nglempar-lempar; 3) kata keadaan, antara lain: bawel, rajin, dan cengeng. Bilingual phenomenon can be found in the drama "Pak Bhabin" produced by the Motret Police. Pak Bhabin is a drama spoken in Javanese, but sometimes inserted by Indonesian words. This is a symptom of code mixing. The purpose of this research is to examine the code mixing used in Pak Bhabin drama. The data collection technique used was the observation and note-taking technique. The data analysis method used was the agih method with delesion techniques and substitution techniques. The researcher watched the "Pak Bhabin" program on the Motret Police YouTube channel which aired in 2019. Based on the results of the study, there are insertion of Indonesian words with type 1) complete nouns, for example: jalan, pakaian, and sangkar; as well as the insertion of mixtures, for example: uange, cita-citane, and cobaane; 2) complete verbs, for example: ulangi, mengkhianati, and percaya; as well as the insertion of mixtures, for example: nglempar-lempar; 3) adjective, among others: bawel, rajin, and cengeng.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.