Berdasarkan data Child Online Safety Index (COSI), Indonesia menempati posisi terendah untuk bimbingan dan edukasi terkait keamanan online. Hal ini menempatkan anak-anak dan remaja pada posisi yang sangat rentan ketika berinteraksi di dunia digital. Dengan beralihnya proses pembelajaran ke platform online pada masa pandemi COVID-19 di tahun 2020, pembekalan akan fungsi dan keamanan di dunia maya (E-Safety) menjadi semakin krusial dalam menjaga anak didik ketika berinteraksi di dunia digital. Implementasi E-Safety ini sejalan dengan program pemerintah dalam mendukung Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) dan pemanfaatan teknologi khususnya untuk mengakselerasi transformasi pendidikan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk webinar dan workshop bagi tenaga pendidik sebagai bagian dari literasi digital mengenai edukasi E-Safety terkait pengetahuan, keterampilan, dan pencegahan terhadap ancaman di dunia digital. Penekanan peranan pendidik sebagai Learner, Advisor, Teacher, dan An Identifier menjadi bagian utama perlindungan terhadap anak dan remaja untuk menghadapi situasi serta permasalahan yang dimediasi oleh media digital dan internet. Sosialisasi mengenai E-Safety bagi pendidik juga diperlengkapi dengan berbagai sumber referensi yang dapat digunakan untuk pembuatan bahan ajar E-Safety. Hasil dari kegiatan ini adalah pemahaman akan pentingnya E-Safety serta pengimplementasiannya dalam mendukung resiliensi anak didik ketika berinteraksi di dunia digital.
Apart from being used to socialize, Instagram social media is also used as a medium for promotions, buying and selling transactions. The occurrence of various frauds in online transactions sets a precedent that can be detrimental to these online business actors. In online transactions, building trust is an important step that must be taken by business actors, especially for business actors who are just starting their business. @Ricellystore is a new online business actor engaged in the used gadget sector, but they are able to build trust in a relatively short time with sales figures increasing significantly every month. This study aims to find out how the digital marketing communication strategy carried out by @Ricellystore on Instagram builds customer trust. This study uses a descriptive qualitative approach, where data is obtained through interviews, observation, and documentation. The results of the research show that the @Ricellystore digital marketing communication strategy starts with strengthening Perceived web vendor reputation and Perceived web quality, making their store reachable and available, having added value, and maximizing unpaid promotion with the power of word of mouth (WOM) and resellers from their customers. Abstrak Selain digunakan untuk bersosialisasi saat ini media sosial Instagram juga digunakan sebagai media untuk promosi dan transaksi jual beli. Terjadinya berbagai penipuan dalam transaksi online menjadikan preseden yang dapat merugikan para pelaku usaha online tersebut. Dalam bertransaksi online membangun trust menjadi salah satu langkah penting yang harus dilakukan oleh pelaku usaha, terlebih bagi pelaku usaha yang baru merintis usahanya. @Ricellystore merupakan pelaku usaha online baru yang bergerak pada sektor gawai bekas, namun mereka mampu membangun kepercayaan dalam waktu relatif singkat dengan angka penjualan yang meningkat signifikan setiap bulannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran digital yang dilakukan @Ricellystore di Instagram dalam membangun customer trust. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dimana data diperoleh melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Strategi komunikasi @Ricellystore dimulai dengan memperkuat Perceived web vendor reputation dan Perceived web quality, menjadikan toko mereka reachable and available, mempunyai adding value, dan memaksimalkan unpaid promotion dengan kekuatan word of mouth (WOM) dan reseller dari customer mereka.
Digitalisasi UMKM sebagai Langkah Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Pelaku Usaha di Masa Pandemi Abstrak Adanya pandemi Covid-19 menciptakan tantangan baru bagi para pelaku UMKM dari segi pemasukan, keuntungan, hingga cashflow. Data Bank Indonesia menunjukan, sebanyak 87,5% UMKM Indonesia terdampak akibat adanya pandemi Covid-19. UMKM pada akhirnya harus membuat strategi baru sebagai amunisi untuk bertahan, salah satunya dengan melakukan digitalisasi. Namun pada praktiknya, digitalisasi tidak semudah yang dibayangkan. Kurangnya kompetensi literasi digital menjadi salah satu faktor penyebabnya. Berangkat dari hal tersebut, Program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) bersama dengan mahasiswa mengadakan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) melalui projek Digitalks Room dan Keluarga UMKM sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM. Kegiatan PkM ini berfokus pada kompetensi UMKM dalam digital marketing. Dalam pelaksanaannya, kegiatan PkM ini berhasil memfasilitasi lebih dari 400 peserta dalam 2 kegiatan utama. Secara paralel, kegiatan yang pertama berbentuk webinar mengenai pemanfaatan Facebook Ads. Kegiatan kedua juga berbentuk webinar sekaligus workshop mengenai branding dalam menggunakan media sosial. Kegiatan PkM ini berlangsung secara interaktif dan mendapat antusiasme yang tinggi dari peserta. Pada akhirnya, kegiatan ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM dalam menerapkan digital marketing dan branding sebagai bagian dari inovasi di masa pandemi. Untuk jangka panjang, peserta pun mengharapkan adanya workshop serupa di kemudian hari secara berkala. Kata kunci: UMKM, branding, digital marketing, literasi digital
<p><em>The Covid-19 pandemic that has occurred in Indonesia since March 2020 indirectly forced educators to switch from face-to-face teaching activities to online activities. Seeing the unrest experienced by educators, especially teachers and lecturers, who are not familiar with online teaching activities, the Online Learning Communication Science study program from Universitas Pelita Harapan held community service activities with the theme of digital literacy that can be followed by educators throughout Indonesia. Google Classroom is a medium that is raised in this activity because of the ease provided through its features even though Google Classroom cannot yet be categorized as a Learning Management System. Moreover, Google Classroom can be obtained for free and can be used through smart devices or computers that have an internet connection. With large-scale social restrictions (PSBB), this activity was held online using the digital platform Zoom Meeting. The result of this activity is that educators experience improved ability and understanding to carry out online teaching activities using Google Classroom such as creating classes, assignments, and quizzes, sharing teaching materials to conduct evaluations in the hope that educators are ready to do #ngajardarirumah.</em></p><p><strong>ABSTRACT (INDONESIAN): </strong>Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 secara tidak langsung memaksa para tenaga pendidik untuk beralih dari kegiatan belajar mengajar secara tatap muka menjadi kegiatan secara dalam jaringan (daring). Melihat keresahan yang dialami oleh para tenaga pendidik, khususnya guru dan dosen, yang belum terbiasa dengan kegiatan pengajaran secara daring maka program studi pendidikan jarak jauh (PJJ) Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan mengadakan kegiatan PkM dengan tema literasi digital yang dapat diikuti oleh tenaga pendidik di seluruh Indonesia. <em>Google Classroom </em>menjadi media yang diangkat dalam kegiatan ini karena kemudahan yang diberikan melalui fitur-fitur yang dimilikinya meskipun <em>Google Classroom </em>belum dapat dikategorikan sebagai sebuah <em>Learning Management System.</em> Selain itu <em>Google Classroom </em>dapat diperoleh secara gratis dan dapat digunakan melalui gawai pintar ataupun komputer yang memiliki koneksi internet. Dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maka kegiatan ini diselenggarakan secara daring dengan menggunakan platform digital <em>Zoom Meeting.</em> Hasil dari kegiatan ini adalah tenaga pendidik mengalami peningkatan kemampuan dan pemahaman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring menggunakan <em>Google Classroom</em> seperti membuat kelas, tugas dan kuis, membagikan materi ajar hingga melakukan evaluasi dengan harapan para tenaga pendidik siap untuk melakukan #ngajardarirumah.</p><p> </p>
<p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p class="abstrak">This study aimed to analyse the main four major components of the Technology Acceptance Model (TAM) in study participants (N = 275). Study participants are students who enrolled in the full online Micro-Credential Developer Program and participated intensively in both synchronous and asynchronous learning activities. Result indicates that perceived ease of use was not directly correlated with participants' behavioural intent to use. It is predicted that the LMS used did not match the course’s characteristics, there still is much room for improvement in the learning design, and the pre-training of students before the program is implemented needs to be significantly improved. The study also presents a comparison of findings on student acceptance of technology in micro-credential programs conducted in various other countries.</p><p class="abstrak"> </p><p class="abstrak"><strong>Bahasa Indonesia Abstrak </strong></p><p>Penelitian ini menganalisa 4 elemen utama dalam <em>Technology Acceptance Model</em> (TAM) pada sampel mahasiswa (N-275) yang mengikuti Program Mikro Kredensial Game Developer secara intensif dengan moda pembelajaran full daring secara sinkronus maupun asinkronus. Hasil penelitian menunjukkan <em>Perceived Ease of Use</em> tidak memberikan pengaruh langsung terhadap <em>Behavioural Intention to Use</em> dari responden. Hal ini diduga karena kurangnya tepatnya pemilihan LMS yang digunakan, rancangan pembelajaran yang masih harus ditingkatkan serta kurangnya pelatihan yang diberikan oleh penyelenggara kepada responden sebelum Program ini berlangsung. Penelitian ini juga menyajikan perbandingan hasil kajian penerimaan teknologi mahasiswa dalam program mikro kredensial yang dilakukan di berbagai negara lain.</p><p class="abstrak"><strong><br /></strong></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.