Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman obat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan jamu atau obat tradisional. Pengawetan temulawak dibutuhkan untuk memperoleh umur simpan yang lama. Pengeringan adalah salah satu metode pengawetan temulawak. Suhu, kelembaban dan kecepatan udara pada proses pengeringan dapat mempengaruhi hasil pengeringan temulawak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kandungan zat aktif temulawak akan tetap tinggi apabila pengeringan dilakukan pada temperatur rendah sehingga akan lebih efektif apabila menggunakan mekanisme dehumidifikasi. Untuk meningkatkan kualitas hasil pengeringan, maka perlu dipelajari kondisi proses pengeringan yang dapat menjamin tercapainya kadar air yang dipersyaratkan. Maka pada proses pengeringan harus menghindari dari terjadinya penyusutan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kondisi pengeringan dengan kelembaban dan suhu rendah terhadap penyusutan temulawak. Metode pengeringan menggunakan metode dehumidifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengeringan dengan suhu dan kelembaban rendah tidak mengalami presentase penyusutan yang sangat besar pada awal pengeringan, yaitu pada menit ke 60 mengalami penyusutan dengan nilai presentase 6.55% sampai dengan 15.51%. Pada penelitian ini penyusutan terbesar terdapat pada temulawak kondisi 2 yaitu 29.30%. Ukuran temulawak mempengaruhi waktu proses pengeringan hingga mencapai standar kadar air yang ditentukan.
Bagasse merupakan produk salah satu produk samping dari produksi gula tebu. Bagasse digunakan sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan steam yang berfungsi untuk mejalankan sistem kelistrikan maupun kegiatan produktivitas pabrik gula. pada penelitian ini ditujukan untuk merancang alat rotary dryer dengan aliran udara pengering searah dengan aliran bagasse (co-current). Evaluasi dari perhitungan dilakukan untuk mengeringkan bagasse berkapsitas 69,628 kg/jam dengan kandungan air sebesar 55% menjadi 20%. Hasil pemodelan ditemukan bahwa dibutuhkan temperatur udara pengering 135 ?, kecepatan udara 1.5 m/s, dan menghasilkan energi uap panas sebesar 155.3 kJ/kg pada zona III, 140 kJ/kg pada zona II dan pada zoma I energi uap panas sebesar 170.3 kJ/kg. Air yang dapat ter evaporasi pada sistem ini 30462.15 kg.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.