Rinuak fish is an endemic fish in Lake Maninjau, Agam Regency, West Sumatra Province. Fresh fish quickly undergoes a process of decay due to changes due to the activity of certain enzymes. The nutritional status of children under five is closely related to food intake. Therefore, to extend the shelf life of rinuak fish, it is necessary to develop rinuak fish into shredded fish. The purpose of this study was to standardize formulas or recipes, to identify the quality, nutritional content, and preference levels of children under five to shredded rinuak. The formula standardization stage was carried out by eight expert validators in the fields of culinary, food, and nutrition. The results found are standard formulas or recipes, which were carried out through a validation process twice with three trials. The results of the quality of shredded rinuak obtained an average score on the color quality which was categorized as good enough, the shape quality was categorized as good enough, the aroma quality was categorized as very good, the texture quality was categorized as good, and the taste quality was categorized as good. The results showed that water content was 8.65%, fat 50.13%, protein 27.53%, carbohydrate 7.62%, ash content 6.57%, and Fe 33.5625 mg/kg. The results of the hedonic test data (preferences) of toddlers for shredded shows that children under five mostly like it
Tujuan penelitian ini adalah merancang oven sebagai alat pemanggang Lemang Bambu untuk indusrti rumah tangga dengan panas yang dihasilkan oleh gas elpiji, sehingga hasil olahan lemang lebih hemat waktu, hemat tempat, efisien dan praktis. Sejauh ini produksi lemang ketang bamboo masih secara konvensional yaitu menggunakan tungku arang yang umumnya pembakaran lemang dilakukan di halaman rumah. Alat ini dibuat dalam beberapa tahapan yaitu, (1) Identifikasi kebutuhan, (2) Analisis kebutuhan, (3) Perancangan, (4) Pembuatan dan (5) Pengujian. Dengan popularnya makanan adat ini diseluruh penjuru Indonesia, pengolahan makanan ini pun masih secara tradisional, yaitu menggunakan tungku dengan memanfaatkan panas bara api dengan proses pemasakan yang cukup lama dan posisi bambu harus rutin diputar agar tidak ada bagian yang gosong atau terbakar. Bagian bambu yang gosong cenderung membuat lemang menjadi berkulit atau keras. Kecenderungan yang lain dalam pembuatan ini adalah dilakukan dengan bantuan bara api yang tentunya akan menghasilkan asap yang banyak dan tidak baik untuk kesehatan orang yang membuatnya. Kondisi cuaca juga menjadi perhatian. Karena dalam pembuatan lemang apalagi pembakarannya dilakukan diluar ruangan (tanah lapang), hal ini membutuhkan cuaca yang cerah atau tidak hujan. Oven menjadi salah satu solusi yang dapat mengurangi kegagalan dalam pembuatan lemang bamboo, tentunya biaya produksi oven ini pun terjangkau untuk dimiliki oleh masyarakat sebagai usaha industry rumah tangga. Dengan penggunaan oven dapat menghidari dari adanya produk yang gosong. Proses memutar bambu juga tidak dibutuhkan saat pemanggangan menggunakan oven gas ini. Penggunaan oven gas tentunya tidak akan menghasilkan asap pada saat pemanggangan. Alat panggang ini bisa ditempatkan di dalam ruangan seperti dapur, sehingga tidak membutuhkan ruang yang terlalu luas. Selain waktu pemanggangan lebih singkat, pembuatan lemang bambu lebih aman dan higienis serta hemat tenaga kerja. Oven Lemang Bambu ini menghasilkan produk Lemang Bambu sesuai harapan, tekstur dan rasa dengan hasil yang sama dengan hasil pengolahan lemang konfensional. Proses pemanggangan lebih singkat dan tidak menimbulkan asap, proses pemanggangan dimana bamboo tidak perlu diputar-putar serta pemanggangan dapat dilakukan di dalam ruangan.
Daerah wisata Ikan Sakti Sungai Janiah Nagari Tabek Panjang, Kecamatan Baso belum memiliki makanan khas sebagai oleh-oleh atau untuk konsumsi sehari-hari. Padahal potensi bahan pangan lokal (kacang tanah dan cabe) sangat mendukung untuk pembuataan produk pangan tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) kuliner di lingkungan objek wisata guna ketersediaan pangan, baik sebagai oleh-oleh juga untuk konsumsi sehari-hari sehingga terjadi peningkatan perekonomian masyarakat daerah Sungai Janiah. Metode kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan, diskusi dan demonstrasi praktek langsung di lapangan. Peserta pelatihan mengikuti kegiatan pengabdian dengan antusias dan aktif. Peserta pelatihan mempraktekkan pembuatan produk olahan kacang dan olahan cabe. Kegiatan bersifat dua arah, sehingga peserta dapat melakukan diskusi jika ada permasalahan dalam melakukan kegiatan produksi. Luaran dari kegiatan ini adalah olahan berbahan kacang yang mencakup rakik, kipang kacang original, kipang kacang kulit buah naga, kipang kacang pandan, kipang empiang, serta olahan cabe yaitu sambal lado taraguak. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pendapatan peserta pelatihan tentang inovasi dan variasi pengolahan produk olahan berbasis kacang tanah dan olahan cabe
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.