Perencanaan tata letak fasilitas produksi yang sistematis dan kondisi keselamatan kesehatan kerja para karyawan di suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Namun pada kenyataanya kondisi tata letak UMKM Duta Fruit Chips kurang tertata dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan letak antar departemen (bagian - bagian produksi) belum berurutan sesuai dengan urutan proses produksinya dan cenderung tidak efektif. Selain itu, faktor kesadaran terhadap keamanan para karyawan dalam proses produksi juga dinilai masih rendah karena saat melakukan proses produksi tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dan banyak karyawan yang sering berpotensi mengalami kecelakaan kerja. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah perencanaan tata letak usulan. Perencanaan tata letak usulan dilakukan menggunakan Algoritma Blocplan. Algoritma ini dipilih karena dapat menganalisis permasalahan berdasarkan frekuensi perpindahan material dan hubungan derajat kedekatan antar departemen - departemen yang saling berhubungan pada lantai produksi. Tata letak usulan yang dipilih berdasarkan hasil pengolahan Blocplan yang memiliki nilai Rscore mendekati 1. Tata letak yang dipilih yaitu tata letak layout 1 dengan nilai Rscore 0.97. Tata letak tersebut mampu menghasilkan jarak perpindahan aliran bahan sebesar 26,495 meter dan waktu perpindahan bahan sebesar 326,24 detik. Sehingga mampu meminimalkan jarak sebesar 16,45 meter dan waktu sebesar 299,9 detik dari tata letak awal. Selain mampu meminimalkan jarak dan waktu perpindahan aliran bahan tata letak usulan juga mampu meminimalkan jarak antar departemen yang berpotensi menjadi penyebab kecelakaan kerja sehingga dapat meminimalkan tingkat terjadinya kecelakaan kerja.
Layout is an important factor of agro-industry to improve productivity and reduce potential risk of work accident. The objective of this research was to redesign the layout of Tempe Chips Small and Medium Enterprise (SME). Bu Nurjanah Tempe Chips SME Malang, East Java was selected as research location because of poor lay out system and it has same character with Tempe Chips SME that had fire accident. This research used Occupational Health and Safety Analysis and Systematic Layout Planning (SLP) approach in designing agro-industry layout that consist of activity relationship chart, activity relationship diagram, and area needs. The results of the research showed that Tempe Chips SME has potential fire hazards and food contamination. Regarding the Occupational Safety and Health standard, this research advice re-layout for several production facilities such as access to drinking water, toilets and washing facilities, and clean cafeteria to improve effectiveness of production.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi transportasi bahan baku TBS (Tandan Buah Segar) dan untuk menganalisis efektivitas sistem pengangkutan bahan baku TBS yang diterapkan oleh PTPN V Kebun Tandun yang mempengaruhi kualitas TBS. Metode penentuan informant dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan menggunakan teknik key informant pada bagian unit transportasi kebun. Metode analisis data menggunakan analisis fishbone dan analisis antrain menggunakan software QM for Windows V4. Metode analisis fishbone dianalisis untuk mengidentifikasi faktor pembatas yang mempengaruhi pengangkutan TBS, sedangkan analisis antrian digunakan untuk menentukan efektivitas sistem pengangkutan. Data yang digunakan untuk meganalisis sistem antrian adalah data primer dan data sekunder yaitu data waktu kedatangan pelanggan dan data waktu pelayanan (server). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pengangkutan TBS yaitu dari metode, material dan lingkungan. Antrian di unit penimbangan dan kebutuhan transportasi berpengaruh terhadap kenaikan kadar Asam Lemak Bebas (ALB). Pada produksi harian rendah, laju kedatangan truk perhari 5 truk per jam dengan panjang antrian 1 truk dan waktu antrian 4 menit. Pada produksi puncak laju kedatangan truk adalah 12 truk per jam, panjang antrian 22 truk dan waktu rata-rata antrian 115 menit.Keywords:, Server; Sistem Antrian; Kebutuhan Armada; Kelapa Sawit
Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang diperhatikan oleh konsumen dalam membeli dan menggunakan sebuah produk. Adanya peningkatan pendidikan, kemampuan daya beli serta kepedulian konsumen terhadap nilai gizi telah menggugah kesadaran konsumen akan pentingnya suatu kualitas produk. Namun pada kenyataannya produk sayuran hidroponik khususnya Selada Romaine yang diproduksi oleh UMKM Kebun Sayur Surabaya masih memiliki kualitas yang kurang baik. Permasalahan yang kerap muncul pada usaha tersebut yaitu adanya kecacatan produk. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis nilai kecacatan, faktor-faktor penyebab kecacatan dan harapan konsumen terhadap kualitas produk Selada Romaine. Penelitian dilakukan di UMKM Kebun Sayur Surabaya dengan menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC) dan House of Quality (HoQ). Pengendalian kualitas menggunakan (SQC) dilakukan dengan lima alat statistik yaitu diagram alir, lembar pemeriksaan, diagram pareto, peta kendali, dan diagram sebab akibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Nilai kecacatan produk Selada Romaine hidroponik berada di luar batas kendali UCL (Upper Control Limit) dan LCL (Lower Control Limit), sehingga dikatakan tidak terkendali. Terdapat 3 titik berada di dalam batas kendali dan 10 titik berada di luar batas kendali (2) Faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan produk yaitu faktor mesin, faktor manusia faktor lingkungan dan faktor metode (3) Harapan konsumen terhadap kualitas produk yaitu harga produk Rp 4.000 per ons; bentuk produk yaitu utuh atau tidak terdapat daun bercak coklat, berlubang, kuning dan akar terlepas dari tanaman; kesegaran produk yaitu sangat segar atau fresh hasil panen; kebersihan produk yaitu sangat higienis melalui proses pencucian; warna produk yaitu hijau segar atau tidak terlalu tua dan muda; serta kemasan produk yaitu plastik terbuka seperti bucket bunga.
Facilities layout and services are supporting system in agro-tourism to increase visitors’ interest. This study aimed to analyze the effect of facilities layout and service on visitors’ comfort at Keboen Kopi Karanganjar Agro-tourism Blitar. There were 100 respondents selected, and the study used the accidental sampling method. The statistical tools used were the Structural Equation Model with Partial Least Square technique to find out the effect of facility layout and services (exogenous variable) on visitors’ comfort (endogenous variable). The results of the study showed that the variable of layout facilities had no significant effect on visitors’ comfort, while the services variable had a significant effect on visitors’ comfort. This study advices to repair of damaged roads, add driving directions, facilities renewal, one-way system improvement, add facilities such as entertainment, toilets, trash cans, and improve their services by upholding the attitude of being friendly, informative, and reliable.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.