SARS-CoV-2 has shaken the world by extremely raising death tolls, illnesses, and economic losses. The virus is transmitted by humans to other humans, spreading to more than 200 countries. This research aims to analyze the transmission dynamics of novel Coronavirus-SARS-CoV-2 in South Sumatera Indonesia. This is epidemiologic research, and the research population is all SARS-CoV-2 patients and those who have close contact with the patients in all districts/cities in South Sumatera. It has been widely known that those that have made contact with patients confirmed positive for SARS-CoV-2 has a risk of getting infected by SARS-CoV-2 by 3.591 higher than those who never have (OR = 3.591, 95% CI: 2.933–4.396). Also, according to the findings, those who have a contact history to patients confirmed positive for SARS-CoV-2 have a risk of getting infected by SARS-CoV-2 by 2.387 higher than those who never have (OR = 2.387, 95% CI: 1.362–4.184). Meanwhile, those who have no idea for having made contact with patients confirmed positive for SARS-CoV-2 has a risk of getting infected by SARS-CoV-2 by 1.082 higher than those who have never a contact history to the SARS-CoV-2 patients (OR = 1.082, 95% CI: 0.622–1.882). To prevent broader transmission, those who have made contact with the SARS-CoV-2 patients need to be quarantined. The findings help us give community health interventions to globally fight this transmittable disease.
Indonesia menempati peringkat negara dengan beban Tuberkulosis (TB) ke-5 tertinggi di dunia denganperkiraan 61.000 kematian akibat TB setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan faktor risiko terhadap kejadian tuberkulosis. Sampel dalam catatan medis dari Rumah SakitParu Palembang sejak 1 Januari dan 31 Desember 2010 sebanyak 163 sampel yang diambilmenggunakan sampling sistematis edaran. Desain penelitian Cross Sectional dan uji Chi Squaremelihat hubungan antar variabel, dengan tingkat kepercayaan 95% (? 0,05). Studi ini menemukanpasien yang pergi ke RSK pada tahun 2010 sebagian besar TB paru sebanyak 116 orang (71,2%).Hasil analisis statistik ditemukan ada hubungan yang signifikan antara faktor jenis kelamin (p value0,020, PR = 1,311) terhadap kejadian TB paru di Rumah Sakit Paru, Palembang. Variabel yangmemiliki hubungan yang berarti adalah tingkat pendidikan (p value 0,005, PR = 1,390). Adapun faktorusia (p value 0,173, PR = 0,834) dan pekerjaan (p value 0,259, PR = 0,833), tidak ada hubungansignifikan dengan kejadian tuberkulosis paru di Rumah Sakit Paru, Palembang. Disimpulkan adahubungan signifikan antara variabel jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan kejadian TB. Tidakditemukan hubungan yang signifikan antara variabel usia dan bekerja dengan kejadian TB di RumahSakit Paru, Palembang
Background: COVID-19 causes a high death toll, illness, and economic losses. Transmission of the virus occurs from human to human and has spread to more than 200 countries. The purpose of this research is to determine the relationship between close contact and the COVID-19 incident in South Sumatra, Indonesia. Methods: This research used an observational analysis with a cross-sectional design. The population in this study was all COVID-19 patients and those who had close contact with COVID-19 patients in South Sumatra. The data were analyzed using univariate, bivariate, and multivariate tests. The bivariate analysis uses the chi-square test, while the multivariate analysis uses the logistic regression test. Results: The results show that close contact was related to the incidence of COVID-19 with a P value of 0.00 and an odds ratio adjusted (ORAdj) of 3.59 (95% CI: 2.93–4.39) after the variables of record of visiting local transmission areas, record of visiting health facilities, record of contact with suspected cases, and record of contact with confirmed cases were controlled. Conclusion: The transmission of close contact within families such as households was very high. A transmission could occur between a husband and wife and people who lived in the same house and shared plates while eating. To prevent a broader transmission, people who had close contact with COVID-19 needed to be quarantined. We could carry out public health interventions globally to fight against the pandemic based on these results.
Jaminan Kesehatan Masyarakat merupakan program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin yang sebelumnya disebut Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2013 bahwa untuk jumlah peserta pengguna Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) tersebut yaitu sebanyak 410.507 Jiwa, dan untuk para pengguna kartu Jamkesmas tersebut kebanyakan berasal dari kalangan masyarakat yang kurang mampu atau yang mengalami kesulitan dalam faktor perekonomiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien Jamkesmas (umur/ usia, pendidikan, dan jenis kelamin), dan kualitas pelayanan kesehatan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Palembang Bari Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat survei analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel yang digunakan yaitu semua pasien pengguna Jamkesmas yang berobat di Poliklinik Penyakit Dalam, dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Hasil penelitian berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov menemukan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur responden (p=1,000), tingkat pendidikan responden (p=1,000), jenis kelamin responde (p=0,998) dengan kualitas pelayanan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan di RSUD Palembang Bari tidak memandang usia, tingkat pendidikan, maupun jenis kelamin pasien pengguna JAMKESMAS dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Merokok merupakan faktor resiko utama untuk penyakit kardiovaskular salah satunya hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan merokok sebagai salah satu faktor resiko kejadian hipertensi pada pasien-pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Jenis penelitian ini adalah penelitian case control yaitu penelitian survey analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospective. Data primer didapat dari wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden dan data sekunder didapat dari medical record. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah jumlah rokok yang dihisap (p = 0,003 < 0,05, OR = 5,107), jenis rokok (p = 0,009 < 0,05, OR = 0,225), lama menghisap rokok (p = 0,001 < 0,05, OR = 6,765), keturunan (p = 0,014, OR = 0,255), obesitas (p = 1,000, OR = 0,985) dan aktivitas olahraga (p = 0,017, OR = 0,269).Berdasarkan penelitian ini di dapatkan kesimpulan terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah rokok yang dihisap,lama menghisap rokok, jenis rokok, keturunan dan aktivitas olahraga dengan kejadian hipertensi dan tidak terdapat hubungan yang signifikan dari obesitas terhadap kejadian hipertensi pada pasien di Polikliinik Penyakit Dalam Rumah sakit Muhammadiyah Palembang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.