Hidroponik merupakan suatu seni bertanam dengan menggunakan media air atau media tanam lainnya selain tanah, atau dapat dikatakan budidaya tanaman tanpa tanah. Wick System (sistem sumbu) merupakan salah satu model hidroponik dan sistem ini dinilai mudah serta murah terutama untuk kalangan pemula. Ketersediaan unsur hara dan kehadiran media tanam yang tepat akan menentukan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Konsep tersebut merupakan dasar tujuan dari penelitian ini. Penelitian dilakukan di Lahan Pekarangan Perumahan Dosen Blok R No.2, Kampus Baru Andounohu dan Lab. Agroteknologi Unit Agronomi, Fakultas Pertanian, dengan menerapkanRancangan Acak Lengkap. Adapun perlakuannya, antara lain Arang sekam + tanpa POC, Arang sekam + POC air cucian beras (10 mL/L air), Arang sekam + POC air tahu (10 mL/L air), Cocopeat + tanpa POC, Cocopeat + POC air cucian beras (10 mL/L air), Cocopeat + POC air tahu (10 mL/L air), Arang sekam + Cocopeat + tanpa POC, Arang sekam + Cocopeat + POC air cucian beras (10 mL/L air), Arang sekam + Cocopeat + POC air tahu (10 mL/L air). Parameter yang akan diamati dalam penelitian ini, antara lain tinggi tanaman (cm), panjang daun (cm), jumlah daun(helai), dan lebar daun (cm), rata-rata berat basah tanaman, dan bobot Kering Tajuk serta Akar (gr) yang dihitung dengan mengeringkan hasil panen dengan menggunakan oven pada suhu 800 C selama 2 x 24 jam. Hasil analisis data statistika menunjukkan adanya pengaruh nyata media tanam dan pemberian POC terhadap laju pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy. Perlakuan POC Air Beras dan media tanam berupa arang sekam + cocopeat memberikan hasil yang terbaik dibandingkan perlakuan lainnya untuk parameter vegetatif tanaman. Adapun berat kering dan berat basah, perlakuan A0 memberikan hasil tertinggi, namun tidak berbeda nyata secara statistika dengan perlakuan AC1.
Salah satu lahan marjinal yang memiliki polibagensi tinggi untuk dikembangkan di Indonesia adalah lahan pantai. Sulawesi Tenggara memiliki panjang garis pantai sebesar 1.740 km, namun masyarakat belum memanfaatkan lahan pasir pantai tersebut secara optimal, terutama untuk kegiatan pertanian. Tanaman yang berpolibagensi untuk dikembangkan di lahan pesisir adalah tanaman sawi mengingat permintaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Secara nasional kemampuan produksi tanaman sawi Indonesia 8-10 ton ha-1. Di Sulawesi Tenggara produksi sawi rata-rata hanya 3,84 ton ha-1 dengan luas panen 165 ha. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh rekayasa mutu tanah pasir pantai melalui aplikasi bahan organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dengan 5 ulangan. Perlakuan yaitu tanpa pemberian pupuk organik, pupuk kompos kotoran sapi, pupuk organik Gaksi, dan kombinasi pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk organik kompos kotoran sapi dan pupuk organik Gaksi terbaik pada perlakuan 100 g pupuk kompos kotoran sapi dengan 10 g pupuk organik Gaksi memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi pada tanah pasir pantai.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.