Salah satu lahan marjinal yang memiliki polibagensi tinggi untuk dikembangkan di Indonesia adalah lahan pantai. Sulawesi Tenggara memiliki panjang garis pantai sebesar 1.740 km, namun masyarakat belum memanfaatkan lahan pasir pantai tersebut secara optimal, terutama untuk kegiatan pertanian. Tanaman yang berpolibagensi untuk dikembangkan di lahan pesisir adalah tanaman sawi mengingat permintaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Secara nasional kemampuan produksi tanaman sawi Indonesia 8-10 ton ha-1. Di Sulawesi Tenggara produksi sawi rata-rata hanya 3,84 ton ha-1 dengan luas panen 165 ha. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh rekayasa mutu tanah pasir pantai melalui aplikasi bahan organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dengan 5 ulangan. Perlakuan yaitu tanpa pemberian pupuk organik, pupuk kompos kotoran sapi, pupuk organik Gaksi, dan kombinasi pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk organik kompos kotoran sapi dan pupuk organik Gaksi terbaik pada perlakuan 100 g pupuk kompos kotoran sapi dengan 10 g pupuk organik Gaksi memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi pada tanah pasir pantai.
This study was to determine differences in the distribution of photosynthate of vegetative phase of several varieties of soybean (Glycine max L. Merril) cultivated on acid soil of Southeast Sulawesi. This research was conducted in the sub district Anduonohu, Poasia district and at Agrotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture University Halu Oleo, Kendari from July to October 2013. The research design used was randomized block design (RBD) with three replications. Variety treatment consisted of varieties Kaba, Argomulyo, Tanggamus, Grobogan and Gema. The variables observed in this study were root dry weight, stem dry weight, leaf dry weight, stem dry weight, and branch dry weight. Results of statistical analysis of the data showed that the treatment affected the distribution of photosynthate on different plant varieties. Different varieties gave significant effect on root dry weight, stem dry weight, leaf dry weight, branch dry weight.Keywords : Acid soils, distribution of photosynthate, soybean, varieties
Tanaman hortikultura merupakan bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh karena menjadi sumber vitamin, mineral, protein dan karbohidrat. Komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomis cukup tinggi, dengan tingkat permintaan yang terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Hal ini menjadikan komoditas hortikultura memiliki potensi pasar yang sangat besar, namun tidak didukung oleh peningkatan produksi. Hal tersebut diakibatkan sebagian besar budidaya hortikultura dilakukan pada lahan marginal dengan teknik budidaya yang tidak memadai. Kabupaten Muna, khususnya Kecamatan Watopute memiliki potensi luas lahan untuk pengembangan hortikultura, khususnya sayuran. Namun, lahan-lahan tersebut didominasi oleh lahan kering marginal yang perlu segera ditangani agar produktivitasnya meningkat. Solusi untuk permasalahan tersebut diantaranya adalah teknologi inovatif hasil penelitian dari perguruan tinggi berupa bioteknologi pemupukan yang memanfaatkan sumber-sumber daya lokal dan penerapan sistem intercropping. Bioteknologi pemupukkan berbasis organik seperti pupuk bokasi plus merupakan teknologi inovatif yang dapat meningkatkan ketersediaan produk pertanian khususnya hortikultura, sedangkan sistem intercropping, selain mampu meningkatkan efesiensi penggunaan lahan dan meningkatkan produksi tanaman per satuan luas lahan, juga mampu memperbaiki kesuburan tanah, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) merupakan program yang sangat tepat untuk mendiseminasikan solusi dari permasalahan tersebut sehingga dapat diadopsi oleh masyarakat secara luas.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari keeratan hubungan hasil dan komponen-komponen hasil padi ladang lokal Sulawesi Tenggara yang dibudidayakan dengan sistem budidaya gogo dan budidaya sawah. Penelitian telah dilaksanakan pada lahan yang terletak di Kelurahan Kambu Kota Kendari dan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai Oktober 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri atas 6 perlakuan kultivar yaitu Wapantoga, Bou, Momea, Konkep, Uwa dan Ndowatu dalam dua sistem budidaya yaitu sistem budidaya gogo dan sistem budidaya sawah. Setiap perlakuan kultivar diulang 3 kali sebagai kelompok sehingga terdapat 36 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang malai, total gabah per malai, bobot gabah isi dan bobot gabah per rumpun merupakan kriteria yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi padi ladang baik yang ditanam pada kondisi lahan kering (sistem budidaya gogo) maupun lahan sawah (sistem budidaya sawah). Empat komponen tersebut memiliki korelasi positif terhadap hasil produksi padi ladang lokal Sulawesi Tenggara.Kata Kunci; korelasi, kultivar padi lokal, ladang, sawah
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.