Salah satu proses morfologis yang amat penting adalah afiksasi. Proses afiksasi amat berbeda-beda dalam berbagai bahasa, salah satunya bahasa Kerinci di daerah Pulau Tengah. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis afiks dan proses pembubuhannya dalam bahasa Kerinci di daerah Pulau Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara. Hasil yang diperoleh adalah berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tuturan masyarakat dalam bahasa Kerinci di Pulau Tengah, diperoleh 5 jenis afiks dengan 57 ragam bentuk afiks. Ragam afiks tersebut terdiri dari 12 prefiks, 9 sufiks, 5 infiks, 27 kombinasi afiks, dan 4 simulfiks. Afiks-afiks tersebut mengalami proses pembubuhan pada berbagai bentuk dasar. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa Kerinci di daerah Pulau Tengah merupakan bahasa daerah yang mengalami afiksasi yang secara aktif digunakan oleh masyarakat bahasa dalam bertutur yang berlangsung pada bentuk dasar nomina, verba, adjektiva, dan numeralia. Afiksasi juga merupakan kajian yang penting dalam pembelajaran yang dapat dimanfaatkan baik untuk siswa di sekolah maupun untuk mahasiswa di tingkat perkuliahan. Kajian afiksasi memberikan kontribusi terhadap sumber ajar pembelajaran morfologi di tingkat perkuliahan dan pembelajaran bahasa daerah di tingkat persekolahan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana kontribusi sosiolinguistik dalam pembelajaran teks fabel dengan menggunakan pendekatan komunikatif pada kelas VII SMP Negeri 2 Kerinci. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran teks fabel dengan pendekatan komunikatif. Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah wawancara dengan guru dan siswa, hal ini mengingat keterbatasan akses dan ruang gerak pada masa pandemi sekarang ini. Adapun hasil yang diperoleh adalah pada pembelajaran teks fabel kelas VII SMP Negeri 2 Kerinci dapat diterapkan pendekatan komunikatif dengan baik. pembelajaran tersebut dimulai dari pembuka, inti, dan penutup yang kesemua langkah tersebut memperhatikan prinsip pendekatan komunikatif. Dalam pembelajaran dengan pendekatan komunikatif tersebut juga terdapat kontribusi sosiolinguistik di dalamnya, mulai dari proses penyusunan perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hingga penggunaan bahasa dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran teks fabel terdapat kontribusi kajian sosiolinguistik dalam menerapkan pendekatan komunikatif.
Media pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam suatu proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar. Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah untuk merangsang pola pembelajaran agar dapat mencapai keberhasilan pembelajaran dan mencapai tujuan yang diinginkan. Pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif tentunya tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Hal ini mengingat bahwa guru berperan dalam segala bentuk proses pembelajaran.
Learning media is the most important part in a learning process. Learning media is a tool used to assist the teaching and learning process. The purpose of using learning media is to stimulate learning patterns in order to achieve learning success and achieve the desired goals. The development and use of interactive multimedia-based learning media certainly cannot be separated from the competencies possessed by the teacher. This is because the teacher plays a role in all forms of the learning process.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.