AbstrakProgram Desa Binaan di Desa Abang Batu Dinding ini bertujuan 1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan nilai karakter anak usia dini dan pelatihan keterampilan usaha mandiri. (2) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi alam dan lingkungan memalui kegiatan pembudidayaan ikan mujair dan pertanian organik untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. (3) Mendorong tumbuhnya kreativitas, motivasi dan inovasi masyarakat dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi melalui pelatihan pengembangan usaha ekonomi kreatif, seperti pengolahan ikan mujair pasca panen menjadi Abon Mujair, Krupuk Mujair, Bakso Mujair dan pengolahan hasil pertanian seperti bawang menjadi bawang goreng siap saji. (4) Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyuluhan untuk mendorong terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dalam bidang sistem pemasaran hasil sumber daya alam yang ada di Desa Abang Batu Dinding Kecamatan Kintamani. Berdasarkan pada permasalahan prioritas yang ada, maka solusi yang ditawarkan melalui desa binaan ini menggunakan metode sebagai berikut : Partisipatory Rural Appraisal (PRA) yaitu suatu sistem untuk menyusun dan mengembangkan program operasional dalam pembangunan tingkat desa. Enthrepreneurship Capasity Building (ECB), metode ini berkaitan erat dengan kemampuan beriwirausahan dari masyarakat, Teknologi Tepat Guna (TTG), yaitu metode yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik dan ekonomi masyarakat bersangkutan. PendahuluanDesa Abang Batu Dinding terletak pada ketinggian 867 sampai 1115 meter di atas permukaan air laut, dengan curah hujan rata-rata 1879 mm/tahun, dan suhu udara rata-rata 20 0 C sampai 26 0 C, dengan luas wilayah Desa Abang Batu Dindingadalah 987 Ha, yang pemanfaatannya adalah Pemukiman umum: 52 Ha, Ladang/Kebun: 735,00 Ha, Hutan Lindung: 143,00 Ha, Kuburan: 4,00 Ha, dan Bangunan Umum: 15,00 Ha. Dengan julmlah penduduk 5.668 Jiwa atau 255 KK, yang terdiri dari Laki-laki: 2.227 Jiwa dan Perempuan: 3.141Jiwa. Adapun batas-batas desa adalah sebagai berikut. Sebelah Utara : Desa Pingan, sebelah Selatan: Desa Kedisan, sebelah Barat: Desa Desa Batur dan Desa Kintamani, sebelah Timur: Danau Batur. Sementara orbitasi desa dengan pusat adalah: Ke Ibu Kota Kecamatan Kintamani: 9 Km, Ke Ibu Kota Kabupaten Bangli: 25 Km, Ke Ibu Kota Propinsi Bali: 78 Km. Mata pencaharian masyarakat Desa Abang Batu Dinding adalah 53% bermata pencaharian pertani, 17% nelayan, 9% pedagang, 2% Pegawai Negeri Sipil dan 2% pengerajin dan 14% buruh bangunan, 3% lain-lain (Monografi Desa Abang Batu Dinding, 2012). Dari jumlah penduduk tersebut, 79,83% merupakan angkatan kerja produktif. Ini menunjukkan bahwa potensi sumberdaya manusia yang ada di Desa Abang Batu Dindingsangat menjanjikan. Namun, pendapatan masyarakat masih rendah (rata-rata pendapatan penduduk Rp. 457.000,-), padahal potensi yang dapat dikembangkan sangat banyak, seperti: pertanian, perikanan, peternakan, ...
The Covid-19 pandemic has forced Indonesian language lecturers to use internet-assisted technology. The worry arises because all lecturers have not mastered professional skills in using assisted internet technology, affecting the quality of Indonesian language learning, especially at the Ganesha University of Education. This qualitative research discusses (1) the learning tools used by Indonesian language lecturers and (2) the process of Indonesian learning during the Covid-19 Pandemic era. The subjects of this research are Indonesian language lecturers at the Ganesha University of Education. Data collection techniques were carried out using observation, open interviews, and documentation studies. The data analysis technique used the Milles and Huberman analysis model and the TPACK principle. The results showed that (1) Indonesian language learning during the Covid-19 pandemic era had been planned in advance through the preparation of learning tools; and (2) Indonesian lecturers were able to combine aspects of technology skills, pedagogy, and content knowledge in learning carried out both synchronously and asynchronously.
Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah (1) sikap sosial yang dimiliki siswa tuna rungu, (2) deskripsi efektivitas rekonstruksi sikap sosial melalui pendekatan sainstifik. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa tuna rungu dan seluruh siswa kelas IV SD Negeri 2 Bengkala Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Metode yang digunakan adalah pemberian kuesioner dan wawancara guru dengan teknik analisis deskriptif kulitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) deskripsi sikap sosial yang dimiliki siswa kelas IV SD Negeri 2 Bengkala secara umum memiliki rata-rata (87,21) termasuk dalam kategori tinggi. Namun hasil rata-rata indikator pada aspek sikap gotong royong (7,5) termasuk dalam kategori rendah, sikap disiplin (7,14) termasuk dalam kategori rendah, sikap sopan (7,43) termasuk dalam kategori rendah, dan sikap percaya diri (6, 5) termasuk pada kategori sangat rendah. (2) deskripsi efektivitas rekonstruksi sikap sosial siswa kelas IV SD melalui pendekatan saintifik hanya diterapkan pada indikator sikap sosial yang berada dibawah kategori tinggi. Hasil secara umum rata-rata (41,64) berada pada kategori sangat tinggi, hasil rata-rata dari setiap indikator yang direkonstruksi yaitu gotong royong (8,56) berada pada kategori tinggi, disiplin (11) berada pada kategori sangat tinggi, sopan (10,4) berada pada kategori sangat tinggi, dan percaya diri (10,7) berada pada kategori sangat tinggi. Demikian deskripsi pendekatan saintifik dalam merekonstruksi sikap sosial dikatakan efektif karena hasil perhitungan rata-rata mengalami kenaikan. Kata Kunci: sikap sosial, rekonsruksi, tuna rungu.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prestasi siswa dalam pembelajaran menulis resensi cerita pendek dengan menggunakan metode buzz group, (2) mendeskripsikan respons siswa terhadap penggunaan metode buzz group dalam pembelajaran menulis resensi cerita pendek, dan (3) mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa saat menggunakan metode buzz group dalam pembelajaran menulis resensi cerita pendek. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan deskiptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XI SMK Negeri 3 Singaraja. Objek penelitian ini yaitu penggunaan metode buzz group dalam pembelajaran menulis resensi cerita pendek. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes, angket/kuesioner, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) siswa memperoleh prestasi yang baik dengan digunakannya metode buzz group. Dari 121 orang siswa, sebanyak 91 orang siswa (75.22%) mendapatkan nilai dengan kategori baik, (2) hasil kuesioner menunjukkan, dari 121 orang siswa, sebanyak 80 orang siswa (66.13%) memberikan respons positif terhadap penggunaan metode buzz group dalam pembelajaran menulis resensi cerita pendek, dan (3) kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa saat menggunakan metode buzz group yaitu dari segi waktu, lingkungan belajar, sedangkan kendala-kendala yang dihadapi siswa yaitu dari segi waktu dan konsentrasi belajar. Penggunaan metode buzz group ini efektif digunakan dalam pembelajaran menulis resensi cerita pendek.
Penelitian ini bertujuan mengkaji (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) hambatan yang dihadapi siswa dalam kegiatan menulis pada ekstrakurikuler jurnalistik di SMA Negeri 1 Mengwi. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IBB dan pembina ekstrakurikuler jurnalistik di SMA Negeri 1 Mengwi. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan menulis pada ekstrakurikuler jurnalistik. Data dikumpulkan menggunakan metode wawancara, metode observasi, metode kuisioner, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Perencanaan kegiatan menulis pada ekstrakurikuler jurnalistik disusun dalam bentuk program kerja. Program kerja dirancang menjadi dua, yaitu program kerja semester ganjil dan program kerja semester genap. Komponen yang terdapat dalam program kerja tersebut meliputi tujuan, sasaran, uraian kegiatan, nilai karakter, dan indikator karakter. (2) Pelaksanaan kegiatan menulis pada ekstrakurikuler jurnalistik meliputi kegiatan menulis berita, tajuk rencana, opini, laporan utama, laporan khusus, resensi, dan penulisan sastra. Pembina menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, praktik, serta menggunakan koran sebagai media untuk memudahkan siswa dalam menulis. Selain itu, pembina selalu mengajak siswa untuk peka terhadap isu-isu yang sedang ramai untuk diperbincangkan. Siswa mampu menghasilkan tulisan-tulisan jurnalistik, dan tulisan tersebut dikoreksi pada akhir pelatihan kegiatan menulis. (3) Hambatan yang dihadapi siswa dalam kegiatan menulis meliputi hambatan umum dan khusus. Selain hambatan yang dihadapi siswa, pembina juga mengalami hambatan ketika menulis yaitu keterbatasan pengetahuan terkait jurnalistik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.