Dialysis Disequilibrium Syndrome (DDS) is a set of neurological signs and symptoms that can occur during or following dialysis. Osmotic fluid gradient alteration caused by the dialysis process can cause cerebral edema. This process relates to the changes of high gradient urea in both the blood and central nervous system (CNS), which can modulate extracellular fluid influx into brain cells. A 77-year-old woman presented with chronic kidney disease (CKD) and hypertension with headache and tonic-clonic seizure following initial hemodialysis. In this case, we identified that adjustment to the hemodialysis prescriptions such as duration, blood flow rate, and target reduction of blood urea would be the key to avoid seizure following hemodialysis.

DIFFERENCE IN OUTCOME OF ACUTE ISCHEMIC STROKE PATIENT WITH NORMAL LEUKOCYTE AND LEUKOCYTOSISABSTRACTIntroduction: Inflammation is an independent risk factor for ischemic stroke, which needs to be inhibited to reduce worsening occlusion of arteries due to atherosclerotic plaques. Increased leukocyte count is considered an acute damage marker of brain tissue that experiences ischemia and is used to determine the severity and prognosis of acute ischemic stroke.Aims: To analyse association between the number of leukocytes in acute onset ischemic stroke patients during admission and discharge.Methods: A prospective analytical observational study with a cohort design on acute ischemic stroke patients in Wangaya Regional Hospital, Denpasar-Bali between January and September 2018. Clinical manifestations were assessed using National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS). Data was collected through medical records and analysed using Chi-square test and Mann-Whitney.Results: Seventy-six subjects devided into 2 groups;  normal  leucocytes and  leucocytosis group,  38 patients respectively. The normal leucocytes group was dominated with male subject (78.9%) and mean leucocytes count was 7,612/mm3. While leucocytosis group was dominated with female subjects (63.2%) and mean leucocytes count was 12,294/ mm3. Mean NIHSS at admission in normal leucocytes group and leucocytosis group was 5 (moderate) and 8 (moderate) respectively. Mean NIHSS at discharge in normal leucocytes group and leucocytosis group was 3 (low) and 11 (moderate) respectively.Discussion: Patients with acute onset ischemic stroke with normal leukocyte count during admission, tend to have better clinical outcome two times fold compared to the patients with leucocytosis.Keywords: Leukocytes, leucocytosis, acute ischemic stroke, NIHSSABSTRAKPendahuluan: Inflamasi merupakan faktor risiko independen terjadinya stroke iskemik, yang perlu dihambat untuk mengurangi perburukan oklusi pada pembuluh darah akibat plak aterosklerotik. Peningkatan kadar leukosit dianggap menunjukkan kerusakan akut jaringan otak yang mengalami iskemia dan digunakan untuk mengetahui tingkat keparahan dan prognosis stroke iskemik akut.Tujuan Mengetahui hubungan antara kadar leukosit terhadap manifestasi klinis pasien stroke iskemik onset akut pada saat masuk dan keluar perawatan.Metode: Penelitian observasional analitik prospektif dengan rancangan kohort terhadap pasien stroke iskemik onset akut yang dirawat di RSUD Wangaya, Denpasar, pada bulan Januari hingga September 2018. Manifestasi klinis subjek dinilai berdasarkan derajat beratnya stroke menggunakan National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS). Data dikumpulkan melalui rekam medis dan di analisis dengan uji Chi-square dan Mann-Whitney.Hasil: Didapatkan 76 subjek yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu masing-masing 38 subjek pada kelompok dengan leukosit normal dan kelompok dengan leukositosis. Kelompok subjek leukosit normal, didominasi oleh subjek laki- laki (78,9%) dan rerata kadar leukosit 7.612/mm3, sedangkan pada kelompok leukositosis mayoritas perempuan (63,2%) dan rerata kadar leukosit 12.294/mm3. Rerata skor NIHSS saat masuk pada kelompok leukosit normal adalah 5 (moderat) dan  pada kelompok dengan leukositosis adalah 8 (moderat). Adapun rerata skor NIHSS pada kelompok leukosit normal saat pasien keluar adalah 3 (ringan) dan 11 (moderat) pada kelompok leukositosis.Diskusi: Subjek stroke iskemik akut dengan kadar leukosit awal yang normal cenderung memiliki perbaikan manifestasi klinis pada saat keluar RS dua kali lebih baik daripada subjek dengan leukositosis.Kata kunci: Leukosit, leukositosis, stroke iskemik akut, skor NIHSS

No abstract

Latar Belakang: Hemodialisis adalah suatu prosedur yang digunakan untuk membantu ginjal melakukan tugasnya mengeluarkan zat-zat dari dalam tubuh. Salah satu dampak dari menjalani terapi hemodialisis adalah penurunan perfusi serebral dan penurunan kecepatan aliran darah otak sehingga dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Gangguan kognitif dan demensia telah banyak dilaporkan terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik terutama yang menjalani terapi hemodialisis. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka profil  gangguan kognitif pada pasien hemodialisis di RSUD Wangaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode potong lintang dan dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2019. Populasi target dan sampel pada penelitian ini adalah semua pasien hemodialisis di RSUD Wangaya yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan kuesioner Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina). Data yang diperoleh ditabulasi dengan menggunakan program SPSS. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan prevalensi gangguan kognitif pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis sebesar 90% dengan domain kognitif yang paling sering terganggu adalah domain  delayed memory (27,5%). Sebanyak 66% yang mengalami gangguan kognitif adalah yang telah menjalani terapi hemodialisis selama lebih dari 2 tahun.