Tulisan ini dibuat untuk membaca tanda visual dan tanda verbal yang terdapat pada karya kartun politik Koran Jawa Pos tahun 2019. Pembacaan terhadap tanda tersebut akan digunakan untuk mendeskripsikan makna denotasi dan menggali makna konotasi kartun di tahun politik. Dari sejumlah kartun yang diobservasi, kartun yang terbit pada 13 Januari dan 7 April 2019 dipilih sebagai sampel karena kartun-kartun tersebut menunjukan kartun politik yang menghadirkan kritik terhadap calon presiden serta calon anggota legislatif. Objek penelitian ini difokuskan pada analisis visual kartun, makna denotasi dan makna konotasi. Objek penelitian didasarkan pada analisis makna denotasi dan makna konotasi dengan menggunakan teori semiologi Roland Barthes. Kartun politik yang hadir pada Koran Jawa Pos Minggu tahun 2019 adalah sebuah kartun kritik terhadap calon peserta pemilu yaitu calon presiden dan wakil presiden serta kritik terhadap calon anggota legislatif. Kartun ini memanfaatkan teks visual berupa gambar yang diwarna, dilengkapi dengan teks verbal yang berupa tulisan yang terangkai menjadi kalimat pada satu panel/frame. Teks visual dan teks verbal yang hadir dalam satu panel memunculkan sebuah narasi kritik terhadap persoalan yang diperbincangkan di masyarakat. Pramono sebagai kartunis menggambarkan isu dimasyarakat tersebut dengan gambar yang kritis berbalut nuansa humor.
The general purpose of this study is to increase knowledge in the form of academic studies of the 2019 Jawa Pos newspaper political cartoon, and its specific purpose is to describe the denotation, connotation, myth and visual ideology of the Sunday edition of the Jawa Pos newspaper political cartoon in the sketch rubric. This study used a qualitative design. Everything related to the 2019 Jawa Pos newspaper political cartoon will be described qualitatively. The qualitative step taken was to collect, filter and analyze data to produce descriptive data in the form of words and notes related to its meaning. The research sample is the political cartoon of the January 13 and March 10 2019 edition of the Jawa Pos Newspaper. The results showed that visually, politicians occupy the top position in the drawing room. The size of the depiction was made much larger than that of the other public figures. Meanwhile, voter community figures were depicted as occupying a space position at the bottom. The depiction only showed half of the body, namely from the head to the waist. The meaning that is born from each image is determined in part by the meanings of other texts which appear to be the same. This is what is called intertextuality. Cartoonists and readers have carefully gathered various texts on politicians and voters to see the power of ideology with the intertextuality of various other texts / images.
To bring humor or social criticism, a cartoon on newspapers usually uses two kinds of text, such as visual text and verbal text. Both of them are reinforcing the message that delivered by the cartoonist, either humor or criticism. If one of these texts does not exist, the message will be very difficult to understand as they need each other. Konpopilan cartoon is published in Kompas newspaper every Sunday is different. This cartoon firmly states 'itself' is a work of visual communication. That background study brought this research has some objectives, such as; (a) To describe the visual language that the Konpopilan cartoons were published in Kompas Newspaper in 2016, (b) To describe the meaning of denotation and connotation of Konpopilan cartoons in Kompas newspaper in 2016. This research used Qualitative research. The results of this research shown that the visualization of Kompopilan cartoons are a man who wears traditional woven bamboo hat and animals. This research uses visual language as it mean discussion. Cara Wimba uses very long shot, long shot, and medium long shot, Tata Ungkap Dalam uses normal perspective, Tata Ungkap Luar is not presented in 1 frame cartoon style but presented by strip comic that uses more than one frame. Denotation meaning of this cartoon is described by the person who wears a traditional woven bamboo hat and some animals that has connotation meaning as a cartoon focusing on social criticsm; how human being should take care of the environment and anti corruption.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan dalam bentuk kajian akademis terhadap kartun politik Koran Jawa Pos dan tujuan khususnya adalah untuk mendeskripsikan makna denotasi, makna konotasi dan mitos kartun politik Koran Jawa Pos Minggu pada rubrik sketsa. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif. Segala hal yang berhubungan dengan kartun politik Koran Jawa Pos tahun 2019 akan dideskripsikan secara kualitatif. Langkah kualitatif yang dilakukan adalah mengumpulkan, menyaring dan menganalisis data untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, catatan-catatan yang berhubungan dengan makna. Sampel penelitiannya adalah kartun politik Koran Jawa Pos edisi 24 Februari dan 10 Maret 2019. Hasil penelitian menunjukan Mitos kartun politik Koran Jawa Pos adalah kesejahteraan rakyat. Secara skematis, makna tersebut dapat dilukiskan: form (gambar kartun politik Koran Jawa Pos), concept (hadirnya para politisi mendatangi pemilih untuk menyampaikan visi misi/ kehadiran sesungguhnya) dan signification (seluruh sistem tanda tentang kampanye para politisi dan kesejahteraan). Jika Barthes mendefinisikan mitos sebagai “a type of speechâ€, gambar kartun Koran Jawa Pos ini dapat disebut sebagai mitos dalam arti bahwa gambar kartun itu merupakan cara berbicara kesejahteraan masyarakat dalam kampanye politik para politisi.
Kartun-kartun panji Koming yang hadir pada Koran Kompas Minggu saat tahun politik adalah sebuah kartun kritik. Kartun ini unik karena cara berceritanya menggunakan komik strip dengan narasi kisah di zaman Majapahit, namun selalu memiliki konteks kekinian. Secara visual Kartun Panji Koming sangat menarik untuk dibongkar karena cara berceritanya menggunakan gaya ungkap komik yang berarti adanya pemanfaatan panel-panel serta kombinasi kata dan gambar dalam menyampaikan pesan. Selanjutnya pesan yang dihadirkan melalui kombinasi gambar dan kata juga menarik untuk diungkap karena; pertama, kartun ini bukan saja dikenal kritis, melainkan juga keras. Kedua, bahwa seri kartun Panji Koming dimuat di Koran Kompas yang merupakan Koran dengan jumlah oplah yang besar, yang terutama memang beredar dikalangan kelas menengah yang diandaikan juga sebagai pembaca yang kritis. Berkaitan dengan hal tersebut, maka kartun Panji Koming sangat penting untuk dikaji terkait transisi panelnya serta pemanfaatan kata dalam panel untuk mengungkap makna. Kajian komik menggunakan teori komik McCloud dan penafsiran maknanya akan dibedah menggunakan teori semiotika Barthes tentang makna denotasi dan makna konotasi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan dalam bentuk kajian akademis terhadap komik kartun Panji Koming pada Koran Kompas. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif untuk mengumpulkan, menyaring dan menganalisis data. Objek penelitian ini difokuskan pada analisis pilihan momen, pilihan bingkai, pilihan citra, pilihan kata, pilihan alur serta makna denotasi dan makna konotasi. Objek penelitian tersebut didasarkan pada analisis teori komik yang dikembangkan oleh McCloud dan makna denotasi dan makna konotasi dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.