This article was aimed to formulate the construction of tourism village development model towards smart eco-tourism in Paksebali village, Kungkung regency, Bali. The methods of collecting data included observation, interview, documentation, and Focused Group Discussion. The data were analysed using qualitative method and SWOT analysis. The findings showed that the political will of the government in Klungkung regency and Paksebali village, as well as the participation of the local community had a great contribution to the development of the tourism village. The analysis of internal and external factors were used to formulate alternative development strategies that included conservation and revitalization of arts and culture, nature and environment conservation. Village tourism product development was conducted in a gradual and sustainable manner. Improvement of facilities and infrastructure, included HR Quality Improvement, Strengthening tourism village institutions, marketing systems, and increasing community participation.
Di Era Pandemi Covid-19, pemberdayaan masyarakat desa berbasis pendampingan merupakan program yang sangat efektif dan efisien dalam meningkatkan kualitas desa wisata. Pendampingan dirasakan efektif karena relasi pendamping dengan masyarakat sangat dekat, durasi waktu pendampingan relatif lama, materi pelatihan beorientasi pada kebutuhan masyarakat dan tingkat partisipasi masyarakat di dalam pendampingan tinggi, materi dan target pemberdayaan lebih terencana. Adapun desa wisata yang akan dilakukan pendampingan adalah Desa Kaba-Kaba, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Desa Kaba-Kaba merupakan salah satu desa yang memiliki potensi daya tarik wisata alam dan sosial budaya yang cukup memadai sebagai bagian produk desa wisata. Akan tetapi akibat adanya wabah pandemi covid-19, seluruh desa wisata wajib menjalankan protokol kesehatan, termasuk Desa Wisata Kaba-Kaba. Walaupun Desa Wisata Kaba-Kaba sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata pada tahun 20016, dalam pengembangannya kemampuan dan komitmen dari sumber daya manusianya masih sangat rendah. Bahkan dalam menjalankan kesiapan pengelolaan Desa wisata yang berorientasi bersih, sehat, aman dan ramah terhadap lingkungan belum optimal dijalankan. Oleh kerannya diperlukan pelatihan dan pendampingan di Desa Wisata Kaba-Kaba. Sasaran pelatihan adalah masyarakat Desa Kaba-Kaba sebanyak 20 peserta. Masyarakat ini merupakan masyarakat yang berperan aktif dalam pengembangan desa wisata. Target dari program pelatihan ini adalah mampu mendidik peserta sebanyak 20 orang masyarakat dengan kompetensi yang dihasilkan mampu menjelaskan konsep dan implementasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment). Program pelatihan dilaksanakan di Hotel Puri Saron Kota Denpasar dengan dibantu oleh Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata dalam menyediakan fasilitas penyelenggaraan Bimbingan Teknis. Setelah kegiatan pelatihan dilakukan tahapan pendampingan ke masyarakat desa dalam mengimplemetasi program CHSE. Tahap awal program pendampingan adalah memberikan dukungan sarana prasaran seperti thermogun, hand sanitizer dan wastafel portabel. Sarana prasarana ini merupakan hal mendasar yang mampu mengedukasi masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Tahap selanjutnya memberikan simulasi penerapan standar protokol kesehatan dengan penggunaan peralatan yang telah diberikan pada saat penerimaan wisatawan di desa wisata.
Development of tourism pattern known as the "Community Base Tourism" is the tourism development around the tourist activity takes place and mingle with the rural communities. The added value gained from the development of community-based tourism / rural are (1) the rural population can serve as actors, they can provide shelter for tourists, provision of food and beverages, laundry services, business services transportation, and other services. (2) Increasing consumption of local products (vegetables, fruits, crafts, traditional foods, and others, working sethingga will drive business continuity and locality-based tradition. (3) Encourage the empowerment of local labor, such as the provider of the art attraction culture, crafts, etc.). (4) increasing public awareness of the values and traditions of local culture and unique natural environment dimiliki.Strategi community-based Tourism Development in the Village Bedulu viewed from several aspects of the management organization, Profile of Tourists visiting, Perception of tourists who stay on the Service, Perception travel agents to tourist Bedulu village management, Participation / community-based Tourism. developing support can empower rural communities so as to improve the welfare of villagers.
Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui Potensi daya tarik wisata yang dimiliki desa Kaba-kaba, kondisi Pengelolaan desa wisata Kaba-kaba dilihat dari Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengawasan dan katagori Desa Wisata Kaba-kaba jika dievaluasi berdasarkan ketentuan kementrian Pariwisata tentang klasifikasi Desa wisata. Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi , wawancara dengan para pemangku kepentingan pengembangan desa wisata Kaba-Kaba dan dokumentasi.Data yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Desa kaba-kaba memiliki memiliki potensi daya tarik wisata dari alamberupa lahan pertanian, sumberair, dari budaya berupa peninggalan kerajan kaba-Kaba, aktivitas sosial masyarakat seperti bertani, pande besi dan upacara adat dan keagamaan.Pengelolaan Desa wisata belum berjalan maksimal walaupun telah terbentuk Kelompok Sadar wisata, perencanan belum ada ,aktivitas pengelolaan masih dibawah kendali satu orang, pengawasan belum berjalan maksimal, partisipasi masyarakat belum optimal,Katagori desawisata Kaba-Kaba adalah masih kata gori Desa wisata perintisan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan yang berbasis kerakyatan, diperlukan upaya diversifikasi daya tarik wisata yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelestarian seni budaya, dan pembangunan kepariwisataan yang ramah lingkungan. Salah satu representasi dari pembangunan Pariwisata berbasis Masyarakat adalah pengembangan Desa Wisata. Sejalan Program Percepatan Pengembangan desa wisata yang dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata bersinergi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk mewujudkan 2.000 desa wisata, diharapkan peran Perguruan Tinggi dapat melakukan Pengabdian kepada Masyarakat untuk mendorong percepatan pengembangan desa wisata. Desa wisata yang akan dijadikan mitra dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat adalah Desa Wisata Paksebali, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung-Bali. Tujuan dari pengabdian ini adalah menghasilkan pramuwisata lokal yang kompeten dalam memandu wisatawan, menghasilkan sumberdaya manusia yang mampu mengelola dan melayani penyiapan akomodasi para wisatawan di homestay, meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas yang memenuhi standar dan memahami pentingnya standar kriteria sehingga memenuhi syarat sesuai standar yang ditentukan pemerintah. Metodenya adalah melalui program pedampingan desa wisata dengan memberikan pelatihan pramuwisata dan penyiapan akomodasi/homestay. Sasaranya adalah warga masyarakat yang disiapkan oleh kelompok sadar wisata untuk menjadi pramuwisata dan warga masyarakat yang akan disiapkan rumahnya menjadi homestay.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.