2019
DOI: 10.24843/jkb.2019.v09.i01.p08
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Konstruksi Model Pengembangan Desa Wisata menuju Smart Eco-Tourism di Desa Paksebali, Klungkung, Bali

Abstract: This article was aimed to formulate the construction of tourism village development model towards smart eco-tourism in Paksebali village, Kungkung regency, Bali. The methods of collecting data included observation, interview, documentation, and Focused Group Discussion. The data were analysed using qualitative method and SWOT analysis. The findings showed that the political will of the government in Klungkung regency and Paksebali village, as well as the participation of the local communit… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
2

Citation Types

0
5
0
9

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 14 publications
(14 citation statements)
references
References 1 publication
0
5
0
9
Order By: Relevance
“…Keterlibatan masyarakat lokal dalam setiap kegiatan pembangunan dianggap sagat penting untuk keberlanjutan pembangunan tidak terkecuali pembangunan di bidang kepariwisataan, karena masyarakat setempatlah yang memiliki pengetahuan di dalam mengelola sumber daya alam di daerahnya (Woodley, 1993;Pitana, 1999;Pantiyasa, 2019;Sutiarso, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Keterlibatan masyarakat lokal dalam setiap kegiatan pembangunan dianggap sagat penting untuk keberlanjutan pembangunan tidak terkecuali pembangunan di bidang kepariwisataan, karena masyarakat setempatlah yang memiliki pengetahuan di dalam mengelola sumber daya alam di daerahnya (Woodley, 1993;Pitana, 1999;Pantiyasa, 2019;Sutiarso, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Jumlah desa wisata berdasarkan Surat Keputusan Bupati Klungkung tahun 2017 menetapkan terdapat 18 desa wisata. Desa Wisata Paksebali merupakan salah satu dari 18 desa wisata dalam pengembangannya mengalami beberapa kendala, yaitu (1) masih ada banyak potensi atraksi yang memiliki daya tarik belum dikelola dengan baik, (2) kurangnya promosi sehingga kurang dikenal wisatawan, (3) kurangnya membuat terobosanterobosan dan koordinasi dengan lembaga terkait, (4) jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik ke Desa Wisata Paksebali belum sesuai yang diharapkan, (5) manajemen operasional desa masih belum optimal karena kualitas sumber daya manusia yang belum kompeten, (6) Produk wisata yang telah direncanakan belum dipasarkan dan beberapa masalah lainnya (Pantiyasa, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal ini sekaligus merujuk pada pernyataan Aldler dan Kwon (2000) yang menyebutkan bahwa modal sosial adalah merupakan gambaran dari keterikatan internal yang mewarnai struktur kolektif dan memberikan kohesifitas dan keuntungan-keuntungan bersama dari proses dinamika sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Kemudian Coleman (1999) yang memberikan gambaran bahwa dimensi modal sosial inheren dalam struktur relasi sosial dan jaringan sosial di dalam suatu masyarakat yang menciptakan berbagai ragam kewajiban sosial, menciptakan iklim saling percaya, membawa saluran reformasi, dan menetapkan norma-norma, serta sanksi-sanksi sosial bagi para anggota masyarakat. Berbeda dengan Fukuyama (1995) yang menyatakan bahwa norma dan nilai bersama yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak, dan bertingkah laku otomatis menjadi modal sosial.…”
Section: Pendahuluanunclassified