The focus of this study is how the concept of independent learning which is a policy in education in Indonesia is currently associated with Paulo Friere's critical education and its implementation in learning Islamic Religious Education. For Paulo Friere, independent learning is a teaching process that frees students from all kinds of colonialism, such as the banking system. Freire's construction of education leads to education which will lead people out of the shackles of oppression. In line with that, the Merdeka Learning Program according to the Minister of Education and Culture will be the direction of future learning that focuses on improving the quality of human resources. Merdeka Learning is the beginning of the idea of improving the monotonous national education system. Overall, the humanistic values promoted by the Minister of Education and Culture's policies and the educational concepts offered by Friere are very relevant to be applied in education in Indonesia, especially Islamic Religious Education through the elements of educators, students and educational goals. Fokus kajian ini adalah bagaimana konsep merdeka belajar yang menjadi kebijakan pada pendidikan di Indonesia saat ini dikaitkan dengan pendidikan kritis Paulo Friere dan implementasinya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bagi Paulo Friere, merdeka belajar adalah proses pengajaran yang membebaskan peserta didik dari segala macam penjajahan, seperti banking system. Konstruksi pendidikan Freire mengarah kepada pendidikan yang nantinya menghantar orang keluar dari belenggu penindasan. Selaras dengan itu, Program Merdeka Belajar menurut Mendikbud akan menjadi arah pembelajaran ke depan yang fokus pada meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Merdeka Belajar merupakan permulaan dari gagasan untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional yang terkesan monoton. Secara menyeluruh, nilai humanis yang diusung oleh kebijakan mendikbud dan konsep pendidikan yang ditawarkan Friere sangat relevan untuk diaplikasikan dalam pendidikan di Indonesia, khususnya Pendidikan Agama Islam melalui unsur pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan
ABSTRACT Islamic education in Indonesia has been going on since the inclusion of Islam in Indonesia. In the early stages of Islamic Education begins, educational institutions have not been formed and available, seeing the beginning of the process of Islamic education that has not been systematic and emphasizes the process of da'wah carried out by preachers to their students, both personal and collective contacts. After the Muslim community was formed in an area, they began to build mosques. The mosque is functioned as a place of worship and education. The mosque is an Islamic educational institution that first appeared beside the house where the ulama or muballigh lived. After that other Islamic education institutions emerged, such as pesantren, surau, dayah. The name of the institution is different because it is influenced by differences in place, tradition and culture. But, even though the names are different, they have the same goal, namely as a process place in studying Islamic education. Furthermore, Islamic Education institutions continue to experience development in accordance with the discussions that occurred in Indonesia. KeyWords : Institutions, Islamic Education, Periodic Institutions of Islamic Education
Ada sebuah perbedaan mendasar antara sains dan agama, sama halnya antara sains tradisional dan sains modern. Konsep ini ditemukan pada fakta-fakta bahwa perkembangan dunia modern sekarang dan revolusi industri 4.0 tidak memiliki keseimbangan moralitas dan agama itu sendiri. Hal ini dibuktikan oleh banyak sekali kejadian-kejadian yang bagi sebagian banyak orang lebih memilih untuk merusak planet ini daripada melestarikannya. Sains tradisional memiliki tujuan untuk memahami alam, namun sains modern mengembangkan sains untuk mengeksploitasi alam itu sendiri. Hal yang paling parah adalah manusia tidak menyadari bahwa mereka telah mengeksploitasi alam ini sejauh itu karena perilaku tersebut sudah menjadi sebuah budaya. Modernitas memang merupakan sebuah budaya yang meniadakan budaya tradisional daripada mengembangkannya. Artikel ini memberikan sebuah pendekatan baru untuk memahami apa itu sebenarnya sains dan bagaimana manusia bisa mempelajarinya sesuai dengan apa yang dibutuhkan alam. Artikel ini juga menjelaskan seberapa pentingnya untuk menerapkan nilai-nilai moral dan agama pada pembelajaran akhlak tasawuf untuk mempelajari, memahami dan mengembangkan sains.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.