No abstract

This research aims to describe student’s writing ability before and after using Jigsaw model, the effectiveness of Jigsaw model in improving writing skills, and the opinion of students. This study applies descriptive quantitative method in form of pre-experimental design. Instruments that are used in the form of tests and questionnaires. The sample of this research is 32 characteristics writing skill of 6th  semester French Education students. Based on the research result, the researcher can conclude that the students have been able to write the argumentative text nicely. The test result showed that the average test score after using the Jigsaw model is 8.9. It means, the average posttest score is higher than the average pretest score, up to 1.7%. Meanwhile, the results of the questionnaire show that students like writing but they find so much difficulty in making a writing or a text, and most students give a positive impression for the Jigsaw model.

Writing is considered a difficult skill because it contains other ability variables that lead to writing activities. Writing in French also has the same tendency in terms of difficulty and is a subject that must have the full attention of students and teachers. Various difficulties for French teachers and students in the field of writing, especially during the Covid-19 pandemic, were increasing based on several studies and observations on writing skills. Learning to write Synecticself-literacy is intended to overcome the problems mentioned and provide a wider creative space for teachers and students in the teaching and learning process of writing because this model is hypothetically able to increase the ability and passion of learning to write. The selection of this writing skill field is also correlated with the demands of 21 st century skills which cover the four main skills, namely communication, collaboration, critical thinking, and creativity. The method used in this study was Research and Development. The result demonstrates the 21 st Century Skill-Based Self-literacy Writing Learning Model containing six stages of its implementation.

Penelitian ini dilatarbelakangi keterbatasan akses dan kualitas sumber daya manusia dalam implementasi standar pendidikan di tingkat SMP/MTs masih terkendala oleh keterbatasan kualitas dan jumlah sumber daya manusia yang ada, terutama di daerah-daerah terpencil dan kurang berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi standar pendidikan tingkat SMP/MTs di MTs Al Ihsan Baleendah. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan sumber data primer yang diperoleh dari berbagai sumber, media online. Analisisnya adalah dengan melakukan kajian-kajian literatur terhadap implementasi standar pendidikan tingkat SMP/MTs di MTs Al Ihsan Baleendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perencanaan pendidikan, standar pendidikan nasional menjadi acuan untuk menentukan kurikulum yang akan diajarkan di sekolah. Kurikulum harus disusun sesuai dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, metode pengajaran yang digunakan juga harus mengacu pada standar proses yang telah ditetapkan. Standar Nasional Pendidikan merupakan kunci untuk mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendidikan memiliki beberapa pengertian. Walaupun memiliki bermacam-macam maksud, tujuan, cara, bentuk, dan alat-alat dalam soal pendidikan, pendidikan yang berhubungan dengan norma hidup yang beragam itu memiliki dasar-dasar atau garis-garis yang sama yaitu yang disebut dengan pedoman atau landasan. Landasan filosofis pendidikan merupakan asumsi filosofis yang dijadikan dasar dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Dasar Pendidikan yang menuntun, merupakan konsep yang cocok diterapkan di lembaga pendidikan sesuai dengan konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara  yaitu bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala potensi yang dimiliki oleh anak anak, sehingga mereka dapat memiliki keselamatan dan kebahagiaan yang baik sebagai manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan potensi yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan potensi anak.