The purpose of the study was to determine the effect of the ability to process food and self-efficacy towards the interests of entrepreneurship. The research used a quantitative method with 204 Vocational High School students in culinary study programs taken from three State Vocational Schools in the city of Bekasi, Indonesia. The data were collected using such instruments as interview, documents and questionnaire. The results of the study showed that there was no significant influence the ability to process food towards the interest in entrepreneurship as there was also no significant influence of self-efficacy towards the interest in entrepreneurship. It was also found that state vocational high school students in Bekasi, Indonesia, had very low self-confidence and self-efficacy indicating that they had low motivation for entrepreneurship.
Pendahuluan: Kasus infeksi terkait biofilm merupakan masalah besar pada dunia kesehatan karena sifat kekebalannya terhadap antibiotik dan respon imun, terutama pada kasus infeksi kronik akibat Acinetobacter baumannii. Saat ini terdapat berbagai metode deteksi pembentukan biofilm, namun pemeriksaan tersebut belum dilakukan secara rutin karena berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan optimasi metode deteksi biofilm menggunakan bahan yang rutin tersedia di laboratorium serta mengukur proporsi sampel yang mengandung bakteri penghasil biofilm Metode: Desain penelitian ini adalah uji eksperimental. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan deteksi pembentukan biofilm menggunakan metoda tabung microcentrifuse tube 1,5 ml berbahan polypropylene dengan zat warna berbasis crystal violet konsentrasi 0,1% dan 1%. Optimasi yang dilakukan meliputi media biakan, lama inkubasi, inokulum bakteri yang digunakan serta bahan pembilas. Isolat bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145, A. baumannii ATCC 19606 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 digunakan sebagai kontrol positif dan kontrol negatif pemeriksaan yang dilakukan. Hasil: Pemeriksaan optimasi yang dilakukan, diperoleh kondisi optimal pembentukan biofilm menggunakan media Luria Bertani dengan besar inokulum 1 sengkelit penuh, lama inkubasi 30 jam dan pewarnaan dilakukan menggunakan crystal violet 0,1% serta bahan pembilas berupa PBS steril. Proporsi pembentukan biofilm pada A. baumannii multiresisten obat sebesar 55,3%. Kesimpulan: Metode deteksi pembentukan biofilm menggunakan metode tabung polypropylene yang dimodifikasi dan pewarnaan zat warna crystal violet 0,1% merupakan metode deteksi yang mudah dikerjakan, reproducible dan efisien, sehingga dapat dilakukan di laboratorium mikrobiologi klinik sederhana. Proporsi bakteri penghasil biofilm adalah lebih dari 50% A. baumannii resisten multiobat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.