Since irrigation systems in Indonesia are faced with the problem of performance and sustainability, especially in rural areas, it is imperative to implement a sustainable and cost-effective Asset Management Plan (AMP). This AMP enables irrigation authorities to utilize and maintain the condition of its assets in the best possible way; to be kept running at a good operating standard, and provide a level of service that is consistent with cost-effectiveness and sustainability objectives.The AMP framework was developed by integrating several methods. Initially, system performance was assessed through the internationally accepted method of Rapid Appraisal Procedure (RAP) and farmers' opinion survey. This combination was chosen to provide a more in-depth assessment by analysing the farmers' preferences so that the AMP framework can be developed with the elements to increase local support, co-operation, and benefit. Then, it was analysed further by adopting the Triple Bottom Line (TBL) principle to develop a sustainability framework. Finally, the AMP framework was built by utilising a modification of the method proposed by the Institute of Irrigation Studies (IIS) -University of Southampton and a participatory process in setting the level of service and timeframe of implementation.Performance of rural irrigation systems is generally poor. However, the farmers are quite satisfied with the current services yet they expect improvement in the future. The TBL framework indicates that the systems to be sustained require modernisation of the irrigation systems and better irrigation system management, procedures, and communication by improving participation in irrigation management. Eventually, the AMP framework incorporate Water User Associations (WUAs) to make more efficient use of irrigation water and costeffectiveness in maintaining the assets, especially at a tertiary level.
Program Studi Program Pendidikan Insinyur Universitas Lampung (PS PPI Unila) saat ini hanya menawarkan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Peserta Program RPL merupakan profesional yang masih aktif berkarir. Untuk peserta program sepert ini pembelajaran daring menawarkan kemudahan dan fleksibilitas serta efisiensi. Studi ini menyajikan persepsi peserta program PS PPI Unila terhadap wacana pengembangan sistem pembelajaran daring PS PPI Unila. Metode pengabilan data dilakukan melalui kuisioner dan analisis data dilakukan dengan bantuan program Statistical Program for Social Sciences (SPSS). Hasil analisis menunjukkan dukungan dan persepsi yang positif terhadap wacana pengembangan pembelajaran daring untuk PS PPI Unila.Kata kunci : RPL, PSPPI, Pembelajaran Daring
Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang ada di Sumatera yang secara geografis berada di Selatan Pulau Sumatera. Provinsi Lampung merupakan provinsi yang strategis karena merupakan pintu gerbang lintas kawasan ekonomi. Untuk itu peningkatan infrastruktur, semakin banyak inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para penelitian di Provinsi Lampung terus dilakukan salah satunya dibidang perkerasan jalan. Dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dalam beberapa dekade terakhir berbanding lurus dengan peningkatan jumlah konsumsi berbagai sumber daya alam. Salah satunya adalah polimer atau Filler Poli Vinil Chlorida (PVC). Filler PVC telah menjadi salah satu kebutuhan dalam kehidupan kita. Jumlah penggunaan plastic ini meningkat sebesar 24,50% selama kurun waktu 4 tahun Plastics Europe.com mencatat konsumsi Filler PVC di dunia pada tahun 2010 mencapai angka 562,2 miliar pon atau setara dengan 255 miliar kilogram. Biasanya limbah filler PVC itu terbuang percuma atau didaur ulang untuk dibuat berbagai kerajinan. Disini penulis akan melakukan penelitian perkerasan aspal beton dengan memanfaatkan bahan limbah PVC sebagai bahan pengganti sebagian filler pada campuran beraspal tersebut. Berdasarkan penelitian, karakteristik dari perkerasan yang menggunakan filler PVC cukup baik bila digunakan sebagai alternative bahan tambah pada perkerasan lentur. Karena berdasarkan pengujian Marshall nilai stabilitas dengan menggunakan variasi persentase Filler PVC sebagai bahan tambah pada rancangan campuran AC - WC cukup memenuhi nilai stabilitas yang disyaratkan diatas 800 Kg dan memiliki nilai flow yang disyaratkan yaitu antara 2 mm – 4 mm. Sedangkan nilai rongga dalam campuran (VIM) hanya variasi 10 % tambahan filler yang memenuhi dengan nilai 3% – 5%. Untuk nilai rongga dalam anggregat (VMA) semua variasi filler dalam campuran AC - WC memenuhi yaitu diatas 15. Dan nilai VFA dengan menggunakan filler PVC memenuhi kriteria yang disyaratkan PU Bina Marga 2018 yaitu 65%. Jadi berdasarkan hasil penelitian, perkerasan menggunakan tambahan variasi 10 % filler PVC pada AC – WC dapat meningkatkan karakteristik suatu campuran beraspal AC – WC.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.