Beban kerja mental yang tinggi pada guru SD Negeri dan guru SLB Negeri dapat menjadi penyebab timbulnya stres kerja. Pengukuran beban kerja mental diperlukan untuk dapat dilakukan upaya penyesuaian beban kerja mental dengan kapasitas yang dimiliki guru, sehingga stres kerja dapat dicegah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan beban kerja mental dan stres kerja antara guru SD Negeri dengan SLB Negeri. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di seluruh sekolah SD Negeri dan SLB Negeri di kelurahan Patrang dengan sampel keseluruhan anggota populasi yang berjumlah 35 orang. Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel independe yaitu beban kerja mental dan karakteristik individu (usia, jenis kelamin, dan masa kerja) dan variabel dependen yaitu stres kerja. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah statistis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan karakteristik individu usia, sedangkan jenis kelamin dan masa kerja tidak terdapat perbedaan. Beban kerja mental dan stres kerja pada guru SD Negeri lebih tinggi daripada guru SLB Negeri, sehingga berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan beban kerja dan stres kerja pada guru SD dan guru SLB. Saran untuk instansi/sekolah yaitu meningkatkan partisipasi guru dalam menyampaikan pendapat dan pengambilan keputusan, penyusuanan dan pengembangan strategi belajar, memberikan penghargaan kepada guru. Saran bagi guru yaitu memanfaatkan waktu istirahat sebaik mungkin, guru yang lebih tua dan lebih memilliki pengalaman dapat memberikan bimbingan kepada guru lain yang mengalami kesulitan, menjadwalkan olahraga ringan.
Sanitary napkins are disposable products that are commonly used by women every month.The use of sanitary napkins in women still provides the risk of various health problems. In 2015 the Indonesian Consumers Foundationalso known asYLKI announced 9 brands of sanitary napkins containing dioxin. Dioxins derived from the bleaching process and are carcinogenic substances that are harmful to genetalian organs. Herbal sanitary napkins are innovations of healthy sanitary napkins chosen by Indonesian women as an effort to maintain the cleanliness of genetalia organs. Jember Regency is the third highest region in East Java which has the highest level of herbal sanitary consumers in 2018. This study aimed to describe the behavior of maintaining the cleanliness of genetalia organs in consumers of herbal sanitary napkins in Jember Regency. The study method was quantitative descriptive with 125 samples taken from 15 active distributors in Jember Regency. Data collection was done by questionnaire and observation. The results of the study were 56% of the respondents 'knowledge was good, 58% of the respondents had a positive attitude and 71% of the respondents' actions were in the good category. As many as 94% of respondents were influenced by distributors, 80% were influenced by biological mothers, 75% were influenced by friends and 16% were influenced by mother-in-law. Observations on the types of sanitary napkins used, 91% of day users, 65% of pantyliner users, 58% of night use users. As much as 100% of the water in the respondent's bathroom was in good condition, and as many as 71% of respondents had used cotton underwear. Recommendation for consumers is they should completely know about the efficacy and content of the herbal sanitary napkins. For companies, they should provide the user appeal of sanitary napkin packages and provide the offline and online health consultation hotline through social media. As for BPOM, they should supervise the hazardous materials of the products.
Kehamilan pada remaja memiliki risiko tinggi, tidak hanya merusak masa depan remaja yang bersangkutan, tetapi juga sangat berbahaya bagi kesehatannya. Kehamilan di bawah umur mengandung risiko kematian yang tinggi. Kematian hamil yang tidak diinginkan pada remaja dapat disebabkan oleh kurangnya perawatan dan pemeriksaan selama kehamilan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan dilakukan di Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam dengan informan yang telah ditentukan secara purposive sampling. Remaja menyadari pentingnya perawatan kehamilan, salah satunya adalah dengan pemeriksaan kehamilan. Pandangan perawatan kehamilan menurut remaja adalah untuk membuat ibu dan janin sehat meskipun dianggap mampu membuka aib kehamilan. Remaja mendapatkan tekanan dan pandangan negatif dari orang lain terhadap remaja untuk perawatan kehamilan. Hambatan untuk perawatan remaja untuk kehamilan, yaitu keengganan untuk perawatan adalah rasa malu. Fasilitas dan infrastruktur untuk perawatan kehamilan yaitu USG kehamilan dan konsumsi vitamin. Remaja memiliki niat keinginan dan kepercayaan diri untuk menjaga kehamilan sejak menerima dukungan dari orang terdekat dan tanggung jawab pasangan. Perilaku remaja dalam perawatan kehamilan menunjukkan bahwa remaja berusaha untuk menggugurkan kehamilan awal.
The mental health issue in Indonesia still become a very important concern from various sectors either government or society. The absent finacial abilities result to the delay of mental illness patient treatment. Some various rules have been issued for dealing these mental illness issues, among them were including the National Health Insurance (JKN). The family has an important role as a health service within particular unit, because the health problems which emerged within the family will contagiously affect another family members and its environment. The existence of the respondent's characteristic will determine the ODGJ in the treatment seeking action. The purpose of this study to determine the relationship between respondents and JKN membership with action for ODGJ treatment in Puger sub-district of Jember regency. This type of research is quantitative with descriptive approach. The results of this study indicate that there is a relationship between the characteristics of the respondent (education) with acts of seeking ODGJ treatment, and also there are no relationship between the characteristic of respondents (type, sex, occupation, income, sick parents, family, kinship, family type) and National Health with acts of seeking ODGJ treatment.
Madura ethnic community have high religious values. Among the religious leaders, such as Kyai, prioritized more by the them as a role model compared to government figures. Among parents assume that teenage intercommunication this moment is negative, so the matchmaking or early marriage be a positive solution to do. The culture of early marriage is seen by most Madura ethnic as the most appropriate alternative to shield their child from irregularities teenage intercommunication. Sukowono Subdistrict has a predominantly ethnic Madurese with the highest percentage of wives aged less than 20-year in Jember. The phenomenon attracts researchers conducted a study that aims to determine the mental health among young women of ethnic Madurese that commit early marriage. The study was conducted using a qualitative case-study approach. Informants in this study were 9 young married women. The results of this study showed that informants tended to have a pressed feeling both when they will be married or after marriage. Feeling depressed due to the frequent occurrence of excessive anxiety. They has not been able to adapt to their status as a wife, lack of security and comfort in a new neighborhood made informants tend to choose to live in the old neighborhood. Abstrak:Masyarakat etnis Madura memiliki nilai agama yang tinggi. Para pemimpin agama, seperti Kyai, lebih diprioritaskan oleh mereka sebagai model peran dibandingkan dengan tokoh pemerintah. Sebagian besar orang tua etnis tersebut berasumsi bahwa pergaulan remaja saat ini mengkhawatirkan, sehingga perjodohan atau perkawinan awal menjadi solusi positif untuk dilakukan. Budaya perkawinan dini dipandang oleh sebagian besar etnis Madura sebagai alternatif yang paling tepat untuk melindungi anak mereka dari penyimpangan pergaulan remaja. Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember memiliki mayoritas etnis Madura dengan persentase tertinggi perempuan yang sudah menikah kurang dari 20 tahun. Fenomena ini menarik peneliti melakukan studi yang bertujuan untuk menentukan kesehatan mental di kalangan wanita muda etnis Madura yang melakukan perkawinan dini. Studi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif. Informan dalam studi ini berjumlah sembilan (9) remaja putri yang telah menikah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informan cenderung memiliki perasaan tertekan baik ketika mereka akan menikah atau setelah menikah. Merasa tertekan karena terlalu tinggi kecemasan yang mereka rasakan. Mereka belum mampu beradaptasi dengan status mereka sebagai istri, serta memiliki rasa aman dan nyaman yang sangat rendah untuk dapat tinggal di lingkungan baru, sehingga informan cenderung memilih untuk tinggal di lingkungan lama.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.