Penyakit Jantung Koroner ditandai dengan adanya gejala infark miokard atau angina pectoris akibat kekurangan oksigen yang menyebabkannya risubternal dan dapat menyebabkan kematian secaramen dadak. Terapi pada Penyakit Jantung Koronerd itu ditujukan untuk mengurangi iskemia dan mencegah terjadinya kemungkinan yang lebih buruk, seperti infarkmiokard atau kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui terapi pengobatan dan interaksi obat yang terjadi pada pasien jantung koroner. Metode penelitian ini dilakukan dengan rancangan deskriptif yang bersifat non eksperimental dengan pengambilan data secarar etrospektif dari penelusuran data rekammedikpasien jantung coroner beserta penyakit penyerta yang menjalani pengobatan di instalasi Rawat Jalan di Rumah Sakit X Cilacap tahun 2019. Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan data inklusi dan eksklusi dan didapat sebanyak 55 pasien.Teknik analisa data dalam disajikan dalam bentuk deskriptif dan dianalisa dengan uji chisquare. Hasilnya diperoleh interaksi mayor sebanyak 60 (31,7%), moderate sebanyak 98 (51,8%) , dan minor sebanyak 31 (16,4%). Hasil uji analisis chi square terhadap penyaki tpenyerta dan interaksi menunjukkan signifikasi sebesar 0,318 dengan nilai p > 0,05 artinya tidak ada hubungan antara penyakit penyerta dengan interaksi obat.
Kulit Batang Mangrove (Avicennia marina) mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, tanin, dan saponin, serta Minyak Atsiri Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) yang mengandung Citral, limonene, fenchon, terpineol, bisabolene, dan terpenoid. Ekstrak Kulit Batang Mangrove (Avicennia marina) dan Minyak Atsiri Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dapat digunakan sebagai antibakteri karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi yang baik pada pembuatan Krim Kombinasi Ekstrak Kulit Batang Mangrove (Avicennia marina) Dan Minyak Atsiri Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan aktivitas antibakteri pada formula. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan variasi konsentrasi Ekstrak Kulit Batang Mangrove (Avicennia marina) yaitu F1 (2,5 %), F2 (5%), dan F3 (7,5 %). Karakteristik fisik yang diamati berupa organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, dan tipe krim. Semua hasil evaluasi fisik sediaan memenuhi standar persyaratan. Pada uji organoleptis F1, F2 dan F3 krim bau khas minyak jeruk, krim berbentuk semisolid dan tekstur halus, krim berwarna agak hijau (F1), hijau (F2), hijau pekat (F3), pada uji homogenitas krim, semua formulasi (F1, F2,F3), bersifat homogen, pada uji pH semua formulasi hasil pH 6. Pada uji viskositas formulasi terbaik ditunjukan pada F3, sedangkan pada uji daya sebar krim formulasi terbaik pada F1, dan pada uji daya lekat krim formulasi terbaik ditunjukan pada F3. Serta pada uji tipe krim hasilnya yaitu minyak dalam air (M/A). Hasil pengujian antibakteri sediaan krim terdapat aktivitas antibakteri hasil diameter zona hambat bakteri pada F1 (27mm), F2 (29mm) dan F3 (34mm).
Diabetes melitus merupakan kelompok penyakit metabolik yang ditandai kondisi hiperglikemia sebagai dampak dari berkurangnya sekresi insulin, menurunnya kinerja insulin atau keduanya. Hipertensi pada pasien diabetes terjadi karena adanya resistensi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketaatan terapi anti-hipertensi dan pengaruhnya terhadap pasien diabetes militus tipe 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non eksperimen yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah 1. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dewasa prolanis diabetes militus tipe 2 dengan penyakit penyerta hipertensi. Teknik analisis data dalam kegiatan ini disajikan dalam bentuk analisis deskriptif dan analisis bivariat. Pengukuran tingkat kepatuhan menggunakan uji statistik chi square dengan α = 0,05. Dalam menghitung sisa obat menggunakan metode pill count dan kuesioner MGLS untuk mengukur tingkat kepatuhan pasien. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kepatuhan dari 43 responden terdapat 38 responden (88,4%) memiliki tingkat kepatuhan yang patuh dan sebanyak 5 responden (11,6%) memiliki tingkat kepatuhan yang tidak patuh. Pengukuran tingkat kepatuhan menggunakan kuesioner MGLS dari 43 responden terdapat 2 responden (4,7%) memiliki tingkat kepatuhan rendah, 15 responden (34,9%) memiliki tingkat kepatuhan sedang dan 36 responden (60,5%)memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Hubungan antara tingkat kepatuhan metode pil count dengan tekanan darah pasien responden di UPTD Puskesmas Kabupaten Cilacap terdapat hubungan ( p value 0,00 < 0,05) dan hubungan antara tingkat kepatuhan metode kuesioner MGLS dengan tekanan darah pasien responden di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah 1 terdapat hubungan ( p value 0,01< 0,05)
Diabetes Melitus merupakan salah satu sindrom kelainan metabolik yang memiliki karakteristik yaitu hiperglikemik dan merupakan salah satu penyakit kronik yang cukup banyak diderita oleh masyarakat. Penyakit tersebut merupakan jenis penyakit kronik yang mem butuhkan biaya terapi yang besar.Penelitian ini menggunakan metode cross sectional secara retrospektif terhadap data rekam medis pasien dan data biaya terapi insulin. Rata - rata biaya terapi insulin yang digunakan oleh 100 pasien BPJS DM tipe 2 dengan penya kit penyerta di rawat inap di Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap selama periode januari – Desember 2018 adalah Rp 1 72.622, - . Insulin dengan harga satuan tertinggi hanya digunakan oleh 1 pasien yaitu Humalog mix dengan harga Rp 231 . 000 , - s edangkan insulin dengan harga terendah digunakan pasien yaitu Novorapid flexpen dengan harga Rp 110 . 100 , - .P enggunaan terapi insulin terban
Apoteker merupakan salah satu profesi yang dapat berperan penting dalam pemantauan penggunaan obat yang rutin digunakan oleh pasien peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Berdasarkan ketentuan rujuk balik Prolanis, maka seharusnya fasilitas kesehatan primer meneruskan obat dari fasilitas kesehatan rujukan. Namun, seringkali obat yang diperoleh setelah rujuk balik berbeda dengan obat yang diperoleh dari rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk memantau perubahan terhadap pengobatan yang terjadi di rumah pasien, memberikan edukasi dalam penggunaan obat dan memetakan situasi di fasilitas kesehatan primer sehingga menggunakan rancangan observasional deskriptif disertai dengan metode kualitatif yaitu partisipatori aktif, survey dan wawancara mendalam. Penelitian ini melibatkan enam fasilitas kesehatan tingkat pertama di Kabupaten Cilacap beserta pengelola Prolanisnya. Kriteria inklusi untuk pasien adalah telah mengikuti Prolanis dengan durasi lebih dari 1 tahun, mendapatkan obat, serta dalam kondisi sadar. Kehamilan dan atau hemodialisa merupakan kriteria eksklusi pasien. Pengambilan data obat di rumah pasien dikomparasikan dengan data dari RS dan fasilitas kesehatan tingkat pertama. Separuh (50%) pasien terpantau oleh apoteker mengalami perubahan penggunaan obat ketika berada di rumah. Hasil wawancara dan pemetaan situasi menunjukkan bahwa apoteker berpeluang melakukan pemantauan obat dalam program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di rumah pasien, tetapi selama ini belum dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Selain Perkesmas, pasien mendapatkan penyuluhan oleh dokter, pendataan keluarga sehat oleh perawat dan bidan serta konseling oleh petugas gizi. Pengelola Prolanis tidak mengetahui tingkat kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat di rumah karena belum ada home care khusus untuk melayani obat pasien Prolanis di rumah. Meskipun ada edukasi yang telah diberikan oleh dokter dan pemberian informasi obat oleh apoteker di fasilitas kesehatan tingkat pertama, dokter dan perawat yang mengelola Prolanis menyatakan bahwa pengetahuan pasien tentang obat masih kurang. Situasi yang dapat menimbulkan ketidakpatuhan pasien menurut dokter adalah tidak adanya pendamping pasien di rumahnya dan ketidakhadiran pasien di fasilitas kesehatan tingkat pertama karena tidak ada yang mengantar. Perawat menganggap bahwa pola hidup pasien Prolanis perlu diperbaiki melalui upaya kolaboratif dengan apoteker. Dalam penelitian ini, apoteker telah berpartisipasi untuk memberikan edukasi terhadap obat yang mengalami perubahan dalam Prolanis, yaitu obat untuk penyakit Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2. Berdasarkan temuan pemetaan situasi dan adanya perubahan obat DM, baik penambahan, pengurangan, maupun penggantian membuat apoteker perlu melakukan pemantauan dan edukasi terhadap penggunaan obat DM Tipe 2 pada pasien Prolanis.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.