The blade is the most critical part of turbine design because it is used to convert kinetic to mechanical energy. In general, the blade types used for ocean wind turbines are taper and taperless blades, like those operated at Ciheras Coastline. Previous research has been analyzed the type of airfoil used in designing taper blades for ocean wind turbines using NACA 4412, which was selected as the optimal foil configuration at sea wind speeds of 12 m/s. In this study, the comparison of taper and taperless blade designs using NACA 4412 at a wind speed of 12 m/s is analyzed. The comparative study with previous research has been carried out and resulted in the same graphical patterns and performance results. In this study, the focus is on investigating the performance coefficient of power, mechanical power, and electrical power. The final result shows that taper blade designs are highly recommended for use in ocean wind turbines compared to taperless blades. In general, the performance produced by taper blades is more significant than taperless blades at relatively high wind speeds. The maximum performance coefficient of power, mechanical power, and electrical power generated by the taper blades in sequent are 0.47, 1535 watts, and 786 watts, while the taperless blades have 0.44, 1437 watts, and 736 watts.
Kampung Agrowidya adalah salah satu kampung percontohan untuk wisata agro berbasis pertanian dan perikanan. Kampung Agrowidya yang terletak di Rajabasa Jaya memiliki sistem bertanam hidroponik dan budidaya ikan tawar pada kolam terpal. Namun, kondisi pencahayaan Kampung Agrowidya khususnya pada malam hari masih sangat minim. Berdasarkan fakta ini dan hasil audiensi dengan masyarakat, maka dilakukan upaya pemenuhan kebutuhan pencahayaan jalan umum di Kampung Agrowidya dengan memanfaatkan tenaga surya. Tahapan kegiatan dimulai dengan pengukuran dan analisis tingkat iluminansi dan dimensi jalan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi pencahayaan di jalan utama Kampung Agrowidya masih berada di bawah batas yang direkomendasikan SNI 7391:2008. Dilanjutkan pemodelan menggunakan DIALux dengan tiga jenis lampu LED Philips BRP130, BRP052, dan BRP042. Hasil opsi pemodelan yang paling sesuai dan memenuhi SNI 7391:2008 adalah lampu LED Philips BRP130 dengan tinggi tiang 5 meter dan sudut kemiringan 15o dengan menggunakan suplai listrik dari solar panel 210 Wp dan media penyimpanan energi 140 Ah. Penyuluhan tentang penenarangan jalan umum tenaga surya dilakukan untuk membentuk kader masyarakat yang mampu memanfaatkan energi terbarukan khususnya energi surya. Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini memberikan hasil berupa instalasi penerangan jalan umum tenaga surya dan peningkatan pemahaman masyarakat Kampung Agrowidya tentang manfaat penerangan jalan umum tenaga surya.
Biogas adalah sumber energi alternatif yang sangat terjangkau. Untuk meningkatkan hasil produksi biogas, beberapa penelitian menerapkan proses pengadukan, salah satunya adalah proses pengadukan secara mekanis. Penelitian ini bertujuan untuk merancang, membangun dan menguji efektivitas dari agitator blade helical ribbon terhadap homogenitas bahan baku biogas. Parameter desain yang diperhatikan antara lain torsi, gaya, dan daya untuk menggerakkan agitator. Parameter unjuk kerja agitator adalah kestabilan kecepatan putaran dan total dissolved solid (TDS) dari campuran kotoran sapi dan air (slurry). Agitator yang telah dirancang memiliki torsi 8,203 N.m, gaya pengadukan 372,849 N, dan daya yang diperlukan untuk menggerakkan agitator adalah sebesar 143,491 watt atau 0,192 HP. Nilai rasio TDS rerata pada kecepatan putaran 10 rpm adalah 1,35 dengan simpangan baku 0,20; pada kecepatan putaran 30 rpm nilai rasio TDS rerata adalah 1,37 dengan simpangan baku 0,07; dan pada kecepatan putaran 50 rpm nilai rasio TDS rerata adalah 1,80 dengan simpangan baku 0,04. Semakin tinggi kecepatan putaran agitator maka rasio TDS slurry juga akan semakin tinggi. Semakin tinggi nilai rasio TDS, maka semakin efektif proses pengadukan. Semakin kecil simpangan baku nilai rasio TDS, maka semakin homogen slurry di dalam biodigester.
Perilaku aliran stratified searah horizontal diteliti secara eksperimental dengan menggunakan metode parallel wire dan visual. Eksperimen dilakukan pada pipa akrilik berdiameter 26 mm dan panjang 9,5 m. Beberapa sub pola aliran stratified yang telah dilaporkan oleh peneliti-peneliti sebelumnya dapat teramati dengan melakukan variasi kecepatan superfisial udara (JG) dari 4 – 20 m/s dan kecepatan superfisial air (JL) dari 0,01 – 0,1 m/s. Ketebalan film cairan diukur dengan menggunakan sensor parallel wire, sementara kecepatan gelombang dihitung berdasarkan waktu delay yang diperoleh dari teknik cross correlation. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ketebalan rerata film cairan menurun seiring meningkatnya JG, sementara kecepatan gelombang secara umum meningkat dengan meningkatnya JG dan JL.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.