Background: Diarrhea is still a major health problem in Indonesia. The Province of East Java ranks the second-highest number of diarrhea incidence after West Java, which reached 1,048,885 patients. The most dominant factors contributing to diarrheal diseases are water and family latrines. Purpose: This study aims to analyze the relationship between access to drinking water and proper sanitation with the incidence of diarrhea in East Java. Methods: This study was an observational study with a correlation study design. The population used was all people suffering from diarrheal diseases handled by each district in East Java Province in 2017. The method of sampling used aggregate data on the number of cases of diarrhea handled and the number of people with access to drinking water and proper sanitation per district/city in East Java province based on the East Java Health Profile 2017. The variables studied were the number of people who had access to drinking water (feasible), the number of people who had access to proper sanitation facilities (healthy latrines), and the number of diarrhea cases handled in East Java Province, with analysis techniques in the form of pearson correlation. Results: This study showed that there was a relationship between residents who had access to inadequate drinking water (p = 0.00) which had a strong relationship of 0.48 (strong enough) and there was also a relationship between residents with inadequate access to sanitation facilities (not have healthy latrines) (p = 0.00) which had a strong relationship of 0.53 (strong enough). Conclusion: There is a relationship between access to drinking water and sanitation that is not feasible with the incidence of diarrhea found in East Java.

Latar Belakang: Campak merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak, sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal (4 hari sebelum muncul ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau Provinsi DKI Jakarta masih memiliki angka kejadian campak tinggi di Indonesia. Faktor yang paling dominan berkontribusi dalam penyakit campak salah satunya adalah status pemberian imunisasi campak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya hubungan antara pemberian imunisasi campak dengan kejadian campak di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain studi cross-sectional. Populasi yang digunakan yaitu semua balita yang menderita penyakit campak tiap kabupaten/kota di Provisi DKI Jakarta pada tahun 2018. Cara pengambilan sampel adalah dengan menggunakan total populasi. Variabel yang diteliti yaitu jumlah penduduk yang memiliki balita yang masih belum mendapatkan imunisasi campak dan jumlah kasus campak yang dilaporkan di Provinsi DKI Jakarta, dengan teknik analisis berupa korelasi pearson. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penduduk yang memiliki balita yang tidak mendapatkan imunisasi campak terhadap kejadian campak di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 (p = 0,030) yang memiliki hubungan sangat kuat dengan jumlah kasus campak yang dilaporkan di Provinsi DKI Jakarta. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara penduduk yang memiliki balita yang tidak mendapatkan imunisasi campak terhadap kejadian campak di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018. Kata kunci: Campak, Imunisasi, DKI Jakarta