This study aims to find out how the religious character of students developed in the Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Bandar Kidul and how the formation of character through habituation of religious activities. The type and approach of research use descriptive qualitative. Data sources were obtained through interviews with the headmaster of the madrasa, curriculum waka, religious waka, class teachers, Islamic Religious Education teachers, several student guardians, and students. The results showed that the religious character of the students developed was devotion, sincerity, honesty, politeness, help, help, love, grace, cleanliness, competition, and gratitude. Formation of religious character through the habituation of religious activities through joint prayer before and after learning, performing dhuha and dhuhur prayers, reading juz 'amma, asmaul husna, istighasah, infaq, habituation Salam, salim, greeting, smiling, polite and polite, religious extracurricular activities such as tambourines, recite the Qur'an, the commemoration of Islamic holidays. Religious character is formed through the habituation of religious activities. [Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana karakter religius siswa yang dikembangkan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Bandar Kidul dan bagaimana pembentukan karakter melalui pembiasaan aktivitas keagamaan. Jenis dan pendekatan penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. Sumber data diperoleh melalui wawancara dengan kepala madrasah, waka kurikulum, waka keagamaan, guru kelas, guru Pendidikan Agama Islam, beberapa wali murid dan murid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter religius siswa yang dikembangkan yaitu ketaqwaan, keikhlasan, kejujuran, kesopanan, tolong-menolong, cinta rosul, kebersihan, kompetitif, dan rasa syukur. Pembentukan karakter religius melalui pembiasaan aktivitas keagamaan melalui doa bersama sebelum dan sesudah pembelajaran, pelaksanaan shalat dhuha dan dhuhur berjamaah, pembacaan juz ‘amma, asmaul husna, istighasah, infaq, pembiasaan Salam, salim, sapa, senyum, sopan dan santun, kegiatan ekstrakulikuler keagamaan seperti rebana, Baca Tulis Qur’an, Peringatan Hari Besar Islam. Karakter religius yang terbentuk melalui pembiasaan aktivitas keagamaan]
Pendidikan karakter tumbuh menjadi salah satu tren dalam diskursus pendidikan nasional. Tulisan ini menjelaskan tentang dekandensi moral dan pendidikan karakter sebagai sebuah tawaran alternatif. Metode penelitian dalam tulisan ini menggunakan kajian literatur dengan memanfaatkan berbagai sumber yang relevan. Efektifitas penerapan pendidikan karakter dapat berlangsung secara optimal dengan melibatkan seluruh elemen secara sistemik dan berkelanjutan antara orang tua, sekolah, dan masyarakat. Penerapan pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa model dan metode. Model penerapannya meliputi model otonomi, model integrasi, model ekstrakurikuler, dan model kolaborasi. Selain itu, metode penerapan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: belajar, keteladanan, penguatan, dan habituasi.
Tulisan ini bermaksud menjelaskan pola kepemimpian trasformasional pada madrasah tsanawiyah dan respon guru, iklim kerja dan kinerja guru. Kepemimpinan trasformasional diharapakan dapat memberikan dampak positif pada lembaga yang dipimpinanya. Kepala madrasah memiliki pola kepemimpina tersebut dapat memperbaiki budaya kerja pada madrasah yang dipimpinnya. Hasil penelitian ini menunjukan, pemimpin yang mengharpakan dapat mencapai tujuan organisasi perlu memperhatikan kondisi dan sikap bahwahanya. Pemimpin yang tepat adalah seseorang yang dapat mendorong atau memotivasi bawahannya, menumbuhkan sikap positif bawahan pada pekerjaan dan organisasi, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi.Peran kepala madrasah memberikan pengaruh para guru dalam pembelajaran dan murid untuk belajar. Jika pemimpin dapat mengatur dan membimbing guru secara baik dan tepat sehingga para guru dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab, konsisten. Pemimpin memperhatikan kepentingan bawahan sehingga tidak ada keluhan dalam menjalankan tugas dan kewajiban sehari-hari. Pemimpin harus menunjukkan kewibawaannya sehari-hari, sehingga dapat diteladani dan dipatuhi oleh para guru maupun siswa. Dengan pola kepemimpinan seperti ini dapat menumbuhkan budaya kerja yang baik pada lembaga yang dipimpinnya.
Profesinalisme guru menjadi unsur utama dalam pemenuhan dan ukuran kualitas pendidikan pada sekolah, demikian juga dengan guru Pendidikan Agama Islam. Profesinalitas guru memiliki keterkaitan dengan berbagai elemen lainnya. Misalnya; pendidikan, kepusaan kerja, iklim kerja, relasi dengan teman sejawat, dan relasi dengan kepala sekolah. Tulisan ini bermaksud menjelasakan relasi guru PAI dengan kepala sekolah dan menjelaskan bentuk kepemimpinan kepala sekolah trasformatif, meliputi usaha, hambatan dan usaha. Hasil tulisan ini, meliputi: (1) usaha yang dilakukan kepala sekolah meningkatkan kualifikasi akdemiknya, mengikutkan guru dalam kegiatan; (2) tingkat kualifikasi pendidik yang masih kurang, tingkat kedisiplinan guru (keaktifan) masih perlu ditingkatkan, dan adanya standar ujian nasional yang memberikan tekanan psikologis khususnya kepada kepala sekolah; (3) usaha memacu dan memotivasi guru untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya baik tingkat kualifikasi akademiknya maupun kompetensi mengajarnya. Juga melakukan upaya pembinaan yang berkelanjutan dalam rangkah meningkatkan kedisiplinan dan keaktifan guru.
Kepemipinan sosial menjadi kebutuhan dasar dalam dunia lembaga. Keberadaan pemimpin dalam lembaga-lembaga sosial sangat menentukan dalam perencanaan, pengembangan dan pelaksanaan serta kemajuan sebuah lembaga sosial. Keberadaan pemimpin sebagai figur, sangat menetukan keberhasilan sebuah lembaga. Ada banyak contoh yang dapat dijadikan tolak ukur atas keberhasilan kepemipinan sosial. Kepemimpinan tidak lepas dari latar belakang pendidikan yang pernah ditempuh oleh seseorang. Seorang pemimpian harus memiliki kemampuan dasar sebagai syarat minimal. Dari sini akan membentuk tipologi kepemimpinan sosial yang berbeda
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.