Background: From pregnancy, until the child is two years old, it is a prone period for stunting due to inadequate nutritional care at the family level. Mothers' ability in parenting and child health will affect their nutritional status and health, especially mothers who have stunted children. This study aimed to determine the effectiveness of specific nutrition assistance (SNA) through empowering cadres to change the behavior (knowledge, attitudes, practices) of mothers who have stunted children aged 6-24 months.Method: The research used a quasi-experiment with pre-post design with a control group. The research was conducted in Bengkulu Utara (BU) District and Timur Tengah Selatan (TTS) District. The intervention group received SNA for six months (June-November 2019) by Posyandu cadres and health workers. The control group received standard services from the Health Center or the Posyandu. Whilst, the intervention group received nutrition and health counseling during home visits. Mothers' knowledge, attitudes, and practices in parenting and child health nutrition were measured as dependent variables. Sample of 120 mothers with stunted children aged 6-24 months. Data analysis used independent t-test and dependent t-test.Results: The SNA was effective in increasing the knowledge, attitudes, and practices of mothers. The increased knowledge, attitudes, and practices were higher in the intervention group both in BU District (116%) and TTS District (26.33%). In BU District, there was an increase in knowledge (116%), attitude (40%), and practices (20.07%), likewise in TTS District; there was an increase in knowledge (26.33%), attitudes (42.5%), and practices (22.15%) which are significantly different from the increase in the practices of the control group. SNA needs to be carried out continuously to increase mothers' ability in parenting and child health. Therefore, that stunted children can catch up with their height growth.
AbstrakIbu rumah tangga merupakan penderita HIV/AIDS terbanyak di Kabupaten Belu. Pemanfaatan Voluntary Counseling and Testing (VCT) yang rendah oleh orang dengan HIV/AIDS (odha) termasuk ibu rumah tangga terinfeksi HIV/AIDS menyebabkan penyebaran HIV/AIDS sulit dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan umur, tingkat pendidikan, persepsi tentang penyakit, persepsi tentang pelayanan kesehatan, pekerjaan suami, pendapatan keluarga, keterjangkauan, persepsi keparahan penyakit, dan persepsi stigma diri sendiri dengan pemanfaatan VCT oleh ibu rumah tangga terinfeksi HIV di Kabupaten Belu. Penelitian kuantitatif pada tahun 2015, disain cross sectional. Jumlah sampel 90 orang yang merupakan total populasi. Analisis data secara deskriptif dan bivariat. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square menunjukkan adanya hubungan pendidikan (p=0,040), persepsi tentang penyakit (p=0,0001), persepsi tentang pelayanan kesehatan (p=0,0001), pendapatan keluarga (p=0,016), pekerjaan suami (0,037), keterjangkauan (p=0,038), persepsi keparahan penyakit (p=0,0001), dan persepsi stigma diri sendiri (p=0,0001) dengan pemanfaatan VCT. THE UTILIZATION OF VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING BY HOUSE-WIVES INFECTED WITH HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS Abstract Housewives are the highest HIV/AIDS patients in Belu District. Low utilization of VCT by housewives infected with HIV / AIDS led to the spread of HIV / AIDS is difficult to control.
AbstrakTerdapat 9 kasus kematian neonatus di tahun 2015 di Puskesmas Oesao.Ditinjau dari aspek sumber daya manusia, aspek peralatan, aspek obataspek bangunan, aspek SOP belum memenuhi syarat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen sumber daya secara parsial dan simultan terhadap mutu pelayanan neonatus.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahObservasional Analitik desain cross sectional. Lokasi penelitian di Puskesmas Oesao Oesao Kabupaten Kupang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki neonatus di wilayah kerja Puskesmas Oesao dari bulan Januari sampai September 2015 sebanyak 396 orang ibu, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling acak sederhana dan sampel penelitian sebanyak 67 ibu yang memiliki neonatus. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa aspek SDM, spek peralatan, aspek obat, aspek bangunan, aspek SOP dan mutu pelayanan neonatus termasuk dalam kategori baik. Hasil Analisis bivariat menunjukkan bahwa secara parsial ada pengaruh antara aspek SDM (p value = 0,004), aspek obat(p value = 0,004) terhadap mutu pelayanan neonatus. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa secara simultan ada pengaruh antara Aspek SDM (p value = 0,004) dan aspek obat (p value = 0,004) terhadap mutu pelayanan neonatus. Abstract
Prevalensi stunting di Indonesia masih termasuk masalah kesehatan masyarakat yang berat bahkan serius untuk ditanggulangi. Kader kesehatan berperan penting dalam menurunkan prevalensi stunting melalui deteksi risiko stunting dan pendidikan gizi dan kesehatan kepada ibu balita saat kegiatan Posyandu. Hasil beberapa penelitian menemukanpengetahuan, sikap dan keterampilan kader dalam deteksi risiko stunting masih kurang, sehingga perlu dilakukukan pemberdayaan kader melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini adalah meningkatkan kemampuan kader keehatan dalam deteksi stunting memalui pelatihan penggunaan meteran deteksi stunting yang dilaksanakan di Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS) Propinsi NTT dan Bengkulu Utara (BU) Propinsi Bengkulu. PKM menggunakan metode pelatihan selama 3 hari pada 20 kader. 30 anak yang terdeksi berisiko stunting kemudian dilakukan pendampingan gizi dan kesehatan selama 5 bulan oleh kader bersama tenaga kesehatan puskesmas. Pelatihan dilaksanakan tanggal 15-17 Juni 2019 di Kabupaten BU dan tanggal 17-19 Mei 2019 di Kabupaten TTS. Evaluasi keberhasilan pelatihan dengan melakukan pengukuran pengetahuan dan sikap kader menggunakan uji statistik independent t test dan paired t test, pengukuran kemampuan deteksi dengan observasi. Hasil pelatihan menunjukan terjadi peningkatan skor pengetahuan 19,36 point (p=0,0001), peningkatan skor sikap sebesar 20,17 point (p=0,0001) dan peningkatan kemampuan kader mendeteksi stunting pada anak 6-24 bulan. Kader terlatih perlu terus diberdayakan dengan melibatkan dalam kegiatan kunjungan rumah dan kegiatan posyandu untuk aktif melakukan deteksi risiko stunting serta mengikutsertakan dalam kegiatan pembinaan dan pelatihan-pelatihan terkait pencegatan stunting.Kata kunci: Kader, pelatihan pengetahuan, sikap, keterampilan, stunting.
ABSTRACT Various efforts of hypertension complications prevention have been carried out properly but the prevalence of hypertensive complications in NTT Province is still very high. The study aimed to determine the effect of patient behavior and family health companion role on the incidence of hypertension complications. The study was carried out in the work area of Sikumana Health Center in Kupang City with a case-control design. A total of 40 case samples and 40 control samples were taken by simple-random sampling. Data were analyzed by bivariate (simple logistic-regression) and multivariate (multiple-logistic regression), with significant values of α <0.05 and OR> 1. The results showed that 70% of patients experienced Non-Hemorrhagic Stroke (SNH) complications and 30% experienced complications of Coronary Artery Disease (CAD). The results of the knowledge factor analysis (α=0.000, OR=4.775), attitude (α=0.998, OR=1.876), practice (α=0.000, OR=18.599), family health officer (α=0.000, OR=15.13) and simultaneously the practices of the patient (α=0.000, OR=17.233). There was a significant influence on patient knowledge, patient practices, and family health companion role on the incidence of hypertensive complications. The most influential variable was the patient's practices. Patients who had poor behavior had a risk of 17.233 times greater of complications of hypertension. Keywords : behavior of patients, family health companion role, complications of hypertension ABSTRAK Beragam upaya untuk mencegah komplikasi hipertensi, telah dilaksanakan dengan baik. Namun prevalensi komplikasi hipertensi di NTT masih sangat tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku pasien dan peran pendamping kesehatan keluarga pada kejadian komplikasi hipertensi. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang dengan desain kasus-kontrol. Sebanyak 40 sampel kasus dan 40 sampel kontrol, diambil secara simple-random-sampling. Data dianalisis bivariat (regresi-logistic-sederhana) dan multivairiat (regresi-logistic-berganda), dengan nilai signifikan α<0,05 dan OR>1. Hasil penelitian menunjukkan 70% pasien mengalami komplikasi Stroke Non Haemoragik (SNH) dan 30% mengalami komplikasi Coronary Artery Diseases (CAD). Hasil analisis faktor pengetahuan (α=0,000, OR=4,775), sikap (α=0,998, OR=1876), tindakan (α=0,000, OR=18,599), peran pendamping kesehatan keluarga (α=0,000, OR=15,13), dan secara simultan tindakan pasien (α=0,000, OR=17,233). Ada pengaruh signifikan antara pengetahuan pasien, praktek/tindakan pasien, dan peran pendamping kesehatan keluarga terhadap kejadian komplikasi hipertensi. Variabel yang paling berpengaruh adalah praktek/tindakan pasien. Pasien yang memiliki praktek/tindakan kurang baik memiliki risiko 17,233 kali lebih besar terjadi komplikasi hipertensi. Kata Kunci : perilaku pasien, peran pendamping kesehatan keluarga, komplikasi hipertensi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.