Abstract:This article discusses the relationship between religion and economic development. Both have in common in achieving a goal, namely the creation of prosperity in human life. It was initiated by the findings of Weber, who observed the behavior of Catholics and Protestants who have differences in carrying out their lives. Protestants who take advantage of the economic side in their lives make them superior to Catholics. So that an initiative emerged to carry out church reform based on the arbitrariness of the Catholic church in carrying out rites that were more used for personal interests. Through a set of rules, Islam allows and even encourages a Muslim to carry out development, especially economic development. Because as a caliph on this earth, humans are obliged to take care of, preserve, and maintain various things in this universe, and it is forbidden to destroy them. In Islamic teachings, five points form the basis of human life to achieve prosperity, namely religion (ad-din), soul (an-nafs), reason (al-aql), offspring (nasb), and property (mal). Economic development in the Islamic point of view is raised, one of which is to achieve prosperity through these five main elements. So, in this case, religion has a close relationship with aspects of economic development, as can be seen from the similarities between the two in achieving the welfare of human life.Abstrak: Artikel ini membahas hubungan antara agama dan pembangunan ekonomi. Keduanya memiliki kesamaan dalam mencapai suatu tujuan, yaitu terciptanya kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Hal ini diawali dengan temuan Weber yang mengamati perilaku umat Katolik dan Protestan yang memiliki perbedaan dalam menjalankan kehidupannya. Orang Protestan yang memanfaatkan sisi ekonomi dalam hidupnya menjadikan mereka lebih unggul dari Katolik. Sehingga muncul inisiatif untuk melakukan reformasi gereja berdasarkan kesewenang-wenangan gereja Katolik dalam menjalankan ritus-ritus yang lebih banyak digunakan untuk kepentingan pribadi. Melalui seperangkat aturan, Islam membolehkan bahkan mendorong seorang muslim untuk melakukan pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi. Karena sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia wajib menjaga, memelihara, dan memelihara berbagai hal yang ada di alam semesta ini, dan dilarang untuk dimusnahkan. Dalam ajaran Islam, lima hal yang menjadi landasan hidup manusia untuk mencapai kesejahteraan, yaitu agama (ad-din), jiwa (an-nafs), akal (al-aql), keturunan (nasb), dan harta (mal). Pembangunan ekonomi dalam pandangan Islam dimunculkan, salah satunya untuk mencapai kesejahteraan melalui lima unsur utama tersebut. Jadi, dalam hal ini agama memiliki hubungan yang erat dengan aspek pembangunan ekonomi, terlihat dari persamaan keduanya dalam mencapai kesejahteraan hidup manusia.
Artikel ini mengkaji mengenai sudut pandang agama terhadap budaya tradisional perempuan Indonesia, dengan memfokuskan kajian pada busana kebaya perfektif agama Islam. Kebaya merupakan salah satu identitas dari perempuan yang ada di Indonesia dan merupakan suatu prodak dari budaya nusantara. Namun pada aspek lain perlu di perhatikan juga bahwa mayoritas dari perempuan Indonesia adalah seorang muslimah yang notabene dalam ajaran agama Islam sendiri telah diatur sedemikian rupa mengenai tata cara berpakaianya yakni dapat menutupi aurat, tidak memperlihatkan bentuk lekuk tubuh, serta tidak menampkan sisi sensualitas dari perempuan yang dalam hal ini dapat merangsang gairah syahwat lawan jenisnya. Hal tersebut bertujuan untuk memuliakan kehormatan serta martabat perempuan itu sendiri dan juga mencegah terjadinya hal-hal yang justru malah merugikan kaum perempuan. Sehingga apabila busana kebaya yang digunakan tersebut sesuai dengan aturan yang ada dalam agama Islam maka boleh-boleh saja dikenakan oleh seorang muslimah, akan tetapi jika hal tersebut malah bertentangan maka tidak diperbolehkan untuk dikenakan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.