Personal hygiene is one of the basic human needs and must be kept clean, including scalp and hair, eyes, nose, ears, nails of hands and feet, skin and overall body care. Health education on personal hygiene is still concern not only for healthy children but also for children with disabilities. One of the ways is with audiovisual methods. This study aimed to analyze the effect of health education on personal hygiene with audiovisual methods. The study design used was pre-experiment without a control group. The number of samples was 30 using total sampling technique. Knowledge of personal hygiene before health education (pre-test) was mostly insufficient category, after being given health education (post-test) mainly was in proper group. The pre-test attitude was in low category, and the post-test was still the same. Pre-test and post-test of behavior were mostly being practiced. Pre-test and post-test of self-efficacy were in low category. There was an influence of health education on personal hygiene with audiovisual methods on the level of knowledge in intellectually disabled children (p<0.05), but there was no effect on attitudes, behaviors, and self-efficacy in intellectually disabled children.
Tujuan: Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih cenderung kurang. Pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi meliputi berbagai pengetahuan tidak hanya definisinya saja namun pengetahuan lain yang menunjang informasi kesehatan reproduksi yang lebih luas. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran pengetahuan remaja terhadap kesehatan reproduksi di Kota Pangkalpinang. Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian 110 responden. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan metode proporsi sampling dengan kriteria inklusi. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Kategori baik ≥ 76-100%, kategori sedang 60-75%, kategori kurang ≤ 60%. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat Hasil: Pengetahuan remaja dalam kategori baik adalah pengetahuan mengenai pengertian kesehatan reproduksi (100%), pengetahuan organ reproduksi (80%), pengetahuan masa subur dan kehamilan (100%), pengetahuan pemeliharaan alat reproduksi (100%). Pengetahuan remaja kategori sedang adalah pengetahuan tentang gizi remaja (66.6%), pengetahuan tentang menstruasi dan mimpi basah (66.6%), pengetahuan masalah kesehatan reproduksi (75%) dan pengetahuan akses informasi kesehatan reproduksi (66.6%). Simpulan: Pengetahuan remaja putra dan putri tentang kesehatan reproduksi dalam kategori sedang dan baik.
More than one billion people are estimated to live with various types of disabilities. There are around 15% of the world population, namely 110 million (2.2%) and 190 million (3.8%) people aged 15 years and over have difficulties in performing their functions. Problems that concern persons with disabilities are among them, overweight. Overweight is currently a significant health problem in advanced societies, its prevalence is increasing worldwide, and it is a high-risk factor for noncommunicable diseases. Objective: The general aim in this study was to determine the relationship of diet, physical activity and parenting with the incidence of overweight in adolescents with disabilities. This type of research is observational analytic, with a case-control design. The sampling technique used in nonprobability sampling was using purposive sampling technique. The sample used was 104 consisting of 52 case groups and 52 control groups. Results: The results of the study showed that the majority of the research subjects were early adolescents (70.2%), female sex (54.8%); the most types of disabilities were mental disabilities. The results of the analysis using the chi-square test showed that there was a significant relationship between diet and physical activity with the incidence of overweight in adolescents with disabilities with a value of p <0.05. The odds ratio of the diet to overweight is 12,267 and p< 0.05. There is a relationship between diet and physical activity with the prevalence of overweight in adolescents with disabilities in Special schools for people with disabilities in West Sulawesi Province where dietary patterns tend to be excessive and physical activity tends to be mild.
Anak dengan disabilitas memiliki kebutuhan fisik dan psikis yang lebih banyak dari pada anak tanpa disabilitas. Hal ini akan mempengaruhi respon orang tua. Kondisi orang tua dalam menghadapi anak dengan disabilitas juga akan mempengaruhi kualitas hidup orang tua. Tujuan: Menganalisis kualitas hidup orang tua dengan anak disabilitas. Metode: Menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 122 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil: Domain kualitas hidup dengan nilai rerata tertinggi adalah domain hubungan sosial (64,80) disusul dengan domain yang memiliki nilai yang sama besarnya yaitu psikologis (63,07), dan lingkungan (62,98), sedangkan domain terendah adalah kesehatan fisik (54,24). Kesimpulan: Nilai median Q1 kualitas hidup orang tua secara umum adalah 4 yang berarti baik, dan nilai median Q2 adalah 4 yang bermakna memuaskan.
Latar Belakang: Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal yang memiliki makna perorangan dan hygiene yang bermakna sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Tujuan: memberikan informasi terkait personal hygiene pada orang dengan dan tanpa disabilitas meliputi tentang pendidikan kesehatan mulut pada anak dengan disabilitas, pengetahuan, sikap, dan praktik, serta prilaku tentang status kebersihan mulut dan personal hygiene. Metode: Pencarian data menggunakan data base dari Ebsco, NBCI, Pubmed. Pencarian data dengan kata kunci disability OR disabel AND personal hygiene OR hygiene, AND knowledge, attitude, practice . Kriteria inklusi yaitu sample penelitian yaitu orang dengan dan tanpa disabilitas, pencarian artikel dalam bahasa Inggris yang dipublikasikan dari tahun 2016 s.d 2019. Hasil: Ditemukan bahwa oral hygiene yang merupakan bagian dari personal hygiene merupakan suatu kegiatan yang harus dijaga bukan hanya untuk orang tanpa disabilitas, namun juga kepada orang dengan disabilitas, serta kepada anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa dengan menganalisis pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam personal hygiene tersebut. Kesimpulan: Personal hygiene merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan untuk orang dengan dan tanpa disabilitas. Penilaian status kebersihan mulut pada anak-anak autis serta efektivitas program pendidikan kesehatan mulut pada status kesehatan mulut anak-anak tunanetra, peningkatan kebersihan pribadi dalam persiapan untuk pekerjaan di antara individu dengan disabilitas, efektivitas pendekatan ramah-sekolah dan yang dipimpin rekan sejawat dalam meningkatkan praktik kebersihan pribadi remaja ialah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tetap menjaga dan sadar akan kebersihan diri masing-masing individu.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.