Keywords : parents role, attitude, free sexPerilaku seks di kalangan remaja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, sehingga berdampak pada persoalan KTD, aborsi dan kejadian HIV dan AIDS semakin tahun semakin meningkat. Hal ini juga dipengaruhi adanya pergeseran sikap yang lebih permisif pada hubungan seksual. Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang sangat cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah normanorma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Remaja merupakan masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung faktor sosial dan budaya. Cirinya adalah alat reproduksi mulai berfungsi, libido mulai muncul, intelegensi mencapai puncak perkembangannya, emosi sangat labil, kesetiakawanan yang kuat terhadap teman sebaya dan belum menikah. Kondisi yang belum menikah menyebabkan remaja secara sosial budaya termasuk agama dianggap belum berhak atas informasi dan edukasi apalagi pelayanan medis untuk kesehatan reproduksi. Terjerumusnya remaja ke dalam dunia hubungan sosial yang luas maka mereka tidak saja harus mulai adaptasi dengan norma perilaku sosial tetapi juga sekaligus dihadapkan dengan munculnya perasaan dan keinginan seksual (Dianawati, 2003). Remaja yang dahulu terjaga secara kuat oleh sistem keluarga, adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang ada, telah mengalami pengikisan yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi dan modernisasi.Menurut teori Ecological Model of Youtn Development, keluarga (orang tua) memiliki kekuatan yang paling besar di dalam mempengaruhi kehidupan remaja termasuk perilaku seksualnya. Orangtua memegang peranan penting untuk meningkatkan pengetahuan anak remaja secara umum dan khususnya kesehatan reproduksi.Karena orangtua merupakan lingkungan primer dalam hubungan antar manusia yang paling intensif dan paling awal terjadi dalam keluarga.Bilamana orang tua mampu mengkomunikasikan mengenai perilaku seks (pendidikan seks) kepada anak remajanya, maka anak-anaknya cenderung mengontrol perilaku seksnya itu sesuai dengan pemahaman yang diberikan orang tuanya. Dan sebaliknya jika orang tua tidak mampu mengkomunikasikan mengenai pendidikan seks maka akan berdampak pada perilaku seksual yang berisiko.Sistem kekerabatan dalam keluarga yang berhubungan dengan orang tua sebagai pusat kekuasaan dalam mengawasi remaja. Komunikasi orang tua dengan anak memegang peranan penting dalam membina hubungan keduanya. Orang tua yang kurang bias berkomunikasi dengan anaknya akan menimbulkan konflik hubungan sehingga dapat berdampak pada
The process of giving of MP-ASI is one diet that formed by person's eating habits and culture. In the process of giving MP-ASI, education level takes Keywords : education level, MP-ASIMakanan utama untuk bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI mempunyai keunggulan yang tak tergantikan oleh makanan dan minuman apapun. Namun, setelah bayi berumur 6 bulan, pemberian ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang aktifitasnya sudah cukup banyak. Pada umur 6 bulan, berat badan bayi yang normal sudah mencapai 2-3 kali berat badan saat lahir. Pesatnya pertumbuhan bayi perlu dibarengi dengan pemberian kalori dan gizi yang cukup. Oleh karena itu, selain ASI, bayi pada umur 6 bulan juga perlu diberi makanan tambahan disesuaikan dengan kemampuan lambung bayi untuk mencerna makanan (Prabantini, 2010:2).Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) plus ASI hingga bayi berumur 2 tahun sangatlah penting bagi bayi. Beberapa riset belakangan ini menghasilkan banyak hal yang menegaskan bahwa MP-ASI sebaiknya di berikan setelah bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, pemberian ASI saja hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan bayi. Dengan kata lain, bayi membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Selain itu, bila MP-ASI tidak segera diberikan, masa kritis untuk mengenalkan makanan padat yang memerlukan keterampilan mengunyah (6-7 bulan) dikhawatirkan akan terlewati. Bila ini terjadi, di kemudian hari bayi akan mengalami kesulitan untuk menelan makanan, atau akan menolak makanan bila di beri makanan padat (Aminati, 2013:48) Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di posyandu balita desa Dayu Kecamatan Nglegok pada 9 ibu yang mempunyai bayi berusia 6-9 bulan, dengan teknik wawancara diperoleh hasil bahwa ada 7 orang ibu yang memberikan MPASI pada bayinya meskipun umurnya masih belum mencapai 6 bulan. Padahal apabila pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.