Latar Belakang: Pasien dengan masalah gangguan halusinasi pendengaran apabila tidak ditangani secara baik dapat menimbulkan resiko terhadap keamanan diri pasien dan orang lain. Bercakap-cakap dengan orang lain merupakan upaya untuk mengurangi munculnya halusinasi pada pasien. Tujuan: Mengetahui gambaran implementasi keperawatan teknik bercakap-cakap pada pasien halusinasi pendengaran. Metode: Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus bersifat deskriptif, dengan metode implementasi menggunakan asuhan keperawatan. Penelitian dilaksanakan tanggal 31 Januari sampai 06 Februari 2022. Populasi subjek studi kasus berjumlah tiga pasien yang dilakukan di Klinik Rawat Inap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Banyuasin dengan masalah halusinasi pendengaran yang ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menganalisis data studi kasus berdasarkan hasil eksplorasi mendalam dan selanjutnya dicari kesamaan informasi diantara pasien dan selanjutnya diberikan eksplanasi sesuai kondisi pasien. Hasil: Setelah dilakukan implementasi pada pasien didapatkan hasil bahwa bercakap-cakap efektif dalam mengontrol halusinasi pendengaran. Seluruh pasien dapat mengidentifikasi isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi yang memicu munculnya halusinasi, menjelaskan manfaat bercakap-cakap sebagai upaya untuk mengontrol halusinasinya, mendemonstrasikan teknik bercakap-cakap saat halusinasinya sedang dialami. Saran: Implementasi strategi pelaksanaan pada halusinasi pendengaran diharapkan dapat dilaksanakan berkesinambungan dan diajarkan kepada keluarga untuk mempersiapkan pelaksanaannya ketika pasien kembali berada di tengah keluarga. Kata Kunci: Implementasi Bercakap-Cakap, Halusinasi Pendengaran, Keperawatan Jiwa
Hypertension can be a serious problem because when it is not well taken care of as early as possible, it will develop and cause dangerous complications such as heart failure, congestive kidney failure, stroke, sight problem and kidney problem. Hypertension can be prevented by avoiding the factors that cause it. This study aims to find out and analyze the relationship of diet and physical activity with blood pressure of people with hypertension. Type of analytic observational research with cross sectional design. Sampling in this study using non probability sampling technique, with a purposive sampling approach of 42 respondents. The results of data analysis conducted are univariate analysis and bivariate analysis with Chi Square test. From the data analysis carried out, namely univariate analysis and bivariate analysis with Chi Square test. The results of this study showed that 64.0% had a poor diet with uncontrolled hypertension, and 69.6% had mild activity with uncontrolled hypertension. This study showed that there was a significant relationship between diet and blood pressure in hypertension patients (p-value 0.004, OR=8.296) significantly and physical activity significantly increased blood pressure in hypertensive patients (p-value 0.002). So that further researchers are advised to consider other factors that can affect the increase in blood pressure in patients with hypertension, so that they have different criteria and maximize research results.
Latar Belakang: Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk ekspresi kemarahan yang tidak sesuai, ditandai dengan tindakan yang dapat membahayakan atau mencederai diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Tindakan asertif adalah tindakan mengungkapkan perasaan secara langsung kepada orang lain yang dilakukan untuk mengekspresikan marah, meminta, dan menolak dengan baik dan sopan tanpa merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Penting bagi klien perilaku kekerasan untuk dapat melakukan tindakan asertif. Tujuan: Memperoleh gambaran kemampuan klien skizofrenia dalam mengimplementasikan tindakan asertif dalam mengekspresikan kemarahannya. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi dan tindak lanjut. Penentuan subyek pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling, dengan melibatkan klien skizofrenia yang sedang dirawat di klinik rawat inap bagi orang dengan gangguan jiwa. Hasil: Implementasi tindakan asertif sebagai intervensi dalam mengekspresikan marah dapat dilaksanakan secara efektif pada kedua klien, namun menjadi kurang efektif yang terjadi pada satu klien lainnya. Perbedaan kondisi dan karakteristik klien turut mempengaruhi keberhasilan implementasi tindakan asertif. Dapat disimpulkan bahwa tindakan asertif dapat menjadi intervensi dalam mengekspresikan marah pada klien skizofrenia dengan masalah perilaku kekerasan. Saran: Disarankan agar keterlibatan keluarga untuk dapat dioptimalkan agar tindakan asertif dapat dilanjutkan di rumah sehingga mengurangi perilaku kekerasan klien. Koordinasi antara pihak pemberi layanan keperawatan bersama keluarga menjadi salah satu kunci keberhasilan proses perawatan terhadap orang dengan gangguan jiwa. Kata Kunci: Skizofrenia, Mengekspresikan Marah, Tindakan Asertif
Induksi persalinan adalah metode yang merangsang persalinan dan persalinan pervaginam. Induksi persalinan dapat dilakukan dengan pendekatan farmasi maupun non formasi.Induksi persalinan menyiratkan stimulasi kontraksi uterus sebelum persalinan Spontan dengan atau tanpa ketuban pecah. Induksi persalinan biasanya dilakukan untuk kondisi ibu, Janine, dan Plasenta ketika manfaat bagi ibu atau Janin lebih besar dari pada melanjutkan kehamilan.Wanita hamil diseluruh dunia telah menjalani IOL untuk mealahirkan bayi mereka dan di negara maju. Di negara-negara, hingga 25% dari semua persalinan aterm sekarang melibatkan IOL dan juga di negara berkembang, angkanya lebih rendah, tetapi dibeberapa tempat, angkanya bisa setinggi yang diamati dinegara maju.Waktu optimal untuk menawarkan Induksi persalinan kepada Wanita pada atau setelah cukup bulan masih belum ditentukan. Beberapa penelitian menemukan bahwa induksi persalinan pada kurang dari 41 minggu dikaitkan dengan tingkat operasi Caesar (CS) yang lebih rendah dibandingkan dengan manajemen hamil. Sebaliknya beberapa penelitian mencatat bahwa induksi setelah usia khamilan 37 minggu dikaitkan dengan peningkatan angka CS dibandingkan dengan Menejemen hamil.Tujuan dari penulisan literature review ini yaitu Mengetahui Indikasi Operasi Caesar pada kejadian Kegagalan Induksi Persalinan serta faktor-faktor terkait induksi persalinan. Metode: Studi yang digunakan pada penulisan rangkuman ini menggunakan database seperti PubMed, Science Direct, BMC, GoogleScholar dan Frontiers. Dari tahun 2019-2023. Protokol dan registrasi dari penulisan literature review ini secara keseluruhan akan menggunakan diagram berbasis Preferred Reporting Items for Systematic Reviews (PRISMA) checklist untuk digunakan menyeleksi studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literature riview ini. Hasil dan Pembahasan: Dari 30 artikel yang memenuhi kriteria inklusi berdasarkan topik literature review ini terdapat 17 studi yang membahas mengenai indikasi operasi Caesar secara umum atau keseluruhan yang disertai dengan adanya kaitan dengan kegagalan induksi persalinandan juga terdapat pembahasan yang lainnya. Sebagian besar dari desain penelitian yang digunakan pada studi ini yaitu cross-sectional. Namun, juga terdapat beberapa desain penelitian yang lainnya seperti deskriptif, kualitatif, Cohort dan sebagainya. Jumlah responden yang diteliti pada setiap studi sangatlah bervariasi. Secara keseluruhan, pada setiap studi yang dilakukan pada masing-masing artikel ataupun jurnal membahas mengenai kondisi sosiodemografi dari responden, ibu bersalin. Kesimpulan: Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan analisis dapat disimpulkan bahwa Operasi Caesar (CS) dapat meningkatkan hasil bayi dan atau ibu hanya bila digunakan dengan tepat. Oleh karena itu, rumah sakit yang menyediakan perawatan kebidanan harus mampu menanggapi kedaruratan kebidanan dalam waktu yang direkomendasikan. Faktor resiko meningkatkan kemungkinan operasi Caesar darurat meningkat. Jadi jika induksi gagal, persalinan Caesar darurat harus dilakukan, dan morbiditas ibu dan janin lebih besar pada CS darurat dari pada CS elektif. Besarnya kegagalan induski persalinan adalah 23%. Kegagalan induksi persalinan juga dilaporkan oleh penelitian lain dari negara yang berbeda. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kegagalan induksi persalinan pada penelitian ini adalah usia ibu, paritas, Bishop score, indikasi induksi persalinan seperti: gawat janin. KPD secara signifikan terkait dengan kegagalan induksi persalinan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.