Obat Tradisional (OT), merupakan campuran bahan-bahan alami yang berasal daritumbuhan, hewan, mineral, dan gelenika atau campuran dari bahan tersebut yang secaraturun-temurun telah digunakan untuk pengobatan. OT membutuhkan waktu yang lebih lamauntuk memberikan efek kerja dibandingkan obat kimia. Namun sering kali masyarakatmenginginkan OT yang berefek “cespleng”. Padahal sebaliknya, jika khasiat OT cesplengdalam sekali pakai maka perlu diwaspadai kemungkinan ditambahkan bahan kimia obat(BKO). BKO yang ditambahkan seringkali tidak terukur takarannya, sehingga berpotensimembahayakan kesehatan jika digunakan dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus.Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan informasi dan motivasi kepada kaderposyandu dan PKK untuk memahami bahaya BKO dalam obat tradisional sehingga mampumemberikan penjelasan dan meningkatkan pengetahuan pada masyarakat atas penggunaanobat tradisional sehingga terwujud masyarakat yang sadar obat. Tahap persiapan meliputiaudiensi, koordinasi dan pemantapan dengan mitra kemuadian identifikasi peserta kegiatan.Tahap pelaksanaan yaitu kegiatan berupa pemberian materi, diskusi dan memberikanpelatihan bagaimana cara melihat izin edar obat tradisional pada web BPOM. Pada akhirpelaksanaan diadakan evaluasi dan perbaikan. Hasil kegiatan menunjukkan keberhasilanproses yang ditunjukkan dengan kehadiran peserta mencapai 73,3%. Peningkatanpengetahuan sebesar 60% dan sebanyak 90% peserta telah memiliki pengetahuan dalammemilih obat tradisional yang aman digunakan.
Ikan patin merupakan salah satu ikan yang banyak dikembangkan karena tingginya permintaan baik dari pasar domestik maupun internasional. Kabupaten Kampar Provinsi Riau merupakan salah satu sentra pengembangan ikan pastin di Indonesia. Kampung patin yang berada di Kabupaten Kampar adalah penghasil ikan patin terbesar di Sumetra. Pada tahun 2013, daerah ini telah mempunyai kolam ikan patin dengan luar 54 hektar dan menghasilkan ikan patin kurang lebih 10 ton perhari. Ikan patin diolah menjadi salai, bakso, nugget, abon, dan fillet ikan (Kemendag RI, 2013). Berkembangnya usaha mikro pengolahan ikan patin ini menilbulkan masalah baru yaitu usaha ini menghasilkan limbah dalam jumlah yang cukup besar, karena limbah atau hasil ikutan (side product) ikan patin hanya dibuang begitu saja. Dalam industri pengolahan ikan patin akan dihasilkan limbah yang cukup banyak yaitu sekitar 67% dari total ikan patin. Limbah tersebut dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi tepung tulang ikan. Kalsium dan fosfor dari tulang ikan memiliki kualitas cukup bagus serta mudah diperoleh. Melalui program PPDM ini masalah limbah tulang ikan patin akan diminimalisir sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari limbah yang dihasilkan dari pengolahan ikan patin. Dari kegiatan pemberian informasi tentang manfaat tulang ikan patin diperoleh hasil yang cukup baik. Terlihat dari terjadinya peningkatan pengetahuan pada peserta kegiatan sebesar 86,06. Pada kegiatan ini tidak hanya diberikan pengetahuan kepada peserta, tetapi juga pelatihan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam membuat tepung tulang ikan patin. Dilakukan evaluasi dari keterampilan peserta dalam pembuatan tepung tulang ikan patin dimana diperoleh hasil rata-rata kemampuan peserta sebesar 95,2%. Dari kegiatan yang dilakukan diperoleh hasil rata-rata penilaian kepuasan peserta terhadap kegiatan sebesar 87,2%. Hasil diatas dapat menjawab kebutuhan masyarakat untuk dapat mengolah limbah hasil pengolahan ikan patin menjadi sesuatu yang berdaya guna dan bernilai ekonomis.
This study aims to determine how to extract the gelatin from catfish bones by using pineapple peel waste as a soaking material in the pre-treatment stage and examining the physicochemical properties of the gelatin produced. Kampung Patin in Kampar Regency, Riau Province, is one of the catfish cultivations in Indonesia. It is a center for producing catfish that produces fish bone waste. In this study, gelatin extraction will be undertaken in several stages: the preparation of pineapple waste liquid extract and gelatin extraction (pre-treatment and main extraction stages). Catfish bones will be soaked in 1:5 (m/v) pineapple waste liquid at the pre-treatment stage for 24 hours. While in the central extraction, ossein will be immersed in water at a temperature of 750C for 5 hours. The analysis results for physicochemical characteristics of gelatin obtained include yield of 2.55, pH of 4.58, water content; 11.66%, ash content; 17.71%, crude fat content; 0.17%, protein content; 64.71%. It can be inferred that it meets the established gelatin quality standards from various physicochemical characteristics of gelatin in this study.
According to regulation of Health Minister No.033 th 2012 about food additives, borax is a hazardous and toxic material banned as a food aditive. If borax used in a long time can caused many disease, especially cancer and dead. Lack of public knowledge about borax make they dont have preventif action to choose foods. Therefore, we interested to provide counseling with lecture and discussion method and then workshop which is participant come forward doing identification borax looking for shape, color, and smell and identification directly on food containing borax. The result of this service activity is understanding the society of Tebing Tinggi Okura about dangerous of borax in health increase and they know the characteristic of food containing borax. So, public more carefuly choosing the healthy food
soil or known as soil transmitted helminth (STH). Infection caused by these parasites can be eradicated by giving synthetic drugs and herbal medicines. One of the plants that can be used as herbal medicine is ketepeng cina (Cassia alata L.). chinese ketepeng leaves (Cassia alata L.) have one benefit, namely to treat intestinal worms. This study aims to determine the morphological changes of eggs Ascaris lumbricoides after the administration of ethanol extract of chinese ketepeng leaves (Cassia alata L.) with concentration 1%, 2%, 3%, 4%, 5%. The method used in this study is laboratory experiments. The results of this study indicate that the ethanol extract of chinese ketepeng leaves (Cassia alata L.) in concentrated 4% and 5% changes color in the eggs but there is no morphological change in eggs. From this study it can be concluded that the ethanol extract of chinese ketepeng leaves (Cassia alata L.) is not able to damage the morphologi of Ascaris lumbricoides worm eggs.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.