Rute pemberian obat secara oral banyak disukai masyarakat karena memiliki kemudahan dalam penggunaannya namun juga memiliki kelemahan bagi pasien yang mengalami kesulitan menelan sehingga dapat menurunkan kepatuhan pasien serta memerlukan waktu yang lama untuk mencapai efek farmakologis. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepatuhan pasien dan mempercepat waktu mencapai efek farmakologis, penekanan diberikan pada pengembangan formula baru. Salah satu pendekatan tersebut adalah pengembangan fast dissolving tablets (FDTs). FDT merupakan bentuk sediaan padat yang hancur dan larut di mulut dalam 60 detik atau lebih rendah dan dapat digunakan tanpa air. Dalam formulasi FDT digunakan superdisintegran baik yang berasal dari alam maupun sintesis. Review artikel ini bertujuan untuk mengumpulkan infomasi tentang superdisintegran yang biasa digunakan dalam formulasi beserta kelebihan dan kekurangannya, mekanisme kerja superdesintegran dan metode pencampurannya, evaluasi dalam sediaan FDT serta aplikasi penggunaan superdisintegran. Superdisintegran alam dapat berupa polisakarida, mucilago, gum, pati, dan chitosan sedangkan superdisintegran sintetik dapat berupa natrium starch glikolat dan natrium crosscarmellose. Superdisintegran ini memiliki kondisi optimum yang berbeda-beda serta memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Secara umum evaluasi sediaan FDT hampir sama dengan evaluasi tablet oral namun hanya persyaratannya saja yang membedakan.Kata kunci : fast dissolving tablets, superdisintegran, alam, sintesis
ABSTRAKSpinal schwannoma kistik intradura merupakan jenis tumor yang jarang ditemukan. Schwannoma merupakan tumor jinak yang berkembang dari sel Schwann yang terdapat pada lapisan pembungkus saraf dan merupakan tumor spinal intradura yang paling sering ditemukan. Umumnya tumor schwannoma spinal merupakan massa solid atau solid heterogen dan jarang ditemukan dalam bentuk kistik.Suatu kasus, seorang laki-laki umur 43 tahun datang dengan keluhan utama lemah kedua tungkai. Sejak 2,5 bulan sebelumnya pasien merasakan nyeri tulang ekor menjalar ke tungkai kanan dan bertahap diikuti keluhan lemah tungkai kanan. Selanjutnya diikuti dengan nyeri dan kesemutan kaki kiri dan kemudian dirasakan kelemahan kaki kiri dan sulit defekasi dan miksi sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) lumbosacral dengan kontras menunjukkan gambaran lesi kistik, sebagian bersepta-septa, intradura, mengobliterasi canalis spinalis setinggi corpus vertebra torakal 12 sampai sacral 2 yang memberikan enhancement terhadap kontras pada septa dan tepinya. Pasien menjalani operasi laminektomi dan didapatkan massa tumor intradura, berbatas tegas dengan cord dan radix berbentuk tubular sepanjang 20 cm, dengan bagian yang kistik berisi cairan kental kekuningan dan bagian yang solid berwarna merah kebiruan mudah berdarah, tidak berkapsul, berbatas tegas, spinal cord terdorong ke anterosuperior, cauda equina terdorong ke lateral kanan dan kiri, tumor terangkat 100 %. Secara makroskopis saat operasi, massa tumor di duga sebagai myxopapillary ependymoma.Pemeriksaan patologi anatomi kemudian memastikan bahwa tumor tersebut adalah schwannoma. Setelah operasi keadaan pasien membaik dengan perbaikan motorik pada kedua tungkainya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.