Jahe merah merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu, termasuk keluarga Zingiberaceae. Jahe merah banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti masuk angin, gangguan pencernaan, antipiretik, antiinflamasi, dan juga analgesik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar flavonoid dari jahe merah, identifikasi senyawa flavonoid, dan aktivitas antioksidan dari jahe merah. Metode ekstraksi yang digunakan adalah refluks dengan campuran pelarut etanol 96%:HCl 12N. Metode pengujian kadar flavonoid dilakukan dengan menggunakan metode komplek flavonoid:AlCl3. Pemisahan senyawa flavonoid dilakukan dengan metode kromatografi kolom menggunakan gradien pelarut. Identifikasi senyawa flavonoid dilakukan dengan pereaksi geser pada Spektrofotometri UV. Pengukuran aktivitas antioksidan jahe merah dilakukan dengan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). Pengukuran kadar flavonoid jahe merah dilakukan pada pelarut etanol 96% serta campuran etanol 96% dan HCl 12 N dengan perbandingan 98 : 2 ; 96 : 4 ; 94 : 6. Didapatkan kadar flavonoid tertinggi pada jahe merah, yaitu pada campuran pelarut etanol 96%:HCl 12N (98:2). Pemisahan senyawa flavonoid menggunakan 21 gradien pelarut, fraksi 12 dan 13 kemudian dilakukan identifikasi dengan pereaksi geser pada Spektrofotometri UV. Uji aktivitas antioksidan ekstrak jahe merah dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Nilai IC50 ekstrak jahe merah adalah 57,14 ppm. Kadar flavonoid rimpang jahe merah pada pelarut etanol 96%:HCl 12N (98:2) adalah 0,0068%. Identifikasi senyawa flavonoid pada ekstrak jahe merah menunjukkan bahwa senyawa flavonoid yang terdapat pada jahe merah adalah 7-4’-dihidroksiflavon. Dengan nilai IC50 57,14 ppm ekstrak jahe merah termasuk kategori antioksidan kuat.
Lidah buaya (Aloe vera L.) memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, tetapi rasanya pahit sehingga jarang dikonsumsi langsung. Rasa pahit ini diatasi dengan cara dibuat sediaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan granul effervescent sari kering lidah buaya sebagai makanan tambahan. Tahapan penelitian meliputi pembuatan sari kering, penapisan fitokimia, formulasi sediaan granul effervescent, uji kualitas, dan uji kesukaan granul effervescent. Hasil freeze drying berupa sari kering sebesar 7,57%. Penapisan fitokimia menunjukkan adanya kuinon, flavonoid, dan saponin. Granul effervescent diformulasikan dengan konsentrasi sari kering 20% (F 1), 25% (F 2), dan 30% (F 3). Hasil uji kualitas granul menunjukkan bahwa granul effervescent yang dibuat memenuhi persyaratan yang baik dengan kadar air sebesar 0,20−0,21%; kerapatan curah 0,534−0,5384 g/mL; kerapatan mampat 0,6154−0,6178 g/mL dengan indeks
Objective: The aim of this study was to compare the antioxidant activity of fruit of water apple and fragrant mango against 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl as a free radical.Methods: This study was conducted by visible spectrophotometry. Results:The water apple and fragrant mango contain reducing compounds including vitamin C. The vitamin C content of water apple and fragrant mango fruit was 0.087% (w/w) and 0.050% (w/w), respectively. The inhibitory concentration 50% value of fresh fruit of water apple and fragrant mango was 4.857 µg/ml and 4.379 µg/ml, respectively. Conclusion:Antioxidant activity of water apple fruit was higher than fragrant mango fruit.
Antioxidants can prevent free radical formation. Natural antioxidants found in many plants, such as <em>Ficus benjamina </em>and <em>Annona reticulata</em>. The study aimed to compare the antioxidant activity of extracts and fractions of <em>Ficus benjamina </em>and <em>Annona reticulata</em> leaves against 1,1-diphenyl-2-picrilhydrazyl. The steps of this study consist of extraction, fractionation with n-hexane, ethyl acetate and water, phytochemical screening, antioxidant activity determination, and comparing the IC<sub>50</sub> values. Percentage scavenging activity of the extracts and fractions against DPPH was calculated to determine the antioxidant activity. The IC<sub>50</sub> value of <em>Ficus benjamina </em>was 127.86 ppm for ethanolic extract, 94.01 ppm for water fraction, 115.48 ppm for ethyl acetate fraction, and 335.50 ppm for n-hexane fraction. The IC<sub>50</sub> value of <em>Annona reticulata</em> was 274.31 ppm for ethanolic extract, 211.42 ppm for water fraction, 367.91 ppm for ethyl acetate fraction, and 741.08 ppm for n-hexane fraction. The results showed that the <em>Ficus benjamina</em> water fraction was the best antioxidant compared to other extract and fraction.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.