Stunting can be a nutritional problem that will adversely affect the optimal development process of children according to their genetic potential. Stunting can hinder the process of growth and development in under-fives. This study aimed to determine the causes of stunting in under-fives in the Abeli sub-district, Kendari City. The method of study was descriptive qualitative by a case study design. Data obtained through in-depth interviews of 4 (four) key informants and 5 (five) ordinary informants. Based on the results of the study, it was known that the incidence of stunting in the Abeli sub-district was caused by low birth weight, exclusive breastfeeding, and complementary feeding. It was based on the results of interviews, of four under-fives were stunting, there were three under-fives had a birth weight <2500 grams. The reason was because of inadequate breast milk production and a lack of family support for mothers to provide exclusive breastfeeding to under-fives. The reason was that the mother did not carry out routine pregnancy checks so that the condition of the fetus was poorly monitored. Besides, all under-fives who were stunting did not receive exclusive breastfeeding. In giving complementary feeding, the mothers gave complementary feeding to under-fives too early. Besides, a portion of the meal did not meet the needs of under-fives and less varied food.
Hipertensi adalah salah satu penyakit pembuluh darah yang banyak menyerang lansia yang dikenal sebagai silent killer karena sering tidak menimbulkan gejala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian buah pisang ambon (Musa accuminata Colla) terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wawotobi tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain pretest-posttest with control group. Jumlah subjek penelitian 30 penderita hipertensi yang memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan dosis ±280 g buah pisang ambon selama 7 hari. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan nilai tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah perlakuan pemberian buah pisang ambon selama 7 hari pada kelompok perlakuan (p = 0,000; α = 0,05) dengan selisih penurunan tekanan darah sistolik sebesar 8,53 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 7,06 mmHg. Pada kelompok kontrol menunjukkan ada perbedaan nilai tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah perlakuan (p = 0,000; α = 0,05) dengan selisih penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5,46 mmHg dan tekanan darah diastolik 2,13 mmHg. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian buah pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi. Konsumsi buah pisang khususnya pada lansia menjadi alternatif untuk pencegahan penyakit hipertensi. Kata kunci: hipertensi, lansia, pisang ambon, tekanan darah.
Pengabdian masyarakat Tentang Pelatihan Dan Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Pada Kedai Kopi "Dippa Coffee" bermaksud memberikan Pengetahuan kepada pemilik kedai kopi "Dippa Coffee" tentang bagaimana dalam pembuatan dan pencatatan Laporan Keuangan. Metode pelaksanaan ini adalah tahapan pelatihan yang dilakukan yang pertama yaitu Tahap Persiapan,Tahap persiapan yang dilakukan meliputi: Survei awal, Pemantapan dan penentuan lokasi dan sasaran, menganalisis kebutuhan untuk mengatasi permasalahan mitra Tahap kedua yaitu Tahap Pelaksanaan Pengabdian berupa Penyusunan bahan/materi pelatihan, kemudian memberikan materi kepada mitra dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi serta melakukan simulasi pencatatan dan pembuatan laporan keuangan dan Tahap ketiga yaitu tahap pendampingan dimana tim melakukan pendampingan kepada mitra dalam pencatatatan dan pembukuan laporan keuangan dan Tahap akhir adalah evaluasi dan pelaporan dimana tahap evaluasi sangat diperlukan untuk program selanjutnya agar lebih baik
This study aimed to obtain the proportion of white rice and kepok banana based on sensory test results and the glycemic index of white rice with a substitution of kepok bananas. The research design used was an experimental method with a non-factorial Completely Randomized Design (CRD). The variation was in the proportion of white rice and kepok banana namely 60% : 40% (NP1), 50% : 50% (NP2) dan 40% : 60% (NP3). Each treatment was repeated three times. The sensory test was carried out using the hedonic test (level of preferences). The glycemic index was analyzed through the area under the curve (AUC) ratio of glucose response of food by measuring blood glucose levels during fasting for 30, 60, 90, and 120 minutes after consuming test foods (white rice with a substitution of kepok banana) and control (bread). The collected data were then analyzed using ANOVA and was followed by DMRT if there was a significant difference between treatments. The result of the research shows that in the sensory test, the proportion of white rice and kepok banana had no significant effect on color and aroma, but had a significant effect on texture and very significant effect on the taste of white rice with a substitution of kepok banana. The best treatment was obtained in the proportion of white rice and kepok banana 60%: 40% (NP1), with preference scores of color, aroma, texture, and taste reached 3.08 (like), 2.68 (like), 3.16 (like) and 3.12 (like), respectively. The selected treatment had a 20.13% glycemic index (low).Keywords: Sensory test, glycemic index,white rice, kepok banana,diabetes mellitusABSTRAKTujuan penelitian untuk mendapatkan perbandingan nasi beras putih dan pisang kepok yang terbaik berdasarkan hasil uji sensori dan indeks glikemik nasi beras putih yang disubtitusi pisang kepok. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri atas 3 variasi perlakuan yaitu perbandingan nasi beras putih : pisang kepok 60% : 40% (NP1), 50% : 50% (NP2) dan 40% : 60% (NP3). Masing-masing perlakuan dibuat 3 kali ulangan. Uji sensori menggunakan uji hedonik (tingkat kesukaan) dan penentuan indeks glikemik dengan perhitungan perbandingan luas di bawah kurva (area under curve). Respon glukosa makanan melalui hasil pengukuran glukosa darah saat puasa; 30; 60; 90 dan 120 menit setelah konsumsi makanan uji yaitu nasi putih subtitusi pisang kepok dan makanan kontrol yaitu roti. Data hasil uji sensori dianalisis dengan metode Analisis of Varians (ANOVA) dan perlakuan yang berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan analisis DMRT. Berdasarkan hasil analisis uji sensori perbandingan nasi beras putih dan pisang kepok tidak berpengaruh nyata terhadap warna dan aroma, tetapi berpengaruh nyata terhadap tekstur dan berpengaruh sangat nyata terhadap rasa nasi beras putih subtitusi pisang kepok. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan nasi beras putih : pisang kepok 60% : 40% (NP1), dengan tingkat kesukaan terhadap warna 3,08 (suka), aroma 2,68 (suka), tekstur 3,16 (suka) dan rasa 3,12 (suka) serta nilai indeks glikemik 20,13% dengan kategori indeks glikemik rendah.Kata kunci: Uji sensori, indeks glikemik, nasi beras putih, pisang kepok, diabetes melitus
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.