This study aims to analyze the influence of physical environmental factors (clean water facilities, latrine conditions, SPAL conditions, type of house floor, household waste management), economic factors (family income) and social environmental factors (nail hygiene, use of footwear, washing habits hands with soap, bowel habits) against helminthiasis in elementary school students in Seberang Tembilahan Village, Indragiri Hilir Regency. The research location was conducted in Seberang Tembilahan Sub-District, Indragiri Hilir Regency in January to February 2020. The study used a survey method. The analytical method used is univariate analysis, bivariate analysis with Chi Square (Fisher) and multivariate analysis with logistic regression. The results of the study of 72 elementary school students in 4 elementary schools who were examined by laboratory feces, found positive results of worm infestation of 23.61% or 17 students. The final results of the model test showed that although the clean water facilities and toilet conditions were not significant, the two variables influenced each other, it was possible that there was an interaction between the two variables in influencing the incidence of helminthiasis in elementary school students. The variable that most affected the incidence of helminthiasis in elementary school students was the latrine condition with adjusted OR of 4.01 so that respondents whose conditions did not meet the requirements were 4.01 times more likely to experience helminthiasis compared to conditions that were eligible after being controlled by other variables. Simultaneously the two variables (clean water facilities and latrine conditions) can explain the variation of helminthiasis in elementary students by 9.9%.
Abstrak Seribu hari pertama kehidupan terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama sejak bayi lahir. Seribu hari pertama kehidupan disebut juga dengan golden period karena pada masa ini, pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung dengan cepat dan apabila tidak dimanfaatkan, dampak yang terjadi akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak hingga dewasa. Data Profil Dinas Kesehatan Kota Kendari (2020) menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang pada balita 0-59 bulan di Puskesmas Kota Kendari adalah 0,32%. Puskesmas dengan prevalensi tertinggi gizi kurang adalah Puskesmas Abeli yaitu 1,38%. Prevalensi balita pendek atau stunting usia 0-59 bulan di Kota Kendari yaitu 0,80%. Puskesmas Abeli merupakan Puskesmas dengan persentase tertinggi yaitu 7,03%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu hamil tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang pada 1000 hari pertama kehidupan di wilayah kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2021. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian sebanyak 59 orang dengan teknik pengambilan sampel secara proportionate stratified random sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 30,5% dan pengetahuan kurang yaitu 69,5%; (2) Sikap positif yaitu 39,0% dan sikap negatif yaitu 61,0% (3) Tindakan baik yaitu 37,3% dan tindakan kurang yaitu 62,7%. Dapat disimpulkan bahwa responden masih memiliki pengetahuan yang kurang, sikap yang negatif, serta tindakan yang kurang dalam pemenuhan gizi seimbang pada seribu hari pertama kehidupan. Kata kunci: gizi seimbang, pengetahuan, seribu hari pertama kehidupan, sikap, tindakan Abstract The first thousand days of life consists of 270 days during pregnancy and the first 730 days of life since the baby is born. The first thousand days of life are also called as the golden period because during this time, both the growth and development of children takes place rapidly and if not utilized, the impact that occurs will greatly affect the growth and development of children to their adulthood. Data from the Kendari City Health Office Profile (2020) showed that the prevalence of malnutrition in children aged 0-59 months at the Kendari City Public Health Center was 0,32%. Public Health Center with the highest prevalence of malnutrition was Abeli Public Health Center, which is 1,38%. The prevalence of stunted children aged 0-59 months in Kendari City was 0,80%. Abeli Public Health Center was a health center with the highest percentage of 7,03%. This research was aimed to describe the knowledge, attitudes, and actions of pregnant women about the importance of fulfilling balanced nutrition in the first 1000 days of life in the working area of Abeli Public Health Center, Kendari City in 2021. This research was a quantitative descriptive research. The sample in this research was 59 people with the sampling technique of proportionate stratified random sampling. The instrument used in this research was a questionnaire. The results of this study indicated that (1) respondents who had sufficient knowledge were 30,5% and insufficient knowledge were 69,5%; (2) Positive attitudes were 39,0% and negative attitudes were 61,0% (3) Good action was 37,3% and insufficient action was 62,7%. It can be concluded that respondents were still lack of knowledge, have negative attitudes, and actions in fulfilling balanced nutrition in the first thousand days of life. Keywords: balanced nutrition, knowledge, first thousand days of life, attitudes, actions
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, psikologis maupun intelektual dengan berbagai keunikan dan rasa ingin tahu yang tinggi termasuk persoalan seks. Salah satu risiko yang diahadapi remaja dimas ini adalah perilaku seks pranikah yang berakibat buruk dan merugikan bagi remaja. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh teman sebaya dan peran orang tua terhadap perilaku seks pranikah pada remaja. Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja di Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya sebanyak 265 orang dengan sampel sebanyak 174 orang yang diambil dengan teknik simple random sampling. Hasil analisis antara variabel penentu dan variabel efek dengan uji chi square diperoleh teman sebaya dengan nilai p = 0,000 < 0,05 dan peran orang tua dengan nilai p = 0,079 > 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaruh teman sebaya merupakan faktor prediktor terjadinya seks pranikah pada remaja sedangkan faktor peran orang tuan bukan merupakan faktor prediktor dari perilaku seks pranikah pada remaja.
This study aimed to obtain the proportion of white rice and kepok banana based on sensory test results and the glycemic index of white rice with a substitution of kepok bananas. The research design used was an experimental method with a non-factorial Completely Randomized Design (CRD). The variation was in the proportion of white rice and kepok banana namely 60% : 40% (NP1), 50% : 50% (NP2) dan 40% : 60% (NP3). Each treatment was repeated three times. The sensory test was carried out using the hedonic test (level of preferences). The glycemic index was analyzed through the area under the curve (AUC) ratio of glucose response of food by measuring blood glucose levels during fasting for 30, 60, 90, and 120 minutes after consuming test foods (white rice with a substitution of kepok banana) and control (bread). The collected data were then analyzed using ANOVA and was followed by DMRT if there was a significant difference between treatments. The result of the research shows that in the sensory test, the proportion of white rice and kepok banana had no significant effect on color and aroma, but had a significant effect on texture and very significant effect on the taste of white rice with a substitution of kepok banana. The best treatment was obtained in the proportion of white rice and kepok banana 60%: 40% (NP1), with preference scores of color, aroma, texture, and taste reached 3.08 (like), 2.68 (like), 3.16 (like) and 3.12 (like), respectively. The selected treatment had a 20.13% glycemic index (low).Keywords: Sensory test, glycemic index,white rice, kepok banana,diabetes mellitusABSTRAKTujuan penelitian untuk mendapatkan perbandingan nasi beras putih dan pisang kepok yang terbaik berdasarkan hasil uji sensori dan indeks glikemik nasi beras putih yang disubtitusi pisang kepok. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri atas 3 variasi perlakuan yaitu perbandingan nasi beras putih : pisang kepok 60% : 40% (NP1), 50% : 50% (NP2) dan 40% : 60% (NP3). Masing-masing perlakuan dibuat 3 kali ulangan. Uji sensori menggunakan uji hedonik (tingkat kesukaan) dan penentuan indeks glikemik dengan perhitungan perbandingan luas di bawah kurva (area under curve). Respon glukosa makanan melalui hasil pengukuran glukosa darah saat puasa; 30; 60; 90 dan 120 menit setelah konsumsi makanan uji yaitu nasi putih subtitusi pisang kepok dan makanan kontrol yaitu roti. Data hasil uji sensori dianalisis dengan metode Analisis of Varians (ANOVA) dan perlakuan yang berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan analisis DMRT. Berdasarkan hasil analisis uji sensori perbandingan nasi beras putih dan pisang kepok tidak berpengaruh nyata terhadap warna dan aroma, tetapi berpengaruh nyata terhadap tekstur dan berpengaruh sangat nyata terhadap rasa nasi beras putih subtitusi pisang kepok. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan nasi beras putih : pisang kepok 60% : 40% (NP1), dengan tingkat kesukaan terhadap warna 3,08 (suka), aroma 2,68 (suka), tekstur 3,16 (suka) dan rasa 3,12 (suka) serta nilai indeks glikemik 20,13% dengan kategori indeks glikemik rendah.Kata kunci: Uji sensori, indeks glikemik, nasi beras putih, pisang kepok, diabetes melitus
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf usia 5-6 tahun. Penelitian ini menggunakan model penelitian 2 siklus. Subjek penelitian yaitu 15 aanak terdiri dari 7 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Hal ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan anak dalam mengenal huruf di RA Habiby. Teknik pengumpulan data penelitian yaitu berupa observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar obsevasi yang berbentuk cheklist. Teknik analisis data dilakukan melalui deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada anak usia 5-6 tahun. Pelaksanaan penerapan media kartu huruf siklus 1 ke siklus 2 sebesar 53% MB, dan meningkat dari siklus I ke siklus 2 sebesar 33% MB dan 66,6% BSH. Langkah-langkah penggunaan media kartu huruf dapat meningkatkan kemempuan mengenal huruf sebagai berikut: 1, Setiap kelompok memperoleh kartu huruf, 2. Guru memperkenalkan huruf vokal terlebih dahulu, 3, mengenalkan huruf konsonan, 4. Anak dibimbing untuk menyebutkan huruf kemudian disatuakan menjadi kata.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.