In this modern life, people's dependence on energy sources, especially electrical energy, has led to innovation in the use of cheap alternative energy sources that are environmentally friendly such as solar energy, one of which is PLTS. To support PLTS performance, a web-based monitoring system is needed for remote monitoring in monitoring PLTS performance, the data displayed is the result of measurements by voltage and current sensors installed in each solar panel on the PLTS performance detector. In this case, it is necessary to develop a Web-based monitoring system to help improve the efficiency of performance maintenance on 100 wp monocrystalline panels. By using the INA260 sensor in the form of a digital DC sensor that can measure a maximum current of 15 A, a maximum voltage of 36 v, and DC power and the DS18B20 sensor is a digital sensor that can measure the surface temperature of the panel. Sensor readings can be displayed offline via the HMI LCD while online readings can be displayed in the form of a Web which has a graphical display feature for each parameter and downloads data in the form of a .csv file as a feature that supports data analysis. The results of the sensor validation test or calibration using a measuring instrument have an average error sensor reading of 0.34 %. The average current sensor error is 0.63%, and the power sensor error average is 0.56%, while the average panel surface temperature sensor error is 0.34%
PT. Gudang Baru membutuhkan daya listrik yang berkapasitas 1110 KVA. Untuk memenuhi kebutuhan listrik pihak industri menggunakan generator diesel (Diesel Generator) yang berkapasitas 1650 KVA sebagai energi listrik cadangan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui perbandingan biaya yang dikeluarkan oleh genset dan double feeder dilihat dari Rp/KWH, (2) untuk mengetahui secara teknis keandalan antara double feeder dengan genset. Hasil studi analisis finansial “Rp/KWh”, penggunaan energi listrik double feeder lebih efisien dibandingkan penggunaan energi listrik genset. Penggunaan energi listrik membutuhkan biaya sebesar Rp. 1,240/KWh untuk KWh LWBP dan Rp. 1,650 /KWH untuk KWh WBP, sedangkan untuk genset Rp. 2.673/KWh. Investasi modal selama 25 tahun double feeder lebih besar dari pada genset, IRR untuk double feeder sebesar 15.22% sedangkan untuk genset 14.47%. Biaya operasional genset selama 1 tahun sebesar Rp. 11.801.899.195 dan biaya pemeliharaan genset Rp. 115.500.000, untuk perawatan double feeder ditanggung oleh pihak PLN. Pihak konsumen hanya membayar biayapemakaian KWh saja tiap bulannya. Sistem penyulang PT. Gudang Baru masih mengalami pemadaman dengan nilai rata-rata indeks jumlah kali padam dalam satu tahun sebanyak 9,4 kali per pelanggan. Sedangkan lama waktu pemadaman sekitar 16 jam per pelanggan dalam satu tahun. Oleh karena itu PT. Gudang Baru perlu membangun double feeder baru.
Berdasarkan kejadian pada tanggal 17 Desember 2017, terjadi gangguan kedip tegangan yang berhasil direkam dengan PQA (Power Quality Analyzer) milik PT. HM Sampoerna dengan nilai penurunan tegangan sebesar 56,5% atau 11,3 kV dengan durasi 21,4 ms. Hasil observasi yang dilakukan oleh PLN Area Pasuruan diketahui bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh pohon tumbang yang terjadi pada penyulang Easterntex yang berjarak tidak jauh dari GI Bulukandang dan berimbas terhadap PT. HM Sampoerna. Efek dari kedip tegangan yang terjadi yaitu relay pada beban SKM-1 dan SKM-2 mengalami trip karena sensitifitas relay terhadap penurunan tegangan yaitu 50-60% dengan durasi 15-40 ms. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kedip tegangan, penyebab gangguan kedip tegangan, standart kedip tegangan yang diijinkan untuk beban di PT. HM Sampoerna dan menentukan metode mitigasi kedip tegangan yang sesuai. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan secara matematis dengan variabel arus gangguan dan tegangan gangguan dengan pemodelan sistem yang diuji menggunakan software ETAP 12.6.0. Analisis dilakukan dengan metode perhitungan arus hubung singkat 1 fasa ke tanah dan 3 fasa dengan asumsi 5 titik gangguan dan starting motor, dimana didapatkan penurunan tegangan terdekat dengan kejadian sebenarnya sebesar 12,01 kV atau 60,5% pada titik gangguan 20% untuk gangguan 1 fasa ke tanah, sedangkan untuk gangguan 3 fasa menyebabkan penurunan tegangan 8,6 kV atau 43% pada titik gangguan 20%, sedangkan untuk starting motor hanya menyebabkan penurunan tegangan sebesar 19,3%. Metode penanganan kedip tegangan yang dipilih yaitu dengan menggunakan AVC (Active Voltage Conditioner) dimana dapat mem-back up penurunan tegangan semula 50% menjadi 90% selama 10 s.
Laporan akhhir ini membahas tentang panel APP tipe III A yang pengukurannya menggunakan kWh Meter Elektronik yang dipasang di bengkel listrik Politeknik Negeri Malang. Dalam kehidupan sehari – hari, energi listrik telah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat luas. Bisa dibayangkan berapa banyak energi yang terpakai oleh pelanggan. Sebelum ada kWh meter elektronik, pengukuran energi terhadap pelanggan ini menggunakan kWh meter mekanik atau biasa disebut kWh meter analog. Banyak kelemahan dalam penggunaan meter analog, salah diantaranya yaitu putaran piringan yang kurang presisi dapat menyebabkan losses yang dapat merugikan pihak PLN dan pihak pelanggan. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka dibuatlah sebuah alat pengukuran yang lebih canggih dan teliti dalam pengukuran besar energi yaitu kWh Meter Elektronik. Komponen utama pada panel APP tipe III A adalah kWh meter Elektronik dan software kWh meter tersebut. Tanpa software itu, kWh meter Elektronik tidak dapat berfungsi dalam pengukurannya, maka software itu harus diinstall terlebihi dahulu di kWh meter elektronik sebelum digunakan. Dengan adanya kWh meter elektronik ini, pelanggan dapat memonitor semua energi yang dipakai, pelanggan juga dapat mengetahui tegangan dan arus setiap fasa. Banyak keunggulan pada meter elektronik ini jika dibandingkan dengan meter analog. Dengan adanya meter elektronik, kesalahan baca meter hampir sangat tidak mungkin terjadi, karena memiliki kelas akurasinya yang tinggi. Selain itu kWh meter elektronik juga menekan losses dan dapat dibaca secara remote serta pembacaannya yang akurat. kWh meter elektronik lebih efektif dibanding dengan kWh meter analog, karena meter elektronik dapat membaca parameter- parameter yang belum tentu bisa terbaca oleh meter analog. Pengukuran dalam meter elektronik ini dapat direkam juga sebagai bukti jika terjadi suatu pelanggaran.
To assist residents of RW 12 Desa Landungsari in supporting village facilities and infrastructure, especially the problem ofstreet lighting. Where to apply to the related agency is not possible because it is only a rural area, so it is necessary to have the self-helpof the residents in lighting up their area at night. This lighting will use solar cells as an energy source with a capacity of 50 Wp Off Gridsystem with a load of 12 Volt DC LED lights. This is because solar energy is a large enough energy available and is environmentally friendly.This research activity also includes community education on the importance of using solar energy as a source of electrical energy. Basedon field testing, the average solar panel output voltage is 17 volts, the maximum charging current is 2.6 A and a load power of 30 wattsconsists of several LED lights.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.