Abstract. Munasik, Sabdono A, Assyfa AN, Wijayanti DP, Sugiyanto, Irwani, Pribadi R. 2020. Coral transplantation on a multilevel substrate of Artificial Patch Reefs: effect of fixing methods on the growth rate of two Acropora species. Biodiversitas 21: 1816-1822. Branching Acropora is generally used in coral transplantation to rehabilitate coral reefs. However, these corals are sensitive to environmental changes. Artificial Patch Reef (APR) is an artificial structure that provides a multilevel hard substrate. The purpose of the study was to investigate the effectiveness of the APR structure to facilitate the growth and survival of Acropora branching. Two species Acropora aspera and Acropora copiosa were transplanted vertically and horizontally on a modular concrete block in different levels of APR situated in the shallow reef of Panjang Island, Central Java. The results showed that the coral growth rate varied from 96.7 to 346.9 cm3/month, while survival ranged from 30 to 100% after 8 months. Lower survival rate mostly was found in the upper level of APR. The statistical analyses showed that the growth rate of A. copiosa fragment was significantly higher than that of A. aspera (p<0.05). Moreover, there were also significant differences in the treatments of transplantation method (p<0.05) to enhance coral growth. However, multilevel substrates were not significantly influenced by coral growth. This study suggested that A. copiosa which has high-level complexity in branching pattern will be selected to apply in shallow reef rehabilitation with transplanted vertically.
AbstrakLahan mangrove mempunyai potensi dikembangkan untuk usaha penggemukan kepiting tanpa merusak, yaitu melalui konsep silvofishery. Tujuan dari penelitian ini adalah menjajaki pemeliharan kepiting bakau Scylla serrata didaerah mangrove. Metoda yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan acak kelompok. Perlakuan yang diterapkan adalah kepadatan yang berbeda (4 ekor/m 2 , 6 ekor/m 2 dan 8 ekor/m 2 ) dengan kelompok (daerah mangrove dan tidak bermangrove) dengan ulangan 3 kali. Data yang diperoleh berupa penambahan biomasa dianalisa dengan balanced designs anova. Hasil yang didapat menunjukan kepiting bakau yang dipelihara didaerah mangrove memiliki penambahan biomasa yang lebih besar bila dibandingkan dengan yang dipelihara pada daerah tidak bermangrove. Kepiting bakau yang dipelihara didaerah mangrove dengan kepadatan ekor/m 2 pertambahan biomasanya rata rata 81,7 gr/bulan; dan kepadatan 6 ekor/m 2 bertambah rata rata 77,8 gr/bulan, sedang kepadatan 8 ekor/m 2 73,9 gr/bulan. Hal tersebut sangat berbeda dengan kepiting yang dipelihara pada daerah yang tidak bermangrove dimana untuk kepadatan 4 ekor/m 2 rata rata hanya bertambah 68,75 gr/bulan dan yang berkepadatan kepadatan 6 ekor/m 2 bertambah rata rata 39,1 gr/bulan sedangkan yang berkepadatan 8 ekor/m 2 32,2 gr/bulan. Interaksi antara kepadatan dan lokasi (bermangrove dan bukan) memberikan pengaruh yang sangat nyata pada penambahan berat kepiting bakau (p<0,001). 81.7, 77.8 and 73.9 gr/month, respectively
Rajungan (Portunus pelagicus) adalah hewan bercangkang keras seperti kepiting yang memiliki habitat alami hidup di laut dan biasa disebut sebagai Blue Swimming Crab. Rajungan menjadi salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi di Indonesia. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengkaji tingkat kerentanan Rajungan (Portunus pelagicus) akibat adanya kegiatan penangkapan di Desa Paciran Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis PSA (Productivity and Susceptibility Analysis). Hasil analisa parameter produktivitas didapatkan dari literatur, sedangkan parameter kerentanan didapatkan dari hasil wawancara dengan nelayan setempat. Nilai PSA yang didapatkan sebesar 2,01 yang menunjukkan bahwa tingkat kerentanan masih tergolong rendah, sehingga tekanan aktivitas penangkapan belum berdampak serius terhadap potensi keberlanjutan Rajungan (Portunus pelagicus) sementara hasil pola pertumbuhan menunjukkan pola pertumbuhan allometrik negatif baik jantan dan betina. Hubungan lebar karapas dengan berat rajungan menghasilkan nilai b sebesar 2,37 untuk rajungan jantan dan 2,33 untuk rajungan betina. Sifat pertumbuhan ini menunjukkan bahwa pertumbuhan lebar karapas lebih cepat dibandingkan pertumbuhan berat rajungan. Rata rata lebar karapas yang ditemukan dilokasi penelitian 128 mm pada Rajungan jantan dan 111 mm pada Rajungan betina serta memiliki rata rata ukuran berat 115 gr baik pada Rajungan jantan dan betina. Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus) is a hard-shelled animal like a crab that naturally lives in the sea and is commonly referred to as the Blue Swimming Crab. The Blue Swimming Crab is one of the fishery commodities with high economic value in Indonesia. This research aimed to examine the vulnerability rate of Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus) due to the fishing activities in Paciran Village, Paciran, Lamongan, East Java. The method used in this study is the PSA (Productivity and Vulnerability Analysis) method. The analysis of productivity parameters’ was obtained from literature, while the vulnerability parameters are obtained from interviews with local fisherman. The PSA value was (2,01). The results indicated that the level of vulnerability is still relatively low, therefore the pressure of fishing activities has not seriously affected the potential sustainability of the Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus) and the results of the Blue Swimming Crab growth pattern shows negative allometric growth patterns for both males and females.The relationship between carapace width and crab weight had a value of b of 2,37 for male crabs and 2,33 for female crabs. This growth characteristic showed that carapace width growth is faster than the growth of crab weight. The average width of the carapace was found in the study location 128 mm for male, and 111 mm for female crab and has an average weight size of 115 gr for both males and females.
Concentration of the Heavy Metal Lead (Pb) in the Seawater, Sediment, and the Seaweed Sargassum sp. in Teluk Awur, Jepara The increasing human activities led to an increase in waste disposal which eventually accumulates and decrease the water quality of rivers and seas. One of the pollutant resulted by human activities is heavy metal. The presence of heavy metals in the waters could directly harm the bioorganisms and indirectly affect human health by food chains. The purpose of this research is to investigate the lead content (Pb) in the water, sediment, and seaweed Sargassum sp., as well as to determine the status of pollution in Teluk Awur waters, Jepara. The research was conducted in November 2017 and January 2018 using descriptive method. Sampling sites were decided by Purposive Sampling Method. Analysis of lead content was conducted using AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). The results showed that the lead content of seawater in Teluk Awur, Jepara, was within 0.003 mg/L and not on the level of concern, according to KepMen LH No. 51/2004. The range of lead content in the sediment was 47- 68,35 mg/kg and considered as polluted, according to NRCC GBW07313. The range of lead content in the seaweed Sargassum sp. was 0.22-0.79 mg/kg and has exceeded the quality standard specified by PerBPOM No. 23/2017. Meningkatnya kegiatan manusia menyebabkan peningkatan pembuangan limbah yang pada akhirnya bermuara ke sungai maupun laut, yang mengakibatkan perairan laut menjadi tercemar. Salah satu pencemar akibat aktivitas manusia adalah logam berat timbal yang dapat membahayakan kehidupan organisme perairan secara langsung, maupun tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan logam berat Pb pada air, sedimen, dan rumput laut Sargassum sp. serta untuk mengetahui status pencemaran di Perairan Teluk Awur, Jepara. Penelitian dilakukan pada bulan November 2017 dan Januari 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan Purposive Sampling Method. Analisis logam berat Pb dilakukan dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Hasil penelitian menunjukan kandungan logam berat Pb di Perairan Teluk Awur, Jepara, pada air laut yaitu 0,003 mg/L dan masih belum tercemar menurut KepMen LH No.51/2004. Kandungan logam berat Pb pada sedimen yaitu berkisar 47 - 68,35 mg/kg dan telah tercemar menurut NRCC GBW07313. Kandungan logam berat Pb pada rumput laut Sargassum sp. yaitu berkisar 0,22 - 0,79 mg/kg dan telah melebihi baku mutu yang ditentukan oleh PerBPOM No. 23 Tahun 2017
ABSTRAK Muara Sungai Wulan merupakan salah satu kawasan bermangrove yang masih tersisa di wilayah Pantai Utara Jawa Tengah. Perputaran nutrien yang ada di perairan ekosistem mangrove menjadikan ekosistem ini kaya akan unsur hara. Konsentrasi unsur hara berpengaruh terhadap kelimpahan biota yang ada di dalamnya termasuk diatom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kandungan nitrat dan fosfat terhadap kelimpahan diatom. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik stratified random sampling. Stasiun penelitian dibagi dalam 3 stasiun berdasarkan sebaran salinitas, kemudian setiap stasiun ditentukan 2 titik sampling. Pengambilan sampel diatom menggunakan plankton net dengan mesh size 25 µm. Pengukuran parameter fisika kimia perairan dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel diatom. Hasil analisis parameter fisika kimia air selama penelitian diperoleh temperatur air (30-32oC), kecerahan (20-32,5 cm), kedalaman (50-120 cm), kecepatan arus (0,03-0,125 m/s), pH 6, oksigen terlarut (5,00 – 7,48 mg/l), salinitas (10-25 ppt), nitrat (0,80 – 2,00 mg/l), fosfat (0,18-0,86 mg/l). Diatom yang teridentifikasi terdiri dari 15 genera. Kelimpahan diatom tiap stasiun berkisar antara 3800-5287 ind/l, keanekaragaman (1,771-2,294), keseragaman (0,719-0,894) dan dominansi (0,117-0,228). Hasil uji regresi linier berganda dan korelasi parsial menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat lebih berpengaruh terhadap kelimpahan diatom dengan nilai 0,729 dibandingkan dengan konsentrasi fosfat dengan nilai -0,461. Kata Kunci : Nitrat; Fosfat; Kelimpahan Diatom; Muara Sungai Wulan ABSTRACT Wulan estuary is one of the mangrove areas in North Coast of Central Java. Nutrients cycle in aquatic mangrove ecosystem makes this ecosystem rich of nutrients. Nutrients concentration affect the abundance of organisms, including diatom. The research aimed to determine influence of nitrate and phosphate on the diatom abundance. The research was conducted in April 2016. The method research used descriptive method with stratified random sampling technique. The station was divided into 3 stations based on salinity distribution, then the station are determined 2 sampling points. Diatom sampling used plankton net mesh size 25 µm. Measurement of physical-chemical parameters and diatom sampling were conducted in same time. Analysis of physical-chemical parameters showed that water temperature during the study range 30 to 32oC, turbidity 20-32,5 cm, depth 50-120 cm, current speed 0,03-0,125 m/s, pH 6, dissolved oxygen 5,00 – 7,48 mg/l, salinity 10 to 25 ppt, nitrate 0,80 to 2,00 mg/l, phosphate 0,18 to 0,86 mg/l. Diatoms were identified consists of 15 genera. Diatom abundance ranged from 3800-5287 ind/l, diversity 1,771 to 2,294, uniformity 0,719 to 0,894 and dominance 0,117 to 0,228. The results of multiple linear regression and partial correlation showed that nitrate concentration has more influence on the abundance of diatoms with a value 0,729 compared with concentration of phosphate with a value -0.461. Key Words: Nitrate; Phosphate; Diatom Abundance; The Estuary of Wulan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.