Aktivitas fisik dan gaya hidup sangat penting untuk kesehatan, karena kebiasaan aktivitas fisik dan gaya hidup yang sehat akan berdampak kepada perkembangan fisik anak. Aktivitas fisik dan gaya hidup anak harus diperhatikan sejak dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat tingkat aktivitas fisik siswa. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan melibatkan 48 siswa Sekolah Dasar kelas 5, dengan rata-rata usia 11 tahun. Tingkat aktivitas fisik didapatkan dari hasil pengolahan kuesioner IPAQ (International Physical Activity Quessionare). Sebelum melakukan pengisian kuesioner, para responden mendapatkan penjelasan mengenai pertanyaan yang ada dalam kuesioner tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata responden berusia 11.2 (± 1.01) tahun, tinggi badan 155.1cm (± 3.1), berat badan 38.5kg (± 6.5). Tingkat aktivitas fisik dirata-ratakan masuk dalam kategori rendah, atau dengan angka 502.2(±24.3) METs.
Penelitian ini berfokus pada analisis gerak teknik tendangan shooting pada olahraga futsal dan pengaruhnya terhadap kecepatan bola dengan menggunakan aplikasi kinovea untuk melakukan analisis gerak. Dua hal yang di analisis dalam penelitian ini, yaitu knee angular velocity dan force (gaya). Sampel penelitian adalah atlet futsal putra UKM futsal UPI Bandung. Data penelitian didapat dengan melakukan analisis video menggunakan software kinovea. Hasil dari analisis ini didapatkan data kecepatan bola, kecepatan sudut dan besar gaya. Hasil Uji statistik person corelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara data kecepatan bola dengan knee angular velocity sig (P<0.05) dan force (P<0.05). Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh yang besar dari knee angular velocity terhadap kecepatan bola sebesar 62% persen dan force (gaya) sebesar 68% persen kemudian sisanya dipengaruhi oleh factor lain. Kemudian di dapat temuan dalam penelitian yang menunjukan bahwa ada dua faktor lain yang mempengaruhi kecepatan bola yaitu power dan moment inertia, pada prakteknya memang kedua hal tersebut juga mempengaruhi kecepatan bola.
Athlete Speed and acceleration data needed for customizing the athlete training program design. This study is conducted to identify and compare the speed and acceleration of ability between woman Soccer and futsal athlete. The samples used in this study are women soccer and futsal players from Soccer and futsal club, age ranging from 16-17 years old. The athlete performs 60 meters running test, every 10 meters will be recorded the time. Results, Average time 60m running test of women soccer 11.16s and women futsal 10.50s, not significant difference with(p>0.05). The average speed of women soccer 5.71m/s and women futsal 5.94 m/s, not significant difference with(p>0.05). Average acceleration of women soccer 0.58m/s2 and women futsal 0.61m/s2, not significant difference with(p>0.05). Then, a significant difference in speed and acceleration at each 10, 20, 40, 50, 60 meter between woman Soccer and futsal athlete with (p<0.01). But, there is no significant difference at 30 meters with a value (p>0.01). The results show there are no significant differences in the time, speed, and acceleration in 60m running test between women soccer and futsal athlete. But, there is significant deferent in a change of speed and acceleration per/10 meter. The women futsal players have speed and acceleration higher than football players.
Data karakteristik fisiologis atlet sangat diperlukan untuk merancang program latihan agar atlet mendapatkan porsi latihan yang sesuai dengan kemampuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik fisiologis atlet profesional ganda campuran yang jarang dijadikan parameter untuk membuat program latihan sehingga hasil penelitian ini mampu menjadi data awal untuk membuat program latihan yang tepat dan efektif. Penelitian dilaksanakan di laboratorium FPOK UPI. Sampel penelitian berasal dari klub unggulan nasional Jawa Barat dengan rentang usia 16-17 tahun. Pengambilan data dalam penelitian ini meliputi kadar VO2max yang diukur menggunakan COSMED CPET treadmill, kadar asam laktat diukur menggunakan Acutrend, dan denyut jantung yang diukur menggunakan Polar RC3. Hasil pengukuran yang telah dilakukan menunjukkan nilai rata-rata kadar asam laktat 13.4±3.2 mmol.L putri dan 12.3±3.3 mmol.L putra. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara keduanya dengan p-value >0.05. Pada data denyut jantung maksimal (193±7.6 bpm putri dan 192±4.3 bpm putra), tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya dengan p-value >0.05, sedangkan terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada nilai rata-rata VO2max atlet putra dan putri yaitu 45.2±3.6 mL/(kg.min) putri dan 56.4±5.7 mL/(kg.min) putra, dengan p-value <0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada kadar VO2max antara atlet putra dan putri, namun tidak ada perbedaan yang signifikan pada kadar asam laktat dan denyut jantung. Tentunya perbedaan kadar VO2max yang cukup besar antara putra dan putri akan sangat berpengaruh terhadap performa di lapangan. Dengan hasil ini diharapkan para pelatih mampu merancang program latihan yang tepat untuk atlet agar mampu meminimalkan jarak perbedaan kadar VO2max antara putra dan putri sehingga performa altet putri mampu menunjang dan mengimbangi performa atlet putra.
Kebiasaan untuk beraktivitas fisik sejak dini berperan penting dalam membangun gaya hidup yang sehat serta derajat kebugaran di kemudian hari. Riset ini berupaya untuk mengetahui sebarapa besar tingkat aktivitas fisik siswa SMA di Jawa Barat, yang pada akhirnya dijadikan acuan dan tolak ukur dalam pembuatan kebijakan dilingkungan olahraga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupana random sampling, tersebar di 5 kota/kab yang ada di Jawa Barat. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Data tingkat aktivitas fisik didapatkan dari kuesnioner IPAQ (International Physical Activity Questionnaire). Hasil dari kuesioner tersebut rata-rata tingkat aktivitas fisik dalam kategori tinggi, dengan nilai metabolic equivalent (METs) 3520.2 (±2774.3). Paling tinggi tingkat aktivitas fisik di Kota Tasikmalaya, sedangkan paling rendah ada di Kabupaten Kuningan. Namun dari kelima kota tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulannya kategori tingkat aktivitas fisik siswa SMA Jawa Barat tinggi, namun ada beberapa catatan karena mereka memiliki durasi duduk yang cukup tinggi serta kebiasaan bermain permainan daring yang terlalu sering.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.