This study explores urbanization and flood events in the northern coast of Central Java with river basin as its unit of analysis. Two types of analysis were applied (i.e., spatial data and non-spatial data analysis) at four river basin areas in Central Java—Indonesia. The spatial analysis is focused on the assessment of LULC change in 2009–2018 based on Landsat Imagery. The non-spatial data (i.e., rural-urban classification and flood events) were overlaid with results of spatial data analyses. Our findings show that urbanization, as indicated by the growth rate of built-up areas, is very significant. Notable exposure to flood has taken place in the urban and potentially urban areas. The emerging discussion indicates that river basins possess dual spatial identity in the urban system (policy- and land-use-related). Proper land use planning and control is an essential instrument to safeguard urban areas (such as the case study area) and the entire island of Java in Indonesia. More attention should be put upon the river basin areas in designing eco-based approach to tackle the urban flood crises. In this case, the role of governance in flood management is crucial.
Abstrak: Pertambahan penduduk dan perkembangan Kota Semarang yang mengarah hingga ke daerah pinggiran (wilayah peri-urban) menyebabkan kebutuhan lahan di area pinggiran kota semakin meningkat. Adanya alih fungsi lahan terutama lahan pertanian tentunya menyebabkan terjadinya perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat disana. Dari alih fungsi lahan tersebut sangat dimungkinkan terjadi perubahan matapencaharian penduduk. Dari yang semula menjadi petani, menjadi bukan petani, atau bahkan menjadi pengangguran. Jika dibiarkan terus-menerus, hal tersebut dapat mengancam keberlanjutan sistem livelihood masyarakat peri-urban khususnya petani. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun (nonpertanian) dan menganalisis kondisi sosial ekonomi masyarakat terkait alih fungsi lahan pertanian di sana. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan analisis spasial untuk menghitung luas perubahan lahan dan menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di tiap lokasi, serta analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif komparatif untuk menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat terkait alih fungsi lahan. Teknik sampling yang dipakai menggunakan Metode Stratified Random Sampling yang membagi populasi menjadi kelompok berdasarkan jenis pekerjaan yaitu petani dan bukan petani dengan jumlah sampel 69 responden. Berdasarkan hasil penelitian, alih fungsi lahan pertanian terjadi secara progresif pada aera-area pengembangan seperti pada area dekat pusat kota, pada kawasan pendidikan, dan pada koridor yang merupakan pintu masuk ke Kecamatan Gunungpati. Bagi petani yang kehilangan lahan sawahnya mayoritas mengalami penurunan pendapatan. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan dan ketrampilan para petani yang terbatas atau tergolong rendah sehingga mereka tidak dapat mengakses pekerjaan formal. Selain itu, karena hilangnya lahan pertanian, saat ini mereka mencari kegiatan ekonominya masing-masing secara berbeda. Adanya perbedaan aktivitas ekonomi dan didorong masuknnya penduduk pendatang pada area mereka membuat kekerabatan antar warga menjadi memudar.Kata kunci: alih fungsi, lahan pertanian, peri-urban, sosial ekonomi 1 Korespondensi Penulis: Magister Pembangunan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Semarang
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.