2013
DOI: 10.14710/jwl.1.2.175-188
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Identifikasi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Daerah Pinggiran di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

Abstract: Abstrak: Pertambahan penduduk dan perkembangan Kota Semarang yang mengarah hingga ke daerah pinggiran (wilayah peri-urban) menyebabkan kebutuhan lahan di area pinggiran kota semakin meningkat. Adanya alih fungsi lahan terutama lahan pertanian tentunya menyebabkan terjadinya perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat disana. Dari alih fungsi lahan tersebut sangat dimungkinkan terjadi perubahan matapencaharian penduduk. Dari yang semula menjadi petani, menjadi bukan petani, atau bahkan menjadi pengangguran. Jik… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
4
1

Citation Types

0
12
0
23

Year Published

2017
2017
2023
2023

Publication Types

Select...
9
1

Relationship

0
10

Authors

Journals

citations
Cited by 40 publications
(35 citation statements)
references
References 0 publications
0
12
0
23
Order By: Relevance
“…Sementara usaha untuk memenuhi permintaan pangan dari waktu ke waktu menghadapi kendala yang semakin kompleks, salah satu diantaranya adalah keterbatasahan lahan pertanian akibat meningkatnya alih fungsi lahan pertanian. Alih fungsi lahan pertanian merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari bagi kota-kota besar (Dewi & Rudiarto, 2013), terjadi salah satunya dikarenakan meningkatnya kegiatan membuka usaha di sektor non pertanian (Dewi & Sarjana, 2015). Oleh karena itu, upaya memenuhi kebutuhan pangan dalam kondisi keterbatasan lahan pertanian dapat dilakukan dengan memanfaatkan secara optimal lahan pekarangan disekitar tempat tinggal untuk menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi seperti dengan menanan tanaman pangan, tanaman obat-obatan, tanaman hias dan sebagainya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sementara usaha untuk memenuhi permintaan pangan dari waktu ke waktu menghadapi kendala yang semakin kompleks, salah satu diantaranya adalah keterbatasahan lahan pertanian akibat meningkatnya alih fungsi lahan pertanian. Alih fungsi lahan pertanian merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari bagi kota-kota besar (Dewi & Rudiarto, 2013), terjadi salah satunya dikarenakan meningkatnya kegiatan membuka usaha di sektor non pertanian (Dewi & Sarjana, 2015). Oleh karena itu, upaya memenuhi kebutuhan pangan dalam kondisi keterbatasan lahan pertanian dapat dilakukan dengan memanfaatkan secara optimal lahan pekarangan disekitar tempat tinggal untuk menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi seperti dengan menanan tanaman pangan, tanaman obat-obatan, tanaman hias dan sebagainya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Konversi lahan pertanian menjadi lahan bukan pertanian merupakan ancaman yang cukup nyata. Beberapa penelitian telah melaporkan hal ini seperti penelitian yang dilakukan oleh Sunartomo (2015), Dewi dan Rudianto (2013), Hidayat (2008), dan Irawan (2005). Dampak konversi ini bukan hanya serta ekonomi (Sunartomo, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun untuk aktivitas nonpertanian hal ini menyebabkan terjadi perubahan struktur sosial dan ekonomi dalam masyarakat, perubahan ini berupa kekerabatan antar warga yang memudar dan bagi petani yang kehilangan lahan pertaniannya berupa penurunan pendapatan karena tingkat pendidikan dan keterampilan para petani yang terbatas yang menyebabkan mereka tidak mampu mengakses pekerjaan formal (Dewi & Rudianto, 2013). Hal serupa juga ditemukan oleh Janah et al, (2017) (Tanrivermis, 1988 (Puspitasari dkk., 2014).…”
Section: Pendahuluanunclassified