Asupan karbohidrat merupakan penentu utama kestabilan kadar glukosa pasien dengan DM tipe 1. Carbohydrate counting sebagai teknik pengaturan diet pasien dengan DM tipe 1 diketahui memiliki fleksibilitas dalam kontrol glukosa darah melalui pengaturan jumlah asupan karbohidrat dan dosis insulin, namun tetap dibutuhkan pemahaman yang baik terkait praktik carbohydrate counting agar tercapai target kontrol glukosa darah. Tujuan: Artikel ini bertujuan mereview hasil penelitian sebelumnya terkait manfaat terhadap kontrol metabolik dan ukuran tubuh, serta bagaimana praktik pemberian edukasi terkait carbohydrate counting pada pasien Diabetes Melitus tipe 1. Diskusi: Carbohydrate counting memberikan dampak terhadap HbA1c, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, kualitas hidup, dan kepuasan terhadap terapi yang diterima pada pasien Diabetes Melitus tipe 1. Pengaruh carbohydrate counting bergantung pada usia, pengaturan makanan yang dilakukan, kemampuan menghitung kebutuhan ideal insulin, pemberian edukasi dan kesiapan pasien dalam melakukan carbohydrate counting, dukungan keluarga serta intervensi tambahan yang diberikan untuk mendukung perbaikan kontrol metabolik. Penggunaan Automated Bolus Calculator (ABC) bersamaan dengan carbohydrate counting dan Food Insulin Index (FII) diperkirakan mampu mendukung efektivitas terapi Diabetes Melitus tipe 1. Kesimpulan: Carbohydrate counting dapat meningkatkan kontrol metabolik pasien Diabetes Melitus tipe 1 pada anak-anak, remaja maupun dewasa dan dapat memfasilitasi penurunan berat badan. Dibutuhkan penekanan edukasi berkelanjutan oleh registered dietisien menggunakan media dalam menentukan jumlah porsi, dosis insulin dan melibatkan orang tua untuk meningkatkan akurasi carbohydrate counting pada anak dan remaja. Kombinasi penggunaan Automated Bolus Calculator (ABC) dan Flexible Intensive Insulin Therapy (FIIT) dapat meningkatkan efektivitas penerapan carbohydrate counting pada terapi DM tipe 1.
ABSTRAKLatar Belakang; Hidden hunger atau kelaparan tersembunyi ditandai dengan kekurangan zat gizi mikro yaitu vitamin & mineral. Masalah ini menjadi tantangan baru yang harus diselesaikan di Indonesia. Tujuan; untuk menganalisis konsumsi pangan dan densitas gizi penduduk wanita dewasa Indonesia. Metode; dilakukan dengan menganalisis data Survei Konsumsi Makanan Indonesia (SKMI) 2014 yang dikumpulkan menggunakan metode food recall 24 jam. Jumlah subjek sebanyak 31746 wanita dewasa di Indonesia. Kecukupan zat gizi dihitung menggunakan metode dari Institute of Medicine. Zat gizi yang dianalisis meliputi energi, protein, kalsium, besi, seng, vitamin A dan C. Hasil; rata-rata konsumsi pangan penduduk dewasa Indonesia sebagian besar berasal dari kelompok pangan padi-padian sebanyak 245.4±113.2 g. Kelompok pangan yang paling sedikit dikonsumsi penduduk dewasa adalah gula sebanyak 13.1±16.7 g. Tingkat kecukupan energi, protein, kalsium, besi, seng, vitamin A dan C berturut-turut sebesar 82%, 104.9%, 79.8%, 103.6%, 69.2%, 119.9% and 63.6%,. Densitas protein, kalsium, seng, vitamin A dan vitamin C belum sesuai dengan standar FAO. Kesimpulan; Tingkat kecukupan dan densitas beberapa zat gizi mikro wanita Indonesia masih rendah sehingga kualitas konsumsi pangannya perlu ditingkatkan khususnya konsumsi pangan hewani, kacang-kacangan, buah dan sayur sebagai sumber zat gizi mikro.
Masalah gizi yang terjadi pada remaja umumnya disebabkan oleh pola konsumsi pangan yang tidak sesuai dengan pola konsumsi gizi seimbang. Salah satu usaha untuk memperbaiki pola konsumsi dapat dilakukan dengan edukasi gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tele-nutrition education terhadap variasi makanan pokok, konsumsi protein hewani, protein nabati, sayur, buah, gula, garam, dan lemak minyak pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan rancangan one group pre-test post-test. Jumlah sampel penelitian sebanyak 49 orang. Data pola konsumsi diukur dengan metode SQ-FFQ. Analisis data menggunakan uji Paired sample t-test dan uji Wilcoxon. Hasil analisis menunjukan ada pengaruh tele-nutrition education pada konsumsi buah (p=0,005), konsumsi gula (p=0,000) dan konsumsi lemak minyak (p=0,000). Tidak ada pengaruh pada variasi makanan pokok (p=0,155), konsumsi protein hewani (p=0,198), konsumsi protein nabati (p=0,885), konsumsi sayur (p=0,413) dan konsumsi garam (p=0,052). Ada pengaruh antara tele-nutrition education terhadap konsumsi buah, gula dan lemak minyak. Tidak ada pengaruh antara tele-nutrition education terhadap variasi makanan pokok, konsumsi protein hewani, protein nabati, sayur dan garam.
The objectives of this study was to analyze food consumption and nutrient density of adults male aged 19-49 years old in Indonesia. This study was carried out through analyzing a consumption data set of Total Diet Study (SDT) of Indonesian Ministry of Health which were collected using 24-hour food recall method. The final subjects included for this study were 26268 male. The nutrients adequacy were assessed based on Institute of Medicine calculation. The nutrients analyzed include energy, protein, calcium, iron, zinc, vitamin A and vitamin C. The average food consumption of Indonesian adult male population is mostly from the grains food group of 305.0 g. The food group that was consumed the least by the adult population was oily seeds as much as 18.1 g. The adequacy of energy, protein, calcium, iron, zinc, vitamin A and vitamin C were 81.4%, 108.3%, 105.5%, 159.4%, 64.8%, 107.7% and 54.6%, respectively. The nutrient density of protein, Ca, Zn, vitamin A and vitamin C were still under the recommendation. It means that food consumption quality of Indonesian adults need to be improved. Considering the inadequate intake of some micronutrients in Indonesian adults male, it is necessary to increase the consumption of animal food, legumes, fruits and vegetables as sources of micronutrients.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.