Penyakit yang disebabkan oleh jamur sering ditemui salah satunya yaitu infeksi pada vulva atau vagina (kandidiasis vulvovaginalis) dikarenakan pertumbuhan yang tidak terkendali dari jamur Candida sp., terutama Candida albicans. . Kandidiasis vulvovaginalis merupakan penyebab keputihan yang paling sering, prevalensinya sebesar 40%, dengan karakteristik cairan yang keluar biasanya kental, putih seperti susu, bau, dan disertai rasa gatal yang hebat pada kemaluan. Berdasarkan kajian fitofarmaka, diduga tanaman kesum memiliki aktivitas antiviral, antibakteri, antijamur, antioksidan, antikanker dan antiulcer. Tanaman daun kesum dapat digunakan sebagai obat yang diakibatkan oleh jamur. Daun kesum (Polygonum minus Huds.) mengandung senyawa-senyawa metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai antifungi. Metabolit sekunder tersebut berupa flavonoid, aldehid, terpenoid, gerniol dan senyawa fenolik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah koloni jamur Candida albicans pada plate yang diberikan perasan daun kesum (Polygonum minus Huds), aktivitas air perasan daun kesum (Polygonum minus Huds) dan menganalisis pengaruh air perasan daun kesum (Polygonum minus Huds) terhadap daya hambat pertumbuhan jamur Candida albicans metode dilusi. Metodologi penelitian ini merupakan Quasi Experimental Design. Berdasarkan Uji Anova Aktivitas Air Perasan Daun Kesum (Polygonum minus Huds) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans Metode Dilusi diperoleh tingkat signifikansi p = 0,000 < α (0,05) dan dinyatakan bahwa H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang nyata (signifikan) antara variabel bebas (air perasan daun kesum) terhadap variabel terikat (pertumbuhan jamur Candida albicans).
Manihot esculenta crantz containing compounds that are useful for body also contain cyanogenic glucoside compounds that are toxic or better known by the named of blue poison. To reduce cyanide levels in manihot esculenta crantz can be done by soaking in water by adding NaHCO3 or better known baking soda. The purpose of this research is to know the difference of cyanide acid content in manihot esculenta crantz before and after soaking with NaHCO3 solution concentration in 5, 10 and 15% during 12 hours. The method of determination of cyanide acid content used by ion selective electrode with 24 samples are determined by purposive sampling. While research method used in this research is quasi experiment. Based on the results of the research, the average yield rate cyanide acid of manihot esculenta crantz before soaking is 43.58 mg / kg, after soaking with 5% NaHCO3 solution during 12 hours is 15.62 mg / kg, after soaking with 10% NaHCO3 solution during 12 hours is 10.90 mg / kg, and after soaking with 15% NaHCO3 solution during 12 hours is 7.22 mg / kg. From the results the data then analyzed statistically using one way anava test obtained p = 0,000 (p <0,05) that there is a difference of cyanide acid content in manihot esculenta crantz before and after soaking with NaHCO3 solution concentration 5, 10 and 15 % For 12 hours.Abstrak: Ubi kayu mengandung senyawa yang berguna bagi tubuh dan juga mengandung senyawa glukosida sianogenik yang bersifat racun atau yang lebih dikenal dengan nama racun biru. Untuk menurunkan kadar sianida pada ubi kayu bisa dilakukan dengan cara perendaman didalam air dengan menambahkan NaHCO3 atau yang lebih dikenal dengan nama soda kue. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar asam sianida pada ubi kayu sebelum dan sesudah direndam dengan larutan NaHCO3 konsentrasi 5, 10 dan 15% selama 12 jam. Metode penetapan kadar asam sianida menggunakan elektroda selektif ion dengan jumlah sampel sebanyak 24 buah yang ditentukan secara purposive sampling . Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental semu. Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh hasil rata-rata kadar asam sianida pada ubi kayu sebelum direndam adalah 43,58 mg/kg, sesudah direndam larutan NaHCO3 5% selama 12 jam adalah 15,62 mg/kg, sesudah direndam larutan NaHCO3 10% selama 12 jam adalah 10,90 mg/kg, dan sesudah direndam larutan NaHCO3 15% selama 12 jam adalah 7,22 mg/kg. Dari hasil tersebut data kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji anava one way diperoleh hasil p = 0,000 (p < 0,05) berarti terdapat perbedaan kadar asam sianida pada ubi kayu sebelum dan sesudah direndam dengan larutan NaHCO3 konsentrasi 5, 10 dan 15% selama 12 jam.
— Isolation and identification of active compounds from mentawak fruit (Artocarpus Anisophyllus) used a plant determination test to determine the plant content. Furthermore, the extraction process was carried out to obtain a crude extract of carotenoid pigments by maceration method using n-hexane as solvent. Furthermore, the obtained macerate was carried out by phytochemical tests to determine the content of the active compounds. The TLC test was carried out to confirm the presence of a positive group of compounds on phytochemical screening, and to determine the chromatographic profile of the extract. The identification results showed that the phytochemicals showed that the active compounds contained in macerate were alkaloids, flavonoids, tannins and saponins. The KLT test results obtained an Rf value of 0.875. While the total carotenoid content using a spectrophotometer UV-Vis is 958 µg/ml.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.