Cooking oil generally can be used for 3-4 times frying. If it used repeatedly, oil will be changed in color. When frying process, double bonds in unsaturated fatty acids will break and formed saturated fatty acids. A qualified oil was contained unsaturated fatty acid more than its saturated fatty acids. The use of oil many times will lead the oil double bond oxidized and form the peroxide group and cyclic monomer, such oil reported damage and harm our health. A higher temperature and a longer time of heating, saturated fatty acids level will be increased. Beside repeatedly frying, oil can be damaged by wrong storage for certain period, consequently triglyceride bond broke and form into glycerol and free fatty acids (FFA). Red onion and garlic contain high antioxidant. The benefits that make them become phenomenal in medical research is their potency in against cancer and other dangerous diseases. They also can be used as crucial antioxidant sources in the fight against free radicals in body. Based on study results showed that the average of free fatty acids (FFA) in used cooking oil that added by garlic was 5,29% and red onion was 5,22%. Statistical test gained by computerized data processing with t-test p value>0,05 so it can be concluded that Ha refused by meaning that there was not a difference between number of FFA in used cooking oil which added garlic and red onion. Abstrak: Minyak goreng biasanya bisa digunakan hingga 3 - 4 kali penggorengan. Jika digunakan berulang kali, minyak akan berubah warna. Saat penggorengan dilakukan, ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tak jenuh akan putus membentuk asam lemak jenuh. Minyak yang baik adalah minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dibandingkan dengan kandungan asam lemak jenuhnya. Penggunaan minyak berkali-kali akan membuat ikatan rangkap minyak teroksidasi membentuk gugus peroksida dan monomer siklik, minyak yang seperti ini dikatakan telah rusak dan berbahaya bagi kesehatan. Suhu yang semakin tinggi dan semakin lama pemanasan, kadar asam lemak jenuh akan semakin naik. Selain karena penggorengan berkali-kali, minyak dapat menjadi rusak karena penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu sehingga ikatan trigliserida pecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Bawang merah dan bawang putih sangat tinggi akan kandungan antioksidannya. Manfaat bawang merah dan bawang putih yang membuatnya fenomenal di dunia medis adalah kemampuannya dalam memerangi kanker dan berbagai penyakit berbahaya. Ia juga dapat dijadikan sumber antioksidan yang sangat ampuh untuk memerangi radikal bebas di dalam tubuh. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar rata-rata kadar asam lemak bebas pada minyak goreng bekas yang ditambahkan bawang putih sebesar 5,29% dan bawang merah sebesar 5,22%. Hasil uji statistic diperoleh pengolahan data secara komputerisasi melalui uji-t diperoleh nilai p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan kadar bilangan asam lemak bebas pada minyak goreng bekas yang ditambahkan bawang putih dan bawang merah.
Manihot esculenta crantz containing compounds that are useful for body also contain cyanogenic glucoside compounds that are toxic or better known by the named of blue poison. To reduce cyanide levels in manihot esculenta crantz can be done by soaking in water by adding NaHCO3 or better known baking soda. The purpose of this research is to know the difference of cyanide acid content in manihot esculenta crantz before and after soaking with NaHCO3 solution concentration in 5, 10 and 15% during 12 hours. The method of determination of cyanide acid content used by ion selective electrode with 24 samples are determined by purposive sampling. While research method used in this research is quasi experiment. Based on the results of the research, the average yield rate cyanide acid of manihot esculenta crantz before soaking is 43.58 mg / kg, after soaking with 5% NaHCO3 solution during 12 hours is 15.62 mg / kg, after soaking with 10% NaHCO3 solution during 12 hours is 10.90 mg / kg, and after soaking with 15% NaHCO3 solution during 12 hours is 7.22 mg / kg. From the results the data then analyzed statistically using one way anava test obtained p = 0,000 (p <0,05) that there is a difference of cyanide acid content in manihot esculenta crantz before and after soaking with NaHCO3 solution concentration 5, 10 and 15 % For 12 hours.Abstrak: Ubi kayu mengandung senyawa yang berguna bagi tubuh dan juga mengandung senyawa glukosida sianogenik yang bersifat racun atau yang lebih dikenal dengan nama racun biru. Untuk menurunkan kadar sianida pada ubi kayu bisa dilakukan dengan cara perendaman didalam air dengan menambahkan NaHCO3 atau yang lebih dikenal dengan nama soda kue. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar asam sianida pada ubi kayu sebelum dan sesudah direndam dengan larutan NaHCO3 konsentrasi 5, 10 dan 15% selama 12 jam. Metode penetapan kadar asam sianida menggunakan elektroda selektif ion dengan jumlah sampel sebanyak 24 buah yang ditentukan secara purposive sampling . Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental semu. Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh hasil rata-rata kadar asam sianida pada ubi kayu sebelum direndam adalah 43,58 mg/kg, sesudah direndam larutan NaHCO3 5% selama 12 jam adalah 15,62 mg/kg, sesudah direndam larutan NaHCO3 10% selama 12 jam adalah 10,90 mg/kg, dan sesudah direndam larutan NaHCO3 15% selama 12 jam adalah 7,22 mg/kg. Dari hasil tersebut data kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji anava one way diperoleh hasil p = 0,000 (p < 0,05) berarti terdapat perbedaan kadar asam sianida pada ubi kayu sebelum dan sesudah direndam dengan larutan NaHCO3 konsentrasi 5, 10 dan 15% selama 12 jam.
The main problem faced by the Indonesian nation is the deficit of oil fuel as asource of fossil energy besides Indonesian also difficulties in handling waste. Organic waste contains starch, sugar, and hemiselulosa. Sugar is fermented into bioethanol as a fuel subtitute. The purpose of this study was to seethe effect of hausehold organic waste hydrolysis to produce large bioethanol, the hydrolysis used was by heating temperatur hydrolysise 1000C and by using presto. Fermentation is carried out using 3 % yeast tape for 6 day. To obtain fermentation ethanol in distilation. From the research results obtained the highest levels of heating using presto of 19,22. Statistical test using wilcoxon test showed a difference with significance value p = 0.00 (p<0.05). This illustrates the influence of warming temperature on the increase of bioethanol content.Abstrak: Masalah utama yang dihadapi bangsa Indonesia mengalami defisit bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber energi fosil selain itu Indonesia juga kesulitan dalam penanganan sampah. Sampah organik mengandung pati, gula dan hemiselulose. Gula difermentasi menjadi bio-etanol sebagai pengganti bahan bakar. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh hidrolisis sampah organik rumah tangga sehingga menghasilkan bio-etanol yang besar, hidrolisis yang digunakan adalah dengan cara pemanasan suhu 1000C dan denan menggunakan presto. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan ragi tape 3 % selama 6 hari. Untuk mendapatkan etanol fermentasi di destilasi. Dari hasil penelitian diperoleh kadar tertinggi pada pemanasan menggunakan presto sebesar 19,22 . Uji statistik menggunakan Wilcoxon menunjukan adanya perbedaan dengan nilai signifikansi p=0,000 (p<0,05). Hal ini menggambarkan adanya pengaruh suhu pemanasan terhadap meningkatnya kadar bio-etanol.
Formula milk is a liquid or powder with a specifc formula given to infants and children. Serves as a substitute for breast milk. Formula milk has an important role in baby food because it often acts as the only source of nutrition for infants. Milk includes a high quality protein source. The purpose of this research is to determine the effect of temperature brewing on protein content in formula milk using the KJELDAHL method. This research was an experimental research using quasi-experiment. The samples in this research were 25 samples consisting of 5 treatments with repetition of each treatment 5 times. The examination method used in this research is a Kjeldahl method. From these results, the data obtained were analyzed statistically using a simple linear regression test. The results obtained in this study were the mean protein content of formula milk that was brewed at 40˚C, 50˚C, 60˚C, 70˚C and 80˚C respectively were 5,38%, 5,52%, 5.82%, 5.62% and 5.43%. Based on the results of statistical tests obtain p-value (0.139)> α (0,05) which means that Ha is rejected. Of the result it can be concluded that there is no effect of temperature brewing on protein content in formula milk using KJELDAHL method.Abstrak: Susu formula adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-anak. Berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena seringkali bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Susu termasuk sumber protein berkualitas tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu penyeduhan terhadap kadar protein pada susu formula dengan menggunakan metode kjeldahl. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan quasi experiment. Sampel pada penelitian ini berjumlah 25 sampel yang terdiri dari 5 perlakuan dengan pengulangan setiap perlakuan sebanyak 5 kali. Metode pemeriksaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode KJELDAHL. Dari hasil tersebut, data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji regresi linear sederhana. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu rata-rata kadar protein pada susu formula yang diseduh pada suhu 40˚C, 50˚C, 60˚C, 70˚C dan 0˚C berturut-turut adalah 5,38%, 5,52%, 5,82%, 5,62% dan 5,43%. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p (0,798) > α (0,05) yang berarti bahwa Ha ditolak. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh suhu penyeduhan terhadap kadar protein pada susu formula menggunakan metode KJELDAHL.
Minyak goreng bekas memiliki kadar bilangan asam yang tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan minyak tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penambahan lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) pada minyak goreng bekas terhadap kadar bilangan asam. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu, menggunakan Teknik purposive sampling. Sampel adalah minyak goreng yang telah mengalami proses penggorengan secara berulang yang dibagi menjadi ke dalam 4 kelompok perlakuan dan masing-masing 6 pengulangan sehingga total sampel menjadi 24. Kadar asam lemak bebas diperiksa dengan menggunakan metode alkalimetri. Nilai rata-rata kadar bilangan asam pada kelompok yang terdiri dari tanpa penambahan lidah buaya, dengan penambahan lidah buaya 25 gram, dengan penambahan lidah buaya 50 gram, dan dengan penambahan lidah buaya 75 gram berturut-turut adalah 0,17%, 0,15%, 0,11%, dan 0,09%. Hasil uji regresi linier sederhana memberikan nilai probabilitas 0,000 (p < 0,05) sehingga dinyatakan ada pengaruh penambahan lidah buaya pada minyak goreng bekas terhadap kadar bilangan asam.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.