Ikan asap pinekuhe merupakan suatu produk olahan hasil perikanan yang menjadi ciri khas Kabupaten Kepulauan Sangihe. Produk ini hanya bisa didapatkan di sekitaran Kepulauan Sangihe sehingga menjadi ciri khas daerah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik mutu kimia dari ikan asap pinekuhe. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kali ulangan, dengan variabel pengamatan sebagai berikut; (A) Sampel dari Kecamatan Tahuna, (B) Sampel dari Kecamatan Tabukan Tengah, (C) Sampel dari Kecamatan Manganitu. (D)Sampel dari Kecamatan Tabukan Utara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ikan asap pinekuhe memiliki mutu kimia yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan tidak ada perbedaan signifikan antara tiap-tiap perlakuan/lokasi produksi. Rincian sebagai berikut; Kadar air terendah yaitu 55% dan tertinggi 59%, Kadar NaCl terendah yaitu 0.76% dan tertinggi 1.03%, kadar histamine terendah yaitu 40.9 mg/kg dan tertinggi yaitu 55.1%, Kadar Total Volatil Base Nitrogen (TVB-N) terendah 19.7 mgN/100g dan tertinggi 29.7 mgN/100g.
Ikan asap Pinekuhe merupakan produk perikanan yang diolah secara tradisional oleh nelayan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Staphylococcus epidermis merupakan bakteri patogen yang bersifat oportunistik yaitu menyebabkan infeksi pada manusia yang imunitasnya lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri S. epidermis yang diisolasi dari ikan asap Pinekuhe. Empat puluh isolat sampel dibiakan pada media Manitol salt Agar, dan terduga diuji terhadap pewarnaan Gram, Katalase, Motility dan Koagulase. Terdapat 13 isolat yang teridentifikasi sebagai S. epidermis, yang memiliki karakteristik sebagai Gram positif, berbentuk bulat, bergerombol, berdiameter 0,5μm-1μm, non motil, katalase positif dan tidak memfermentasi Manitol. Dengan demikian, terdapat 32,5% S. epidermis yang mengkontaminasi produk ikan asap Pinekuhe.
AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kontaminasi total mikroba pada beberapa produk ikan segar/mentah di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Hasil
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktifitas anti mikroba dari ekstrak ethanol daun mangrove api-api (avecennia marina) terhadap total mikroba dan staphylococcus epidermidis yang di isolasi dari ikan pinekuhe. Penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut ethanol 57% hasil destilasi dari minuman captikus dan uji aktifitas anti mikroba metode kertas cakram Kirby Bauer. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap dengan parameter konsentrasi ekstrak yaitu 0%, 20%, 40%, 60%, 80% dan kontrol positif kloroamfenikol. Analisis data menggunakan uji normalitas metode Chi square dan dilanjutkan dengan uji nonparametrik Kruskal Wallis. Hasil pengujian aktifitas anti mikroba terhadap total mikroba tidak menunjukan adanya pengaruh nyata, sedangkan terhadap staphylococcus epidermidis menunjukan adanya pengaruh nyata dengan tingkat kepercayaan 95%. Pengaruh tertinggi yaitu pada konsentrasi 80% dengan diameter zona bening rata-rata yaitu 11,67 mm dan terendah yaitu pada konsentrasi 20% dengan diameter zona bening rata-rata yaitu 8,33 mm. Penelitian ini membuktikan bahwa hasil metabolit sekunder daun mangrove api-api yang dikstrak menggunakan ethanol memiliki senyawa aktif yang bersifat antibakteri terhadap staphylococcus epidermidis.
Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan sektor perikanan karena permintaan yang terus meningkat untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor. Untuk meningkatkan nilai tambah dan harga jual, maka pengolahan rumput laut menjadi produk karaginan perlu dilakukan. Tetapi meskipun rumpu laut cukup melimpah di Kabupate Sangihe, sejauh ini belum ada penelitian mengenai kualitas tepung karaginan yang diolah dari rumput laut asal pesisir Kabupaten Kepulauan Sangihe. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi KOH yang menghasilkan karaginan terbaik dan mengkarakterisasi sifat fungsional karaginan rumput laut Eucheuma cottonii asal Kampung Bulo, Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe sedangkan manfaat dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang prospek pengembangan usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan prospek usaha karaginan sebagai bahan baku berbagai industri. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan mengamati sifat fungsional dari pesisir Kabupaten Kepulauan Sangihe, prosedur penelitian dilakukan menggunakan dua tahap yaitu pada tahap pertama pengolahan SRC dengan perlakuan konsentrasi potasium hidroksida 4%, 6%, 8% dan 10%, suhu 80°C dan waktu proses 2 jam, tahap kedua yakni analisis sifat fungional dan rendemen. Penggunaan kalium hidroksida pada proses pembuatan SRC telah memenuhi standar mutu. Kisaran nilai rendemen sebesar 48.49-52.04%, nilai kekuatan gel yakni sebesar 279.59-394.22g/cm2, nilai viskositas didapatkan sebesar 22.08-35.79 cP, nilai kadar sulfat berkisar 18.13-25.43%. Nilai sifat fungsional SRC dari rumput laut Eucheuma cottonii asal Kampung Bulo, Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe memenuhi standar yang ditetapkan oleh FAO dan BSN. Seaweed is one of the promising fisheries commodities because of its increasing demand for both domestic and export needs. To increase added value and price, it is necessary to process seaweed into carrageenan products. However, despite the economic potential of carrageenan and the abundance of seaweed in Sangihe Islands, no research has addressed the quality of carrageenan from seaweed of this region. This study aimed to obtain the best KOH concentration for producing the best carrageenan from Euchema cottonii of Bulo village Nusa Tabukan district Sangihe Islands and to characterize its carrageenan functional properties. The benefit of this research included to provide information regarding the prospects of developing seaweed cultivation in the regency and semi refined carrageenan (SRC) supply as raw material for various industries. The functional properties of semi SRC were determined by using two step analyses. First, SRC was treated with different concentration of potassium hydroxide (4%, 6%, 8% and 10%) KOH at 80°C and for 2 hours. Then, it was followed by analysis of SRC’s functional properties and yields. The results showed yield of 48.49 to 52.04%, gel strength of 279.59-394.22g /cm2, viscosity of 22.08-35.79 cP and sulfate content of 18.13-25.43%. These SRC’s functional properties of E. cottonii from Sangihe Islands Regency and the KOH concentration used in this study met the standards set by FAO and BSN.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.