To achieve the purpose of fisheries development the most important thing to note is the development of fishing ports. This research is to assess the service of fishing vessel in PPP Tumumpa concerning: mooring service, loading and unloading service, port and shipping administration services. Primary data in this study were collected by conducting a direct survey to the PPP location. Data obtained from this study were analyzed by using qualitative analysis. The number of fishing vessels based in PPP Tumumpa are 166 ships, 41% of them are between 20-30 GT with 4,5-5,5 in breadths. With harbour length of 50 m, the number of fising vessels, berthing in the same time was only 8-9 ships. During 2016, the least number of ship visits was in February of 89 ships, and the most visits were in October of 233 ships. The mooring activity at PPP Tumumpa needed to queue for 2-3 days. The time required for the uploading and unloding activities is reasonable. The uploading and unloading activities at PPP Tumumpa were very disturbed by some facilities that were not in good condition. Fishery ship administration service in PPP Tumumpa has been running folowing the SOPs.keywords: fishing vessel, unloading and loading, fishing port ABSTRAKUntuk mencapai tujuan pembangunan perikanan hal yang paling penting diperhatikan adalah pelabuhan perikanan. Penelitian ini untuk menilai pelayanan kapal perikanan di PPP Tumumpa menyangkut pelayanan tambat labuh, pelayanan bongkar-muat, pelayanan administrasi pelabuhan dan pelayaran. Data primer dikumpulkan dengan cara melakukan survei langsung ke lokasi PPP, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif.Kapal perikanan yang berpangkalan di PPP Tumumpa sebanyak 166 buah, dan 41% diantaranya berbobot antara 20-30 GT dengan lebar kapal rata-rata 4,5-5,5 m. Dengan panjang dermaga 50 m, jumlah kapal yang dapat berlabuh secara bersamaan hanya sebanyak 8-9 unit. Selang tahun 2016 kunjungan kapal dan penerbitan SPB paling sedikit pada bulan Februari sebanyak 89 kapal dan paling banyak pada bulan Oktober sebanyak 233 kapal. Kegiatan tambat labuh di PPP Tumumpa membutuhkan waktu antre 2-3 hari. Waktu yang dibutuhkan tambat labuh dan melakukan aktivitas bongkar muat sudah sesuai. Kegiatan bongkar muat sangat terganggu karena beberapa fasilitas dalam keadaan rusak. Pelayanan administrasi kapal perikanan di PPP Tumumpa sudah berjalan sesuai tahapan pada SOP.Kata-kata kunci : kapal perikanan, bongkar-muat, pelabuhan perikanan
Perawatan adalah gabungan dari kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga atau mengembalikan suatu peralatan menjadi seperti sediakala pada kondisi yang baik untuk dapat dipergunakan kembali. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan Februari 2015 di Bengkel Latih Kapal Perikanan milik Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan sampel kapal sebanyak 10 kapal ikan yang melaksanakan perbaikan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, dan metode wawancara. Jumlah kapal yang melakukan perbaikan di bengkel: kerusakan ringan 4 unit kapal (40 %), kerusakan sedang 3 unit kapal (30 %), dan kerusakan berat 3 unit kapal (30 %). Lama perbaikan berdasarkan jenis kerusakan kapal adalah kerusakan ringan rata-rata 6 hari, kerusakan sedang rata-rata 9 hari, dan kerusakan berat rata-rata 45 hari. Kata-kata kunci: kerusakan, perbaikan, bengkel perikanan, Politeknik KP Bitung.
Kapal pukat cincin yang terbuat dari fiberglass semakin banyak digunakan. Akan tetapi informasi karakteristik kapal demikian yang dioperasikan di perairan Sulawesi Utara belum banyak tersedia. Penelitian ini dilakukan di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa untuk menggambarkan kembali bentuk kasko kapal pukat cincin 30 GT dan untuk mendapatkan karakteristik hidrostatis kapal tersebut dengan menggunakan program aplikasi Free!Ship. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapal ini cenderung memiliki bentuk lebih tinggi dan panjang dibanding kapal pukat cincin kayu, dan parameter hidrostatis berubah seiring bertambah draft kapal. Displacement, Aw, LCF dan koefisien bentuk akan semakin besar dengan bertambah draft, sedangkan LCB, KMl dan KMt akan menurun seiring bertambah draft kapal.
Perikanan pukat cincin sudah cukup lama berkembang di Sulawesi Utara, namun permasalahan ekonomi usaha penangkapan pukat cincin ini masih belum dapat dituntaskan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah usaha perikanan pukat cincin KM. Genesaret yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tumumpa Manado, Untuk memaksimumkan keuntungan maka harus dinaikkan sampai tingkat yang optimum, setiap biaya per satuan produksi harus diperkecil. Cara lain yang bisa dilakukan adalah menekan biaya operasi sekecil mungkin dalam arti bahwa dapat mengatur proses serta pemanfaatan waktu penangkapan yang tepat. Pendapatan bersih KM. Genesaret pada tahun 2012 sebesar Rp. 3.335.946.250, sedangkan pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.581.622.750, dan Pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.275.993.000. Biaya investasi sejumlah Rp. 475.000.000. Dan biaya Tetap sejumlah Rp. 30.666.700 Analisis Revenue Cost Ratio untuk melihat kelayakan usaha, apakah usaha tersebut memberikan keuntungan atau tidak. Dengan membandingkan pendapatan bersih yang sudah diperoleh dengan biaya yang sudah dikeluarkan. usaha pajeko KM. Genesaret dari tahun 2012 – 2014 memperoleh keuntungan, karena nilai Revenue Cost Ratio lebih besar dari satu. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diperoleh pengusaha lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Jadi satu biaya operasi yang dikeluarkan dalam setiap operasi penangkapan menghasilkan 1 hingga 2 kali lipat keuntungan.
Aktivitas kapal perikanan pukat cincin perlu ditunjang oleh pelabuhan yang memadai, sebaliknya pembangunan suatu pelabuhan perikanan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mendukung keseluruhan kegiatan perikanan tangkap. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji aktivitas kapal-kapal pukat cincin pelagis kecil di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung; dan mengkaji kelayakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan kapal pukat cincin pelagis kecil. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode deskriptif. Aktivitas keluar masuk kapal pukat cincin pelagis kecil ukuran 5-10 GT selama tahun 2013, maksimum terjadi pada bulan Desember yaitu sebanyak 75 kali. Kapal ukuran 11-20 GT, aktivitas maksimum pada bulan Juli sebanyak 25 kali. Kapal ukuran 21-30 GT, aktivitas maksimum pada bulan Juli sebanyak 95 kali. Kapal ukuran 31-50 GT banyak beraktivitas pada bula April-Mei; tetapi panjang dermaga belum mencukupi untuk bersandarnya kapal-kapal pukat cincin pelagis kecil. Tangki solar kapasitas 100 kl masih memadai memenuhi kebutuhan kapal-kapal pukat cincin pelagis kecil. Tetapi produksi es balok dan ketersediaan air bersih belum dapat memenuhi kebutuhan kapal setiap hari.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.