Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan dan sangat reaktif sehingga untuk menjadi stabil ia cenderung akan mengambil elektron dari molekul lain yang menimbulkan ketidaknormalan molekul lain dan memulai reaksi berantai yang dapat merusak jaringan. Radikal bebas ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes melitus dan alzheimer. Oleh karena itu, diperlukan senyawa yang dapat meredam efek negatif dari radikal bebas yaitu antioksidan. Pisang Raja mengandung memiliki aktivitas antioksidan. Kulit pisang mengandung antioksidan yang tinggi dibandingkan dengan dagingnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak kulit pisang raja dengan menggunakan metode uji DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil). Uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit pisang raja dilakukan pada konsentrasi 2,5 ppm, 5 ppm, 7,5 ppm, dan 10 ppm dan vitamin C digunakan sebagai kontrol positif. Absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum yaitu 517 nm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit pisang Raja memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 46,82 ppm.
Diare masih menjadi masalah kesehatan utama di berbagai negara-negara dunia, serta bertanggung jawab terhadap kematian jutaan orang setiap tahunnya. Buah okra (Abelmoschus esculantus L.) merupakan tanaman yang tersebar luas di Sulawesi khususnya Sulawesi Tenggara. Masyarakat Sulawesi Tenggara memanfaatkan buah Okra sebagai sayuran. Buah Okra (Abelmoschus esculantus L.) mengandung senyawa fenolik salah satunya senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang aktivitas buah Okra yang dapat bekerja sebagai antidiare. Penelitian aktivitas buah okra sebagai antidiare belum pernah dilakukan sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efek antidiare buah Okra pada mencit yang diinduksi oleum ricini. Untuk melihat kerusakan lambung yang disebabkan karena pemberian oleum ricini, maka diamati frekuensi dan bentuk dari feses mencit selama 3 jam. Data dianalisis dengan menggunakan uji T dengan nilai P=0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa buah okra memiliki aktivitas sebagai antidiare.
Background: Liver disease is generally still a high prevalence in Indonesia. One of drug-induced liver injury is paracetamol. Banana peel (Musa paradisiaca Sapientum) has flavonoid compounds that could increasing the production of glutathione enzymes in the liver. Objectives: This research aims to determine the activity of banana peel induced by paracetamol. This research is an experimental with pre and post test control group design method. Material and Methods: This research is an experimental with pre and post test control group design method. Group I was given 0.05% Na CMC as negative control, group II was given paracetamol 180 mg/kgBB as induction control group, group III was given banana peel extract at dose 700 mg / kgBB, group IV was given banana peel extract at dose 1400 mg/kgBB, and group V was given banana peel extract at dose 2100 mg/kgBW. Results: The liver damage can be measured by SGOT/SGPT serum levels of rats. SPSS data analysis with Paired sample T test obtained the value of p = 0.003 for SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) and p = 0.000 for SGPT. Conclusions: Both SGOT and SGPT values have p <0.05 which indicates that banana peel (Musa paradisiaca Sapientum) methanol extract has hepatoprotector effect on paracetamol-induced rats.
Kulit semangka (Citrullus lanatus L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas sebagai gastroprotektif dengan kandungan metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid dan fenol yang diketahui dapat melindungi mukosa lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas gastroprotektif dan dosis efektif dari ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus L.) pada tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi aspirin. Jenis penelitian ini adalah analitik eksperimental. Sampel diekstraksi menggunakan metode maserasi. Skrining metabolit sekunder terhadap alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, saponin, steroid dan triterpenoid. Desain hewan uji dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok kontrol negatif diberi Na.CMC 0,5%; kelompok kontrol positif diberi sukralfat dosis 500 mg/5 ml; kelompok kontrol induksi diberi aspirin dosis 1000 mg/kgBB; kelompok perlakuan diberi ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus L.) dengan dosis masing-masing 200, 400 dan 800 mg/kgBB. Metode analisis menggunakan uji Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil uji aktivitas gastroprotektif terhadap tikus (Rattus norvegicus) yang di induksi aspirin menunjukan nilai signifikan p = 0,005<0,05. Efek gastroprotektif ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus L.) menurut analisis data yang membandingkan skor lesi antara ekstrak dosis 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB dengan aspirin dosis 1000 mg/kgBB menunjukan nilai signifikan p = 0,037<0,05. Ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus L.) memiliki aktivitas gastroprotektif dengan dosis efektif 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB pada tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi aspirin.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.