AbstrakPendahuluan: Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) tipe kolesteatom merupakan penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi akibat komplikasinya. Kolesteatom dapat menyebabkan erosi tulang dan kerusakan struktur-struktur di sekitarnya sehingga terjadi komplikasi. Kombinasi antibiotik dan tindakan bedah timpanomastoidektomi menjadi modalitas utama penatalaksanaan kasus OMSK dengan komplikasi. Laporan Kasus: Dilaporkan satu kasus seorang laki-laki 18 tahun dengan keluhan sakit kepala hebat disertai dengan penurunan kesadaran dan wajah mencong. Pada pasien terdapat riwayat telinga berair dan penurunan pendengaran. Pasien didiagnosis sebagai OMSK auris dektra dengan kolesteatom disertai komplikasi meningitis dan paresis nervus fasialis perifer. Pasien diterapi dengan antibioik dosis tinggi dan dilakukan tindakan timpanomastoidektomi dinding runtuh dengan dekompresi nervus fasialis. Kesimpulan: Penatalaksaan segera dan tepat pada OMSK dengan komplikasi dapat meningkatkan angka kesembuhan dan mencegah kematian. Abstract Introduction: Chronic suppurative otitis media (CSOM) with cholesteatoma type is a disease with high morbidity and mortality due to its complications. Cholesteatoma cause bone erosion and damage to the surrounding structures and resulting in complications. The combination of antibiotics and tympanomastoidectomy surgery becomes main modality for management of ofCSOM cases with complications. Case Report:A case of an 18-year-old man with severe headache accompanied by a decrease of conciousness and a skew face. The patient has history of discharge came out from the ear and decrease of hearing. Patient was diagnoseed as CSOM at right ear with cholesteatoma aaccompanied by meningitis and paralysis of facial nerve. Patient was treated with high-dose antibiotic and performed a canal wall down tympanomastoidectomy with decompression of facial nerve. Conclusions: Immediate and appropriate management of CSOM with complications can improve cure rates and prevent mortality.
Background: The cause of Nasopharungeal Carcinoma (NPC) is an interaction of multiple factors. The main etiologic factors are Epstein-Barr virus (EBV) infection which interacts with genetic susceptibility, and environmental factors. The growth of malignancy due to the virus is largely determined by the host immune response. Human leukocyte antigen (HLA) plays a significant role in presenting viral antigens, which is the key in determining the impact of the host immune response against this viral infection. Purpose: To discuss the role of HLA in NPC. Literature review: Individuals with specific HLA alleles may experience a decreased ability to present viral antigens and be less efficient in triggering an immune response against EBV-infected cells resulting in increased susceptibility to NPC and vice versa, so those specific HLA alleles may be protective. Various studies have reported the association of HLA alleles with NPC. The results of these studies are not always consistent. In the study of HLA class I, HLA-A2 and HLA-B46 alleles were the most consistently increasing frequency in NPC, while HLA-A11, HLA-B13, and HLA-B27 alleles were associated with a decreased risk of NPC. The HLA-DRB1*03, *08, *09, and *10 alleles contributed to susceptibility to NPC, while the HLA-DRB1*11 and *12 alleles were protective factors against NPC. Conclusion: Genetic factors are important risk factors for NPC, many studies have consistently reported the role of HLA in the pathogenesis of NPC, where specific HLA alleles cause susceptibility to NPC growth, but several HLA alleles are also associated with a reduced risk of NPC.ABSTRAKLatar belakang: Penyebab terjadinya Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan interaksi dari beberapa faktor. Faktor etiologi utama adalah infeksi virus Epstein-Barr (EBV) yang berinteraksi dengan kerentanan genetik, dan faktor lingkungan. Pertumbuhan keganasan akibat virus sangat ditentukan oleh respon imun host. Human Leucocyte Antigen (HLA) berperan penting dalam penyajian antigen virus, yang merupakan kunci dalam menentukan dampak respon imun host terhadap infeksi virus ini. Tujuan: Membahas peran HLA pada KNF. Tinjauan pustaka: Individu dengan alel HLA spesifik dapat mengalami penurunan kemampuan untuk mempresentasikan antigen virus dan kurang efisien dalam memicu respon imun terhadap sel yang terinfeksi EBV yang mengakibatkan peningkatan kerentanan terhadap KNF dan sebaliknya, sehingga alel HLA tertentu mungkin bersifat protektif. Berbagai penelitian telah melaporkan hubungan alel HLA dengan KNF. Hasil dari berbagai penelitian tersebut tidak selalu konsisten. Pada studi HLA kelas I, alel HLA-A2 dan HLA-B46 adalah yang paling konsisten frekuensinya meningkat pada KNF, sedangkan alel HLA-A11, HLA-B13 dan HLA-B27 dikaitkan dengan penurunan risiko KNF. Alel HLA-DRB1*03, *08, *09 dan *10 berkontribusi terhadap kerentanan terhadap KNF, sedangkan alel HLA-DRB1*11 dan *12 merupakan faktor protektif terhadap KNF. Kesimpulan: Faktor genetik merupakan faktor risiko penting pada KNF, berbagai penelitian konsisten melaporkan peran HLA dalam patogenesis KNF, di mana alel HLA tertentu menyebabkan kerentanan terhadap pertumbuhan KNF, sementara beberapa alel HLA juga terkait dengan penurunan risiko KNF.
Acute Low-tone Sensorineural Hearing Loss (ALHL) merupakan ketulian mendadak sensorineural pada nada rendah dengan penyebab yang tidak diketahui secara jelas (idiopatik) dan tidak disertai dengan keluhan vertigo. Tujuan: Melaporkan ALHL sebagai salah satu kegawatdaruratan di bagian telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher (THT-KL) yang memerlukan tindakan penanganan yang cepat. Diagnosis dini dan penatalaksanaan segera pada kasus ALHL dapat meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan risiko ketulian permanen pada pasien. Kasus: Dilaporkan seorang pasien perempuan 22 tahun dengan diagnosis Acute Low-tone Sensorineural Hearing Loss telinga kanan. Pasien datang dengan keluhan telinga berdengung, telinga terasa penuh, penurunan pendengaran tanpa disertai dengan pusing berputar. Pasien diberikan terapi kombinasi kortikosteroid dengan terapi tambahan lainnya dan menunjukkan perbaikan komplit dalam 2 minggu terapi. Simpulan: Pemberian terapi yang cepat dan tepat (terapi inisial) dapat memberikan perbaikan yang maksimal pada pasien dengan ALHL. Evaluasi terapi awal sangat berpengaruh terhadap prognosis jangka panjang pasien ALHL, terutama evaluasi pada satu bulan pertama.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.